Pengertian Antagonis : Macam Jenis, Fungsi, Ciri dan Perbedaan Dengan Antagonis

Kata antagonis diambil dari bahasa Yunani yakni antagonists yang berarti pesaing, lawan, penjahat, musuh atau saingan.

Di dalam gaya cerita klasik terdiri dari aksi pahlawan melawan penjahat.

Keduanya dianggap sebagai protagonis serta antagonis masing-masing.

Akan tetapi, antagonis tidak selalu penjahat atau lawan hanya sebagai karakter yang disediakan untuk tujuan menggagalkan protagonis.

Pengertian Antagonis

Antagonis di dalam karya sastra umumnya merupakan tokoh atau sekumpulan tokoh yang menentang tokoh utama cerita yakni protagonis.

Antagonis juga bisa berbentuk institusi atau kekuatan seperti pemerintah yang harus dihadapi protagonis.

Contoh sederhana dari antagonis yakni Lord Voldemort seorang penyihir gelap terkenal dalam novel Harry Potter karya J.L Rowling.

Apa pun bentuknya, kekuatan antagonis harus bisa menimbulkan tantangan realistis untuk protagonis yang memaksa tindakan atau perubahan.

Cara Penulis Memakai Antagonis

Konflik atau pertarungan yang bagus menjadi alasan seseorang membaca atau menonton.

Penulis memakai hubungan antagonis dan protagonis tersebut untuk menciptakan konflik.

Protagonis yakni karakter baik akan berjuang untuk bertahan hidup dari antagonis yakni karakter jahat.

Plot umumnya akan diakhir dengan kekalahan antagonis atau kejatuhan tragis protagonis.

Antagonis sering digunakan sebagai karakter foil untuk protagonis dengan mewujudkan kualitas serta nilai yang menyulut api konflik di antara mereka.

Hubungan protagonis dan antagonis bisa sesederhana seperti pahlawan versus penjahat.

Sebagai jenis antagonis yang paling umum yakni penjahat atau orang jahat didorong dari niat jahat atau egois yang mencoba menghalangi atau menghentikan protagonis yakni karakter baik.

Di dalam drama William Shakespeare berjudul Othello, prajurit heroik Othello secara tragis dikhianati sahabatnya sendiri.

Salah satu antagonis paling terkenal di dalam sastra yakni Lago keluar untuk menghancurkan Othello dan istrinya Desdemona.

Lago menipu Othello supaya percaya jika Desdemona yang selalu setia sudah berselingkuh dan akhirnya meyakinkan Othello untuk membunuh istrinya.

Antagonis Non Manusia

Antagonis sendiri tidak selalu diperankan oleh manusia. Di dalam novel “Last Combat’ dari C.S. Lewis, kera berbahaya bernama Shift mengatur peristiwa.

Contoh lainnya dalam Kitab Kejadian di Alkitab, seekor ular yang tidak disebutkan namanya memperdaya Adam dan Hawa untuk memakan buah terlarang dengan begitu dosa asal umat manusia sudah dilakukan.

Bencana alam seperti badai, gempa bumi, kebakaran, kelaparan, wabah penyakit dan asteroid juga menjadi antagonis non manusia lainnya yang sering terlihat.

Kesalapahaman Penjahat Sebagai Antagonis

Seorang penjahat selalu menjadi karakter jahat. Akan tetapi, tidak semua antagonis selalu jahat.

Sedangkan istilah penjahat dan antagonis terkadang dipakai bergantian dan ini tidak selamanya benar. Dalam sebuah cerita, penyebab utama dari konflik adalah karena antagonis sejati.

Jenis Antagonis dan Contohnya

Berikut adalah beberapa jenis antagonis yang paling umum di dalam cerita fiksi lengkap dengan contohnya:

1. Antagonis Jahat

Antagonis jahat tidak hanya selalu memusuhi protagonis namun juga sering menjadi teror untuk masyarakat luas. Berikut adalah contoh antagonis jahat dalam cerita fiksi:

  • Lord Voldemort dari serial Harry Potter.
  • Sauron di The Lord of the Rings.
  • Penyihir Putih dalam The Chronicles of Narnia
  • Joker dari buku komik Batman.

2. Antagonis Kekuatan Lawan

Sama seperti seluruh protagonis yang tidak selalu baik, tidak semua antagonis juga benar-benar jahat.

Tugas mereka hanya untuk menghadirkan tantangan untuk protagonis yang berdiri di antara dia dan tujuannya.

Antagonis kekuatan lawan bisa berupa anggota keluarga, bos atau saingan di dalam sebuah kompetisi.

Terkadang bahkan mereka hanya melakukan pekerjaan mereka namun pekerjaan tersebut bertentangan langsung dengan tujuan protagonis. Berikut adalah beberapa contohnya:

  • Hiu di Jaws.
  • Richie di Eleanor dan Park.

3. Entitas Korup

Beberapa antagonis juga bukan individu namun entitas yang menyebabkan ancaman atau tantangan terhadap tujuan protagonis.

Entitas yang korup atau tidak bermoral terkadang bisa bertindak sebagai versi antagonis jahat yang lebih sistemik. Berikut adalah beberapa contohnya:

  • Capitol di The Hunger Games.
  • Soylent Corporation di Soylent Green.

4. Antagonis Internal

Antagonis internal di dalam cerita digerakkan oleh karakter yang tidak jarang akan melihat keinginan, hati nurani atau motivasi lain dari karakter tersebut dan bertindak sebagai antagonis.

Protagonis harus bekerja untuk mengatasi ketakutan atau kekurangan untuk mencapai akhir yang bahagia. Berikut adalah beberapa contoh antagonis internal:

  • Elizabeth Pride dalam Pride and Prejudice.
  • Gregor New Body di The Metamorphosis.

Fungsi Tokoh Antagonis Dalam Karya Sastra

Dari buku Trichoderma, Agen Antagonis karya Rina Sriwati memaparkan beberapa fungsi dari tokoh antagonis dalam cerita:

  • Membuat jalan cerita semakin menarik: Tokoh antagonis memiliki fungsi untuk membuat jalan sebuah cerita semakin menarik dan tidak terkesan monoton.
  • Membawa alur serta emosi penonton: Antagonis bisa membawa alur emosi pembaca atau penonton sehingga semakin emosional. Tanpa tokoh antagonis, maka cerita protagonis akan terlihat terlalu over power.
  • Memicu konflik: Konflik yang ada pada sebuah cerita akan membuat alurnya semakin menarik. Untuk itu, kehadiran dari tokoh antagonis bisa berperan sebagai pemicu sebuah konflik.

Ciri Tokoh Antagonis Dalam Karya Sastra

  • Pintar memutarbalikan fakta dari kejadian yang sebenarnya sedang terjadi. Tokoh antagonis juga punya raut wajah yang licik serta bersuara sinis.
  • Dalam cerita, tokoh antagonis akan senang berpura-pura baik serta menyusun rencana buruk untuk tokoh utama protagonis.

Perbedaan Antagonis dan Protagonis

Dari Modul 3, Ceritamu Ceritaku dari Kemendikbud dijelaskan jika tokoh protagonis merupakan sosok dalam cerita yang selalu mementingkan kejujuran serta kebenaran.

Bisa dikatakan jika protagonis merupakan tokoh baik yang ada dalam sebuah drama. Sementara tokoh antagonis adalah tokoh yang sifatnya berlawanan dengan protagonis.

Protagonis merupakan sosok yang selalu menentang kebenaran, kejujuran serta watak buruk lain.

Kedua tokoh ini memiliki sifat yang berlainan dan umumnya dipakai pengarang ketika menyusun konflik dalam sebuah cerita.

Keduanya akan saling bersinggungan serta beradu pendapat tentang apa yang seharusnya sampai puncak atau klimaks cerita terjadi dan memperoleh penyelesaian.

Meski protagonis adalah tokoh yang baik, bukan berarti akan selalu memenangkan perseteruan di akhir ceritanya.

Antagonis terkadang juga dibuat sedemikian rupa oleh pengarangnya supaya bisa mendominasi dan menyaingi.

Tipe Stereotip Karakter Antagonis

Antagonis adalah istilah untuk menyebut seorang karakter yang menjadi rival karakter protagonis dan menyebabkan konflik pada cerita.

Karakter antagonis biasanya digambarkan sebagai orang yang jahat atau punya cara yang salah untuk mewujudkan keinginan. Berikut adalah beberapa tipe stereotip dari antagonis yang biasanya muncul:

1. Penakluk yang Ambisius

Ini adalah tipe antagonis yang paling klasik dengan tujuan untuk menguasai dunia.

Semua cara akan dilakukan untuk mendapatkan keinginan meski harus menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi.

Bisa dikatakan jika ini adalah penjahat yang memiliki ambisi serta ketamakan besar dan menjadi dasar dari tokoh antagonis.

2. Jahat karena Dendam

Orang jahat yang terlahir sebagai orang baik tersakiti mungkin menjadi istilah yang tepat untuk menggambarkan tipe antagonis yang pendendam ini.

Keinginan tokoh antagonis tidak muluk-muluk karena hanya ingin balas dendam pada seseorang atau beberapa orang. Akan tetapi, semua cara akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Karakter antagonis pendendam terkadang punya latarbelakang yang tragis dan terkadang menarik simpati penonton.

Akan tetapi, karena perbuatannya yang melibatkan orang tidak bersalah untuk tujuan pribadi tersebut, membuat mereka jadi penjahat yang harus dihentikan.

3. Antagonis karena Konflik Ideologi

Karakter antagonis tidak selalu digambarkan menjadi penjahat keji.

Terkadang, karakter antagonis hanya orang yang kebetulan tidak sepaham dengan protagonis sehingga menciptakan konflik diantara keduanya.

Tokoh seperti ini punya ideologi yang diperjuangkan dan rakyat yang mau disejahterakan.

Umumnya, mereka punya tentara yang sukarela bergabung dengan karena sadar akan visi dari tokoh antagonis tersebut.

Sumber Referensi

https://en.wikipedia.org/wiki/Antagonist
https://www.masterclass.com/articles/the-main-types-of-antagonists
https://www.thoughtco.com/what-is-an-antagonist-4164839
https://study.com/academy/lesson/antagonist-in-literature-definition-examples-quiz.html
https://www.tckpublishing.com/antagonist/
https://tirto.id/arti-karakter-protagonis-dan-antagonis-dalam-drama-serta-contohnya-gaFZ

Leave a Comment