Pengertian Aktor – Sejarah, Teknik, Jenis dan Keterampilan

Aktor memiliki tugas untuk memainkan karakter pada produksi televisi, film, radio atau teater untuk kepentingan informasi atau hiburan. Meski begitu, tidak seluruh aktor akan tampil pada film layar lebar.

Kebanyakan aktor justru akan tampil pada produksi yang lebih kecil seperti iklan, teater kecil atau figuran pada film atau acara televisi.

Pengertian Aktor

Aktor merupakan orang yang memerankan karakter di dalam suatu pertunjukkan. Dulu di Yunani serta Romawi Kuno, dunia abad pertengahan serta zaman William Shakespeare, hanya pria saja yang bisa menjadi aktor.

Sedangkan untuk peran perempuan biasanya juga akan dimainkan oleh pria. Sementara di Roma Kuno mengozonkan pemain panggung wanita meski hanya sedikit yang diberikan izin untuk berbicara.

Sesudah Restorasi Inggris pada tahun 1660, wanita kemudian mulai bisa tampil di Inggris. Sedangkan di zaman modern terutama pada pantomim serta beberapa operasi, perempuan terkadang bisa memerankan peran pria.

Sejarah Aktor

Aktor pertunjukkan pertama yang tercatat ada i 534 SM pada saat pemain Yunani Thespis naik ke panggung di Teater Dionysus untuk menjadi orang pertama yang mengucapkan kata-kata sebagai tokoh di dalam cerita atau drama.

Sebelum aksi Thespis, cerita Yunani hanya bisa diekspresikan dalam tarian, lagu serta narasi orang ketiga. Untuk menghormati Thespis, maka aktor umumnya akan disebut dengan Thespians.

Pada aktor eksklusif pria di teater Yunani Kuni akan tampil pada 3 jenis drama yakni komedi, tragedi serta sandiwara satir. Teater barat kemudian berkembang dengan pesat di bawah Romawi.

Teater Romawi Kuno merupakan bentuk seni yang berkembang serta beragam. Dari mulai pertunjukan festival teater jalanan, tarian, akrobat sampai pementasan komedi situasi dan tragedi gaya tinggi yang rumit secara verbal.

Teknik Aktor

1. Akting Klasik

Akting klasik merupakan filosofi akting yang mengintegrasikan ekspresi suara, tubuh, personalisasi, imajinasi, improvisasi, rangsangan eksternal serta analisis naskah.

Ini didasari pada teori serta sistem aktor dan sutradara klasik terpilih termasuk Konstantin Stanislavski serta Michel Saint Denis. Dalam sistem Stanislavski juga dikenal sebagai metode Stanislavski, aktor menggunakan perasaan serta pengalaman sendiri ketika menyampaikan kebenaran karakter yang sedang digambarkan.

Aktor menempatkan diri mereka di dalam pola pikir karakter untuk menemukan kesamaan sehingga bisa memberi penggambaran karakter yang lebih asli.

2. Metode Akting

Metode akting merupakan rangkaian teknik yang didasarkan pada pelatihan aktor untuk mendapatkan karakterisasi yang lebih baik dari karakter yang mereka mainkan seperti yang dirumuskan Lee Strasberg.

3. Metode Strasberg

Metode Starsberg didasarkan pada gagasan jika untuk mengembangkan pemahaman emosional serta kognitif mengenai peran, maka aktor harus memakai pengalaman mereka sendiri untuk mengidentifikasi secara pribadi dengan karakter mereka.

4. Teknik Meisner

Teknik Meisner mengharuskan aktor untuk fokus seluruhnya pada aktor lain seolah-olah ia nyata dan mereka hanya ada pada saat tersebut. Ini merupakan metode yang membuat aktor dalam adegan terlihat lebih otentik untuk penonton.

Ini juga didasarkan pada prinsip jika akting menemukan ekspresinya dalam respons orang pada orang lain serta kondisinya.

Jenis Aktor

Aktor yang bekerja pada film, teater, televisi serta radio harus bisa mempelajari keterampilan khusus. Teknik yang bekerja dengan baik pada satu jenis akting mungkin tidak bisa bekerja dengan baik untuk jenis akting lainnya. Berikut adalah beberapa jenis dari aktor:

1. Aktor Teater

Untuk bisa berakting di panggung, maka aktor harus mempelajari arah panggung yang muncul pada naskah. Arahan tersebut didasarkan pada sudut pandang aktor ketika berdiri di atas panggung menghadap penonton.

Aktor juga harus belajar arti dari arah panggung yakni Upstage atau menjauh dari penonton dan Downstage atau ke arah penonton. Aktor teater harus belajar tentang blocking yakni di mana dan bagaimana aktor berherak di atas panggung ketika sedang bermain.

2. Aktor Film

Dari tahun 1894 sampai akhir 1920-an, film yang ada merupakan film bisu. Aktor film bisu lebih menekankan pada bahasa tubuh serta ekspresi wajah sehingga penonton bisa memahami apa yang dirasakan serta digambarkan aktor pada layar.

Aktor film harus bisa belajar untuk membiasakan diri serta merasa nyaman dengan kamera yang ada di depan mereka. Aktor film harus belajar untuk menemukan tanda di dalam diri mereka.

Ini merupakan posisi pada lantai yang ditandai dengan selotip. Posisi tersebut merupakan tempat lampu serta fokus kamera akan dioptimalkan. Aktor film juga harus belajar bagaimana mempersiapkan diri dengan baik serta melakukan tes layar dengan baik.

3. Aktor Televisi

Di televisi, umumnya akan ada beberapa kamera miring pada lokasi syuting. Aktor yang baru mengenal akting di layar bisa kebingungan mengenai kamera mana yang harus dilihat.

Aktor TV harus belajar cara memakai mikrofon lav dan konsep bingkai. Istilah bingkai sendiri mengacu ke area yang ditangkap lensa kamera.

Di dalam industri akting, ada 4 jenis peran telebisi ang bisa diperoleh seseorang dari suatu acara. Semua jenis bervariasi dalam segi frekuensi penampilan, keunggulan serta bayarannya.

Pengetahuan yang Harus Dimiliki Aktor

1. Komunikasi dan Media

Pengetahuan mengenai media komunikasi, produksi dan teknik serta metode penyebaran sangat penting untuk dipelajari oleh seorang aktor.

Ini juga termasuk cara alternatif untuk memberikan informasi serta menghibur lewat lisan, tulisan atau media visual.

2. Bahasa Asing

Pengetahuan mengenai struktur serta konten dari bahasa asing selain bahasa Inggris juga harus dipelajari. Ini juga termasuk arti serta pengejaan kata, aturan komposisi serta tata bahasa sekaligus pelafalanna.

3. Psikologi

Pengetahuan berikutnya yang harus dikuasai seorang aktor adalah psikologi. Ini merupakan pengetahuan mengenai kinerja serta perilaku manusia, perbedaan kemampuan kepribadian serta minat individu.

4. Seni Murni

Seni murni merupakan pengetahuan mengenai teori serta teknik yang diperlukan untuk menciptakan, memproduksi serta melakukan karya termasuk seni visual, tarian, drama serta pahatan.

Keterampilan Aktor

1. Aktif Belajar

Aktor harus bisa memahami implikasi informasi baru sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyelesaian masalah saat ini atau masa yang akan datang.

2. Aktif Mendengarkan

Aktor harus bisa memberikan perhatian penuh untuk perkataan orang lain, bisa menyisihkan waktu untuk memahami poin yang disampaikan, mengajukan pertanyaan dengan wajar serta tidak menyela di waktu yang kurang tepat.

3. Berpikir Dengan Kritis

Aktor harus bisa memakai logika serta penalaran untuk mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan dari solusi alternatif, kesimpulan atau pendekatan permasalahan yang ditangani.

Kemampuan yang Harus Dimiliki Aktor

  • Koordinasi tubuh: Kemampuan mengkoordinasikan gerakan kaki, lengan serta badan secara bersamaan ketika semua tubuh bergerak.
  • Koordinasi anggota tubuh: Kemampuan untuk mengkoordinasikan dua atau lebih anggota tubuh. Seperti kedua lengan, kedua kaki atau satu lengan dan satu kaki.
  • Pemahaman lisan: Kemampuan mendengarkan serta memahami infomasi serta ide yang disampaikan lewat kata serta kalimat lisan.
  • Ekspresi lisan: Kemampuan mengkomunikasikan informasi serta ide pada saat berbicara sehingga orang lain bisa memahami maksud yang disampaikan.
  • Kejelasan berbicara: Kemampuan berbicara secara jelas supaya orang lain bisa mengerti apa yang sedang dibicarakan.
  • Pemahaman pembicaraan: Kemampuan untuk mengidentifikasi serta memahami pembicaraan orang lain.
  • Daya tahan tubuh: Kemampuan memakai semua kekuatan fisik tubuh untuk jangka panjang tanpa kehabisan napas.
Sumber Referensi

https://en.wikipedia.org/wiki/Actor
https://rencanamu.id/profesi/seni-dan-desain/aktor

Leave a Comment