Pengertian Analogi – Macam Jenis, Tujuan, Fungsi dan Contoh

Analogi merupakan proses penalaran atas dasar pengamatan pada gejala khusus dengan membandingkan sebuah objek yang sudah teridentifikasi secara jelas pada objek yang dianalogikan hingga kesimpulan yang berlaku umum.

Pengertian Analogi Menurut Para Ahli

1. Menurut Louis O. Kattsef

Analogi merupakan usaha untuk mendapatkan kesimpulan dengan cara membuktikan sesuatu yang serupa dengan suatu hal. Akan tetapi, ini lebih dikenal dengan menyimpulkan kembali apa yang mengawali penalaran seseorang.

2. Menurut Mundiri

Analogi merupakan proses dari fenomena menuju fenomena yang lain yang sejenis lalu disimpulkan jika apa yang terjadi di fenomena pertama akan terjadi di fenomena yang lainnya.

3. Menurut Syarkawi Dhofir

Analogi merupakan proses berpikir yang bertujuan untuk menyimpulkan sesuatu atas dasar kesamaannya dengan sesuatu yang lainnya.

4. Menurut Poespoprodjo

Analogi merupakan perbandingan yang digunakan untuk membuat sebuah ide yang bisa dipercaya agar bisa membuat sebuah konsep yang sulit menjadi lebih jelas dan mudah.

5. Menurut Soekadijo

Analogi merupakan berbicara tentang dua hal yang berbeda. Yang satu bukan yang lain dan dua hal yang berlainan tersebut dibandingkan satu dengan yang lainnya.

6. Menurut Poedjawijatna

Analogi merupakan pengertian yang menunjuk sesuatu yang sama namun dalam kesamaan tersebut juga ada yang berbeda.

7. Menurut Ferdinand de Saussure

Ia adalah bapak linguistik modern tahun 1857 – 1913 yang mengatakan jika analogi merupakan bentuk peniruan dari satu bentuk menjadi bentuk lain dengan syarat bentuk tiruan tersebut harus sama serta sesuai dengan yang ditiru.

8. Menurut Dr. Ibrahim Anis

Dr. Ibrahim Anis merupakan salah satu tokoh linguistik modern Arab. Ia mengatakan jika analogi merupakan cara mengubah bentuk sesuatu hal atau benda dari yang tidak diketahui hingga akhirnya diketahui.

Jenis-jenis Analogi

1. Analogi Induktif

Analogi induktif merupakan analogi yang disusun atas dasar persamaan yang ada di dua fenomena. Sesudah itu akan ditarik kesimpulan jika apa yang ada dalam fenomena pertama juga terjadi pada fenomena kedua.

Analogi induktif adalah sebuah metode yang sangat berguna untuk membuat kesimpulann yang bisa diterima berdasarkan persamaan yang terbukti ada di 2 benda khusus yang sedang diperbandingkan.

2. Analogi Deklaratif

Analogi deklaratif adalah metode yang dipakai untuk menegaskan atau menjelaskan sesuatu yang masih samar atau belum jelas dengan sesuatu yang telah dikenal.

Cara ini sangat berguna karena ide baru bisa dikenal atau bisa diterima ketika dihubungkan dengan hal yang telah dipercaya atau diketahui.

3. Analogi Pinjaman

Analogi pinjaman ini memakai persamaan serta perbedaan yang ada di realita dan dijadikan analogi yang diutamakan sedangkan lainnya seakan seperti meminjam.

4. Analogi Susunan

Analogi yang digunakan dalam jenis analogi susunan ini dipakai untuk menciptakan susunan realitas pada sebuah pengertian.

5. Analogi Palsu

Analogi palsu adalah pembuatan analogi untuk suatu ide supaya terlihat benar akan tetapi memakai istilah atau perumpamaan yang tidak berhubungan dengan ide tersebut.

6. Analogi Pincang

Analogi pincang sebetulnya merupakan analogi keliru. Akan tetapi kekeliruannya masih bisa diterima serta sulit dibuktikan kekeliruannya. Jenis analogi ini sering terjadi pada saat suatu persamaan yang tidak atau kurang tepat terjadi.

Cara Menilai Analogi

Dalam suatu analogi dibutuhkan alat ukur yang berguna untuk mengukur keterpercayaan dari analogi. Untuk mengukur keterpercayaan analogi, maka bisa dilakukan dengan beberapa alat, seperti:

1. Sedikit Banyaknya Peristiwa Sejenis yang Dianalogikan

Semakin besar persitiwa sejenis yang dianalogikan, maka semakin besar juga taraf keterpercayaannya. Contohnya A memakai jasa biro penerbangan dan ternyata tidak memberikan kepuasan untuk A.

Maka atas dasar analogi, A memberi saran pada temannya untuk tidak memakai biro penerbangan yang sama seperti yang sudah ia gunakan.

Analogi A bertambah kuat dengan B yang juga tidak puas dengan biru penerbangan tersebut. Analogi bertambah kuat kembali ketika C, D, E, F dan G juga mengalami hal yang sama.

2. Sedikit Banyaknya Aspek yang Dijadikan Dasar Analogi

Contohnya mengenai sepatu yang dibeli di toko. Sepatu yang baru dibeli tentunya enak digunakan dan awet sama seperti sepatu yang juga dibeli di toko tersebut.

Analogi tersebut bertambah kuat ketika diperhitungkan juga persamaan merek, harga serta bahan membuatnya.

3. Sifat Analogi yang Dibuat

Contohnya ketika punya mobil yang 1 liter bahan bakarnya bisa dipakai untuk menempuk jarak 10 km. Sesudah itu disimpulkan jika mobil B yang serupa juga bisa menempuh jarak 10 km untuk setiap 1 liternya sehingga analogi bertambah kuat.

Analogi ini semakin kuat ketika mengatakan jika mobil B menempuh 8 km untuk setiap liter bahan bakarnya. Sedangkan analogi semakin lemah ketika mengatakan mobil B akan menempuh jarak 15 km untuk setiap liter bahan bakarnya.

4. Mempertimbangkan Ada Tidaknya Unsur Berbeda di Peristiwa yang Dianalogikan

Semakin banyak pertimbangan unsur yang berbeda, maka akan semakin kuat keterpercayaan analogi.

5. Relevan Tidaknya Masalah yang Dianalogikan

Jika tidak relevan, maka tentu benda tidak memiliki analogi kuat dan bahkan bias. Jika disimpulkan, mobil yang baru dibeli setiap liter bahan bakarnya bisa menempuh 15 km atas dasar analogi mobil B yang sama model, jumlah jendela serta tahun produksinya seperti mobil yang dibeli ternyata menempuk jarak 15 km per liter bahan bakar.

Untuk itu, analogi serupa merupakan analogi yang tidak relevan. Semestinya, untuk menyimpulkan hal tersebut harus didasari dengan unsur relevan yakni banyaknya silinder, kekuatan daya tarik dan berat bodi mobil.

Tujuan dan Fungsi Tes Analogi

Tes analogi berguna untuk mengukur kemampuan seseorang mengetahui persamaan hubungan di antara 2 kata. Dengan tes tersebut, maka kemampuan seseorang akan dinilai khususnya ketika mengartikan kata, fungsi kata, hubungan antar kata, pemakaian dan padanan fungsi dengan kata lainnya.

Untuk bisa menjawab pertanyaan padanan kata, maka harus dirumuskan hubungan antar kata yang diberikan lalu diidentifikasi pilihan jawaban yang mengandung kata yang saling berhubungan antar satu dengan yang lain.

Untuk itu, penyelesaian soal analogi harus mengandalkan daya nalar serta diharapkan bisa lebih mantap dan percaya diri ketika menjawab soal. Jika disimpulkan, maka tujuan dari analogi adalah:

  • Untuk membuat persamaan dari dua hal yang berbeda.
  • Untuk meluruskan kekeliruan dari suatu masalah.
  • Untuk membuat klasifikasi.
  • Untuk menyederhanakan hal yang sulit menjadi lebih mudah dipahami khususnya untuk orang awam.

Contoh Kalimat Analogi

Belajar memakai kertas dan buku seperti edang berkepala dua. Ketika memakai kertas terlalu banyak, maka bisa mengakibatkan hutan gundul serta pemanasan global.

Namun jika tidak memakai kertas, maka membuat orang tidak bisa belajar dengan baik khususnya yang puna tingkat ekonomi terbatas.

Ini akan membuat seseorang serba salah untuk mengambil keputusan sama seperrti ketika memakai pedang berkepala dua yang bisa menyerang dua arah yang berlawanan.

Sumber Referensi

https://kumparan.com/berita-update/apa-itu-analogi-ini-pengertian-dan-contohnya-1w8GKmSUvqH
https://id.wikipedia.org/wiki/Analogi
https://www.dosenpendidikan.co.id/analogi-adalah/
https://www.sumberpengertian.id/pengertian-analogi
https://jagad.id/definisi-analogi/

Leave a Comment