Pengertian Gempa Bumi – Jenis dan Penyebab

Gempa bumi merupakan getaran yang terjadi pada permukaan bumi karena pelepasan energi tiba-tiba dari gelombang seismik. Umumnya, gempa bumi disebabkan karena pergerakan lempeng bumi atau kerak bumi.

Frekuensi sebuah wilayah akan mengacu ke jenis serta ukuran gempa bumi yang terjadi selama periode waktu. Gempa bumi nantinya bisa diukur memakai alat seismometer.

Pengertian Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan pergerakan lempeng bumi yang terjadi mendadak akibat beberapa hal seperti pergeseran lempeng tektonik, longsor atau runtuhan, aktivitas vulkanik dan lainnya.

Sedangkan skala richter merupakan skala yang akan dilaporkan observatorium nasional yang diukur di skala besarnya lokal 5 magnitude. Kedua skala yang sama di rentang angka tersebut adalah valid.

Gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak ada dan jika besarnya lebih dari 7, maka berpotensi menyebabkan kerusakan serius tergantung dari kedalaman gempa.

Tidak hanya di Aceh, namun masih banyak daerah Indonesia lain yang rawan gempa bumi. Selain ada di jalur gempa paling aktif di dunia, Indonesia juga dikelilingi cincin api pasifik atau disebut dengan ring of fire.

Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng utama di dunia yakni Eurasia, Indoaustralia serta Pasifik. Semua ini dikatakan para ahli membuat Indonesia sangat berpotensi mengalami gempa bumi.

Gempa bumi terbesar yang tercatat di sepanjang sejarah sudah melebihi 9.0 atau bahkan lebih besar yang terjadi di Jepang tahun 2011.

Sejarah Gempa Bumi

Di tanggal 28 September 2018 yang lalu, gempa bumi dengan kekuatan 7.4 skala richter yang terjadi di Sulawesi Tengah di kedalaman 10 km. Gempa bumi ini berpusat pada di Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala.

Gempa bumi tersebut menyebabkan tsunami lokal dengan ketinggian maksimal adalah 10 meter di Pesisir Teluk Palu serta Kota Palu. Tsunami serta likuefaksi tersebut menyebabkan banyak korban tewas sebanyak 3.679 jiwa serta puluhan ribu orang mengungsi ke dataran tinggi.

Gempa tersebut bahkan juga terasa di Kota Makassar serta kota pesisir Kalimantan Timur seperti Samarinda, Balikpapan serta Bontag.

Di tanggal 5 Agustus 2018 yang lalu, gempa bumi di Lombok, NTB juga terjadi dengan kekuatan 7.0 skala richter, kedalaman 15 km. Gempa ini sampai memakan korban sebanyak 483 jiwa meninggal dunia, 417.529 jiwa mengungsi, 71.734 rumah rusak, 115 masjid rusak, 671 fasilitas pendidikan rusak, 6 jembatan rusak dan 65 fasilitas kesehatan juga rusak.

Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Penyebabnya

1. Gempa Bumi Tektonik

Gempa bumi terjadi karena aktivitas tektonik yakni pergeseran lempeng tektonik yang terjadi mendadak dengan kekuatan dari kecil sampai besar.

Gempa bumi umumnya bisa menyebabkan banyak kerusakan serta bencana alam di bumi. Getaran gempa bumi yang kuat nantinya bisa dirasakan ke semua bagian bumi. Gempa bumi tektonik bisa terjadi karena pelepasan energi akibat pergeseran lempengan plat tektonik.

2. Gempa Bumi Tumbukan

Gempa bumi ini bisa terjadi karena tumbukan asteroid atau meteor yang jatuh ke bumi namun jarang terjadi.

3. Gempa Bumi Runtuhan

Jenis gempa bumi berikutnya adalah gempa bumi runtuhan. Ini umumnya terjadi di area kapur atau juga bisa didaerah pertambangan. Namun, jenis gempa bumi ini jarang terjadi dan sifatnya lokal.

4. Gempa Bumi Buatan

Gempa bumi buatan bisa terjadi karena aktivitas yang dilakukan manusia. Contohnya seperti peledakan nuklir, dinamit atau palu yang dipukul ke permukaan bumi.

5. Gempa Bumi Vulkanik atau Gunung Api

Jenis gempa bumi ini bisa terjadi karena aktivitas magma yang umumnya terjadi sebelum gunung api meletus. Jika gunung semakin aktif, maka bisa mengakibatkan ledakan terjadi dan akhirnya gempa bumi terjadi.

Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Kedalaman

1. Gempa Bumi Dalam

Gempa bumi dalam merupakan gempa yang hiposentrumnya ada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi atau dalam kerak bumi. Gempa bumi dalam biasanya tidak terlalu berbahaya.

2. Gempa Bumi Menengah

Gempa bumi menengah merupakan gempa bumi dengan hiposentrum yang ada di antara 60 km hingga 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi menengah ini biasanya menyebabkan kerusakan serta getaran yang lebih terasa.

3. Gempa Bumi Dangkal

Gempa bumi dangkal merupakan gempa bumi dengan hiposentrum kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Umumnya, jenis gempa bumi ini akan menyebabkan kerusakan yang besar.

Jenis Gempa Berdasarkan Getaran atau Gelombang Gempa

1. Gelombang Primer

Gelombang primer atau longitudinal merupakan getaran atau gelombang yang merambat di tubuh bumi. Untuk kecepatannya adalah antara 7 sampai 14 km per detik. Getaran tersebut berasal dari hiposentrum.

2. Gelombang Sekunder

Gelombang sekunder atau gelombang transversal merupakan getaran atau gelombang yang merambat. Contohnya seperti gelombang primer dengan kecepatan yang telah berkurang yaitu antara 4 sampai 7 km per detik. Gelombang sekunder tidak bisa mermbat lewat lapisan cairan.

Penyebab Gempa Bumi

1. Pelepasan Energi dari Tekanan

Umumnya, gempa bumi bisa terjadi karena pelepasan energi dari tekanan akibat lempengan bumi yang bergerak ke satu atau atau bisa lebih.

Semakin lama, tekanan tersebut semakin besar dan mencapai kondisi tidak bisa ditahan kembali oleh pinggiran lempengen. Pada saat itulah gempa bumi bisa terjadi.

2. Pergeseran Lempengan Bumi

Penyebab kedua dari gempa bumi adalah karena pergeseran lempengan bumi. Ini disebabkan karena energi yang dilepaskan cukup besar.

3. Pergerakkan Lempeng Bumi yang Saling Menjauh

Tidak hanya pergeseran lempeng bumi, namun pergerakkan lempeng bumi yang saling menjauh juga bisa menyebabkan gempa bumi.

Ini disebabkan karena ketika 2 lempeng bumi bergerak saling menjauh, maka akan membentuk lempeng baru di antara kedua lempeng tersebut.

Lempeng yang baru terbentuk tersebut punya berat jenis yang lebih kecil daru berat jenis lempeng lama. Lempeng yang baru tersebut bisa memberikan tekanan besar untuk kedua lempeng lama sehingga akan bergerak ke bawah dan menyebabkan pelepasan energi yang besar.

4. Pergerakkan Lempeng yang Saling Mendekat

Penyebab berikutnya dari gempa bumi disebabkan karena pergerakkan kedua lempeng yang saling mendekat yang sekaligus juga menjadi dampak terbentuknya gunung.

Contohnya seperrti Gunung Everest yang terus bertambah tinggi karena gerak lempeng yang berada di bawahnya yang semakin mendekat dan saling bertumpuk.

Gempa bumi biasanya akan terjadi pada perbatasan kedua lempengan tersebut. Gempa bumi yang terparah umumnya terjadi pada perbatasan lempengen kompresional serta translasional.

5. Pergerakan Magma

Penyebab gempa bumi selanjutnya adalah karena pergerakkan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti ini juga bisa dijadikan gejala meletusnya gunung berapi.

Cara Menentukan Pusat Gempa

Metode homoseista merupakan sebuah metode yang memakai tiga tempat yang memiliki homoseista. Homoseista sendiri merupakan daerah yang memiliki waktu getar yang sama.

Selain menggunakan homoseista, metode episentral yakni metode dengan cara mencatat tiga daerah yang merekam waktu gelombang primer serta sekunder juga bisa dipakai.

Sumber Referensi:

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi
    https://kumparan.com/berita-update/mengenal-pengertian-gempa-bumi-lengkap-dengan-proses-terjadinya-1w2HdxsqRTU
    https://www.gurupendidikan.co.id/gempa-bumi/
    https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/gempa-bumi-berdasarkan-proses-terjadinya-4775/
    https://tirto.id/apa-itu-gempa-penyebab-jenis-dan-apakah-gempa-bisa-diprediksi-f78X
    https://www.seputarpengetahuan.co.id/
  • Leave a Comment