Pengertian Filsuf – Sejarah, Tugas dan Contoh Ahli

Filsuf merupakan seseorang yang mempraktekkan filsafat yang diambil dari bahasa Yunani Kuno yakni philosophos yang berarti pencinta kebijaksanaan. Istilah ini sudah dikaitkan dengan pemikir Yunani yakni Pythagoras di abas ke-6 SM.

Pengertian Filsuf

Di dalam pengertian umum, seorang filsuf merupakan orang yang hidup menurut cara hidup tertentu, fokus pada penyelesaian pertanyaan eksistensial mengenai kondisi manusia dan tidak perlu membahas teori atau mengomentari penulis.

Sedangkan dalam pengertian modern, filsuf merupakan seorang intelektual yang berkontribusi pada satu atau lebih cabang filsafat. Contohnya seperti etika, estetika, filsafat ilmu, epistemologi, metafisika, logika, filsafat agama, teori sosial serta filsafat politik.

Seorang filsuf juga bisa menjadi seseorang yang sudah bekerja di humaniora atau beberapa ilmu lain yang selama beberapa abad sudah memisahkan diri dari filsafat seperti sejarah, seni, ekonomi, psikologi, sosiologi, teologi, antropologi serta politik.

Sejarah Filsuf

Catatan pertama mengenai filsafat yang disusun ditemukan dalam Weda Hindu Kuno yang ditulis antara tahun 1500 dan 1200 SM serta sekitar tahun 1200 sampai 900 SM.

Filsafat Veda memberikan jawaban dari semua pertanyaan yang belum terjawab seperti mengapa ada kesenangan dan rasa sakit, kaya dan miskin, sehat dan sakit, jiwa manusia dan hewan, mengapa seseorang dilahirkan dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut sejarah Yunani Kuno dan Roma, pemisahan filsafat dan sains dari teologi dimulai di Yunani di abad ke-6 SM. Thales yang merupakan seorang astronom serta matematikawan dianggap Aristoteles sebagai filsuf pertama dari tradisi Yunani.

Sedangkan Pythagoras menciptakan kata tersebut yakni elaborasi pertama yang diketahui mengenai topik tersebut dilakukan oleh Plato. Di dalam simposiumnya, ia membuat kesimpulan jika cinta merupakan sesuatu yang tidak mempunyai objek yang dicarinya.

Untuk itu, filsuf merupakan orang yang mencari kebijaksanaan. Apabila ia mencapai kebijaksanaan, maka akan menjadi orang yang bijak. Untuk itu, filsuf di zaman kuno merupakan orang yang hidup dalam pengejaran kebijaksanaan yang konstan serta hidup sesuai dengan kebijaksanaan tersebut.

Tugas Filsuf

1. Memperjelas Konsep atau Clarifying Concept

Tugas pertama dari seorang filsuf adalah untuk memperjelas konsep sebab konsep merupakan jembatan untuk berpikir. Contohnya, perempuan didefinisikan berbeda-beda. Untuk orang yang sedang jatuh cinta, maka perempuan diibaratkan sebagai bidadari. Akan tetapi untuk yang sedang patah hati karena dikhianati, mungkin akan berbeda.

2. Mengkritisi Konsep atau Criticizing Concept

Kritis adalah meletakkan sesuatu sesuai proporsinya atau seimbang. Kritis tidak selamanya identik dengan mencari kesalahan sebab terkadang akan ada sesuatu yang baik namun tidak sesuai.

3. Membangun Konsep atau Constructing Concept

Semua filsuf secara berkelanjutan harus bertanya mengapa atau kenapa. Filsuf menawarkan hidup yang tidak sembarangan dan di antara cara hidup yang tidak sembarangan tersebut harus selalu bertanya mengapa atau kenapa.

Semakin banyak pertanyaan yang diajukan pada realita, maka akan semakin banyak konsep yang dibangun.

Ahli Filsuf Alam Yunani

Pada awalnya, manusia memakai mitos untuk menjawab pertanyaan mengenai alam. Mereka percaya jika para dewa yang menjadi sumber segala sesuatu yang ada.

Kondisi yang bersifat mitologis dalam masalah ini dianggap sebagai awal manusia berpikir mengenai sesuatu yang ada di balik semua peristiwa yang bisa diamati oleh indera.

Sesudah itu, manusia akan berusaha untuk menemukan jawaban dengan terus berpikir mengenai masalah yang dihadapi dan melakukan pengamatan pada semua yang diduga bisa membantu memecahkan masalah tersebut. Berikut adalah beberapa ahli filsuf alam Yunani yang paling terkenal:

1. Thales

Thales dari Miletus diperkirakan hidup antara tahun 634 hingga 548 SM yang dianggap sebagai orang pertama yang mencari jawaban dari pertanyaan tentang asal dari semua benda yang ada di alam.

Ia pernah melakukan perjalanan ke Mesir serta melihat bagaimana air Sungai Nil bisa digunakan penduduk sekitar untuk kebutuhan pertanian. Dengan begitu, ia berpendapat jika asal semua yang ada adalah air.

2. Anaximenes

Berbeda dengan Thales, Anaximenes yang hidup antara 585 hingga 528 SM memiliki pandangan jika yang menjadi dasar dari seluruh benda serta kehidupan di alam adalah udara.

Pandangan tersebut dikemukakan dengan landasan pikiran jika manusia dan seluruh makhluk hidup bernapas yakni mengambil udara yang ada di alam semesta.

Udara merupakan sumber kehidupan sebab jika tidak ada udara, maka semua makhluk hidup akan mati. Gerakan dari udara menyebabkan terjadinya alam semesta dan segala jenisnya.

3. Herakleitos

Herakleitos hidup antara tahun 540 hingga 480 SM yang memiliki pendapat jika tidak ada yang kekal di alam dan semua akan mengalami perubahan. Dengan begitu, ia berpendapat jika hakikat dari segala sesuatu adalah perubahan itu sendiri.

Perubahan dilambangkan sebagai api yang berlaku di bawah suatu hukum yang dinamakan logos yang berarti pikiran yang ada. Sedangkan kata logika yang dikenal sekarang ini berasal dari kata logos tersebut.

4. Phytagoras

Phytagoras hidup antara tahun 580 hingga 500 SM yang tinggal di Kota Kroton, Italia Selatan. Ia dikenal sebagai orang yang selalu berusaha untuk membersihkan rohani untuk mencapai kesempurnaan hidup.

Dengan cara pemurnian, manusia akan membersihkan jiwa supaya ketika meninggal, jiwanya akan mendapatkan kebahagiaan. Phytagoras juga dikenal sebagai ahli matematika sehingga ia mengajarkan pada muridnya jika asal segala sesuatu adalah angka atau bilangan.

Pandangannya mengenai alam semesta bertitik tolah dari bilangan. Ia berpendapat jika alam tersusun dari bilangan-bilangan sehingga manusia akan mendapatkan pengetahuan mengenai alam lewat pengetahuannya tentang bilangan.

5. Leukippos

Leukippos tinggal di Kota Miletus yang dianggap sebagai orang pertama yang mengemukakan mengenai atom. Pendapatnya tersebut kemudian dikembangkan oleh Demokritos.

Dengan begitu, ketika membahas tentang teori atom, maka kedua orang tersebut yang dianggap memberikan sumbangan awal pada teori tersebut. Leukippos diperkirakan melakukan kegiatannya antara tahun 450 hingga 420 SM yang mengemukakan jika semua yang ada terdiri dari ruang kosong serta atom dengan jumlah tak terhingga.

Sebuah benda akan berbeda dengan benda lainnya karena susunan, bentuk, posisi serta tumbukan antar atomnya.

6. Demokritos

Pandangan Demokritos mengenai alam dan semua yang ada tidak berbeda dengan pandangan milik Leukippos. Ia mengembangkan pandangan Leukippos dengan cara mengemukakan pendapat jika alam semesta terdiri dari atom serta ruang hampa.

Atom akan bebas bergerak serta bisa mengubah posisinya. Atom sendiri memiliki sifat kekal, tidak bisa dibagi dan tidak bisa dilihat. Atom berbeda antara yang satu dengan yang lain dari ukuran berat, posisi, kecepatan serta susunannya. Benda yang tampak, sesungguhnya adalah kumpulan dari atom serta benda yang stabil yang terdiri dari atom yang salig berkaitan.

Perubahan wujud benda terjadi karena indera serta pikiran adalah dampak dari gerakan atom. Sebuah benda akan tampak oleh mata karena atomnya selalu bergerak menyentuh atom indera manusia.

Sumber Referensi

https://en.wikipedia.org/wiki/Philosopher
https://opinionator.blogs.nytimes.com/2010/05/16/what-is-a-philosopher/
https://www.theschooloflife.com/thebookoflife/what-is-philosophy-and-whats-it-for/
https://philoscifi.com/2007/02/15/who-is-a-philosopher/
https://id.wikihow.com/Menjadi-Seorang-Filsuf

Leave a Comment