Pengertian Halusinasi – Penyebab, Gejala, Tingkatan dan Pengobatan

Halusinasi merupakan gangguan persepsi yang membuat seseorang mendengar, melihat atau mencium sesuatu yang sebetulnya tidak ada. Halusinasi bisa disebabkan karena penyakit tertentu, gangguan mental atau karena efek samping obat-obatan.

Halusinasi juga dapat disertai dengan delusi yakni keyakinan akan sesuatu yang tidak ada atau tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Contohnya seperti seseorang merasa punya kekuasaan dan dekat dengan orang terkenal meski pada kenyataannya tidak demikian.

Pengertian Halusinasi

Halusinasi adalah persepsi sensori salah yang terjadi tanpa rangsangan nyata, substansial serta berasal dari luar ruang yang nyata. Jika diartikan secara sederhana, definisi halusinasi merupakan pengalaman yang berasal dari salah satu atau kelima pancaindera manunsia yang salah tanpa obyek nyata yang berasal dari luar.

Karena halusinasi melibatkan pancaindera, maka halusinasi tersebut bisa berbentuk:

  • Visual: Penglihatan, seperti merasa melihat sesosok bayangan yang berbentuk manusia.
  • Auditori: Pendengaran, seperti merasa mendengar suara seseorang yang mengatakan untuk membakar rumah.
  • Olfaktori: Pembau, contohnya seperti merasa mencium bau bangkai meski tidak ada bangkai disekitarnya.
  • Taktil atau kinetik: Sentuhan, seperti merasa ada sesuatu yang menyentuhnya meski tidak ada.
  • Gustatori: Pengecap, seperti lidah merasa asin meski tidak ada garamnya.

Faktor Penyebab Halusinasi

  • Diagnosa medis: Seperti penyakit mental organik, AIDS, skizofrenia, neurosyphilis dan sebagainya.
  • Perubahan kimawi: Seperti perubahan cairan di dalam tubuh, kekurangan oksigen serta karena efek samping obat-obatan.
  • Status psikologis: Seperti rasa takut, cemas dan kehilangan orang yang dicintai.
  • Isolasi diri: Seperti karena penyakit lama yang tidak kunjung sembuh, penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan hanya tinggal menunggu ajal, kemunduran psikis yang menyebabkan penurunan interaksi dengan dunia luar serta penyakit psikis.

Gejala Halusinasi

Beberapa gejala dari halusinasi yang bisa diamati diantaranya adalah:

  • Berbicara sendiri.
  • Tertawa sendiri.
  • Aktivitas atau gerakan yang dilakukan tidak teratur.
  • Tidak mengenal waktu, orang, lokasi atau suasana.
  • Menurunnya kemampuan untuk memecahkan masalah.
  • Emosi yang berubah-ubah dengan cepat.
  • Takut, cemas, sensitif, marah atau perasa.
  • Bosan, gelisah, melamun, kurang konsentrasi, mudah merasa lelah.
  • Perubahan pola tidur dan komunikasi.

Fase Halusinasi

Fase halusinasi terdiri dari 4 fase, yakni:

1. Comforting

Comfotring adalah seseorang yang mengalami perasaan mendalam seperti ansietas sedang, rasa bersalah, kesepian, takut dan mencoba untuk fokus pada pikiran yang menyenangkan untuk meredakan ansietas.

Disini, klien akan tertawa atau tersenyum namun tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara, diam dan pergerakan mata yang cepat.

2. Condemning

Condemning merupakan ansietas berat pengalaman sensori yang menakutkan dan menjijikan. Seseorang akan mulai lepas kendali serta mencoba mengambil jarak antara dirinya dengan sumber yang dipersepsikan.

Disini akan terjadi peningkatan tanda sistem saraf otonom karena ansietas seperti meningkatnya tanda vital yakni pernapasan, denyut jantung serta tekanan darah, kehilangan kemampuan untuk membedakan antara halusinasi dengan realita.

3. Controling

Pada ansietas yang berat, seseorang akan berhenti melawan halusinasi serta menyerah pada halusinasi tersebut. Orang tersebut akan sulit berhubungan dengan orang lain, mengalami tremor, berkeringat, tidak bisa patuh dengan orang lain serta ada dalam kondisi yang menegangkan khususnya ketika berhubungan dengan orang lain.

4. Consquering

Ini merupakan panik yang terjadi pada pengalaman sensori dan menjadi ancaman ketika seseorang mengikuti perintah halusinasi tersebut. Seseorang akan melakukan agitasi, kekerasan, mearik diri, tidak bisa merespon pada perintah yang kompleks serta tidak bisa memberikan respon lebih dari 1 orang.

Tingkatan Halusinasi

1. Halusinasi Tingkat I

Pada halusinasi tingkat I, penderita tidak akan merasa terganggu dengan halusinasi dan umumnya akan muncul pada saat sedang melamun atau sedang sendiri. Beberapa tanda dari halusinasi tingkat I diantaranya adalah:

  • Bicara yang lamban.
  • Tertawa atau menyeringai yang tidak semestinya.
  • Menggerakkan bibir tanpa mengeluarkan suara.
  • Gerakan mata yang cepat.
  • Diam serta dipenuhi dengan sesuatu yang menyenangkan.

2. Halusinasi Tingkat II

Pada halusinasi tingkat II, penderita akan mulai merasa terganggu serta hilang kendali dan berusaha untuk menghilangkan halusinasi tersebut. Berikut adalah beberapa tanda dari halusinasi tingkat II:

  • Denyut nadi meningkat, pernapasan meningkat, tekanan darah meningkat dan konsentrasi berkurang.
  • Akan merasa malu serta menarik diri dari orang lain.

3. Halusinasi Tingkat III

Pada halusinasi tingkat III, penderita akan meyakini, mengikuti serta melakukan isi dari halusinasi tersebut. Contohnya seperti mendengar suara yang memerintahkan untuk membuang piring, maka akan diikuti penderita dengan benar-benar membuang piring. Berikut adalah beberapa tanda dari halusinasi tingkat III:

  • Mengikuti petunjuk halusinasi dan tidak bisa menolaknya.
  • Sudah berhubungan dengan orang lain.
  • Rentang perhatian hanya dalam beberapa menit saja bahkan hanya hitungan detik.
  • Gerak fisik kecemasan berat mulai terlihat seperti tremor, banyak berkeringat serta tidak bisa mengikuti petunuk.

4. Halusinasi Tingkat IV

Penderita akan merasa panik, cemas berat dan takut jika tidak mengikuti halusinasinya. Ini bisa terjadi selama beberapa jam hingga beberapa hari jika tidak segera ditangani dengan benar. Berikut adalah beberapa tanda dari halusinasi tingkat IV:

  • Perilaku penderita mulai menyerang, melakukan teror serta panik.
  • Sangat potensial melakukan bunuh diri atau melukai orang lain.
  • Sering mengamuk, menarik hati, agresi.
  • Komunikasi yang mulai menurun.

Diagnosis Halusinasi

Untuk mendiagnosis halusinasi, dokter nantinya akan menanyakan tentang keluhan serta riwayat penyakit, pengobatan dan riwayat keluarga pasien ditambah melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang sehingga bisa mengetahui penyebab dari halusinasi, seperti:

  • Pemeriksaan darah dan urine untuk melihat kemungkinan infeksi dan penyalahgunaan alkohol serta NAPZA.
  • EEG [Elektroensefalogram] yakni pemeriksaan aktivitas listrik otak untuk melihat apakah halusinasi disebabkankarena epilepsi.
  • Pemindaian CT scan serta MRI untuk mendeteksi stroke dan kemungkinan cedera atau tumor pada otak.

Pengobatan Halusinasi

Untuk pengobatan halusinasi akan tergantung dari penyebabnya. Dokter akan memberikan resep obat jika halusinasi yang terjadi disebabkan karena epilepsi, gangguan mental atau migrain.

Sedangkan untuk halusinasi yang disebabkan karena tumor otak, maka dokter akan melakukan prosedur bedah atau radiasi.

Dokter juga akan memberi saran terapi perilaku kognitif khususnya untuk pasien halusinasi yang disebabkan gangguan mental. Terapi ini berguna untuk membantu pasien supaya bisa menghadapi paranoid atau rasa takut yang dialami.

Cara Mengatasi Halusinasi di Rumah

  • Menciptakan lingkungan yang nyaman.
  • Semua anggota keluarga berusaha untuk menyayangi serta memberi perhatian untuk penderita halusinasi.
  • Mengikutsertakan penderita pada setiap kegiatan yang dilakukan keluarga.
  • Tidak memberikan kesempatan penderita untuk melamun dan menyendiri.
  • Keluarga berusaha untuk selalu siap membantu anggota keluarga yang mengalami halusinasi.

Pencegahan Halusinasi

Halusinasi sebetulnya bisa dicegah dengan cara melakukan pemeriksaan rutin ketika seseorang mengalami gangguan mental atau gangguan kesehatan yang bisa mengakibatkan terjadinya halusinasi. Selain itu, ada beberapa cara untuk mencegah halusinasi yang dianjurkan, seperti:

  • Kelola stres dengan baik seperti melakukan teknik relaksasi.
  • Menghindari pemakaian NAPZA.
  • Membatasi konsumsi minuman yang mengandung alkohol.
  • Tidur dalam jumlah yang cukup.

Sumber Referensi

  • https://grhasia.jogjaprov.go.id/berita/44/halusinasi.html
  • https://www.alodokter.com/muncul-suara-dan-sosok-misterius-akibat-halusinasi
  • https://www.alodokter.com/halusinasi
  • https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/7-jenis-halusinasi/
  • https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/halusinasi/
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Halusinasi

Leave a Comment