Pengertian Kemiskinan : Jenis, Cara Mengukur, Penyebab dan Contoh

Kemiskinan menjadi salah satu tolak ukur dari kesejahteraan suatu masyarakat di daerah tertentu. Kemiskinan juga bisa dijadikan acuan mengukur tingkat kemajuan suatu negara.

Kemiskinan merupakan masalah global yang sudah terjadi sejak dulu sampai sekarang. Sedangkan pemahaman mengenai kemiskinan sendiri bisa dilihat dari banyak sudut pandang.

Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan merupakan kondisi tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pakaian, makanan, tempat berlindung, kesehatan serta pendidikan. Kemiskinan bisa terjadi karena langkanya alat pemenuh kebutuhan dasar atau karena akses pendidikan dan pekerjaan yang sulit.

Kemiskinan adalah masalah global yang biasa disebut juga dengan istilah secara subjektif serta komparatif. Sedangkkan yang lain melihatnya dari segi evaluatif serta moral. Sebagian lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang sudah mapan dan sebagainya.

Kemiskinan sendiri bisa dipahami dengan beberapa cara, seperti:

  • Gambaran kekurangan materi: Umumnya meliputi kebutuhan pangan harian, perumahan, sandang serta pelayanan kesehatan. Kemiskinan bisa diartikan sebagai kondisi kelangkaan barang serta pelayanan dasar.
  • Gambaran mengenai kebutuhan sosial: Ini termasuk dikucilkan dari sosial, tidak mampu berpartisipasi dalam masyarakat dan ketergantungn.
  • Gambaran mengenai kurangnya penghasilan serta kekayaan: Arti memadai disini berbeda dengan arti memadai untuk masalah lain. Arti memadai disini adalah bisa diarti dengan mencari objek penghasilan diluar profeso secara halal.

Jenis Kemiskinan

Menurut pendapat Ali Khomsan dan kawan-kawan pada buku berjudul “Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin”, ada beberapa jenis kemiskinan seperti:

1. Kemiskinan Absolut

Ini merupakan kemiskinan yang mendeskripsikan individu dengan tingkat pendapatan di bawah garis kemiskinan yang sudah ditetapkan negara. Kemiskinan absolut juga bisa diartikan sebagai kondisi individu dengan penghasilan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan primer.

2. Kemiskinan Relatif

Kemiskinan relatif merupakan kemiskinan yang terjadi karena kebijakan pembangunan belum merata dan tidak menjangkau semua masyarakat. Untuk itu, di sebagin besar daerah ada penduduk yang mengalami ketimpangan pendapatan.

Walau kondisi penduduk ada di atas batas garis kemiskinan, namun tetap terlihat miskin sebab rata-rata dari pendapatan penduduk daerah tersebut yang lebih tinggi. Untuk itu, kemiskinan ini dinamakan dengan kemiskinan relatif yang bisa diartikan juga sebagai kemiskinan dari perbandingan antara penduduk dengan lingkungannya.

3. Kemiskinan Kultural

Kemiskinan kultural merupakan kemiskinan yang terbentuk akibat kebiasaan masyarakat yang sudah membudaya baik dari nilai yang diusung, cara kerja atau pemikirannya. Contohnya seperti kemiskinan kultural yang terjadi di masyarakat, seperti:

  • Malas.
  • Mudah menyerah pada nasib.
  • Etos kerja rendah.
  • Budaya masyarakat yang senang korupsi, kolusi dan nepotisme.
  • Menolak kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi.
  • Bergantung dengan pihak lain termasuk pemerintah.
  • Konsumtif terlalu berlebihan.
  • Mengandalkan harta warisan orang tua.
  • Tidak mandiri.

4. Kemiskinan Struktural

Kemiskinan struktural merupakan kemiskinan dari struktur sosial yang ada di golongan masyarakat tertentu. Ini memungkinan terjadinya kondisi masyarakat yang tidak bisa memakai sumber daya yang sebetulnya sudah tersedia. Contoh dari jenis kemiskinan ini diantaranya adalah:

  • Daerah dengan sumber daya melimpah namun tidak bisa dinikmati oleh masyarakat sekitarnya.
  • Pembersihan lahan yang dilakukan pemerintah di suatu daerah yang membuat masyarakat sekitar tidak punya tempat tinggal atau kehilangan pekerjaan.
  • Masyarakat di suatu daerah tidak sempat punya pekerjaan atau kehilangan pekerjaan akibat sumber daya alam sudah dikuasai investor asing yang menggunakan tenaga kerja asing.
  • Negara miskin sebab tidak bisa membayar hutang luar negeri.

Cara Mengukur Kemiskinan

Bank Dunia atau World Bank sudah menetapkan garis kemiskinan. Ini artinya jika seseorang punya kemampuan pengeluaran sehari dibawah nomal tersebut, maka masuk dalam kategori miskon. Standar ini sudah diupdate mengikuti dengan kondisi dunia.

Di tahun 2005, garis kemiskinan berada di $1.25. Sedangkan untuk sekarang, garis kemiskinan berada di $1.9 yang setara dengan Rp.27.000 oleh Wolrd Bank. Meski begitu, setiap negara juga punya garis kemiskinan yang berbeda yang dipengaruhi banyak hal termasuk nilai tukar mata uang negara tersebut dengan USD, geopolitik, perekonomian dan lainnya.

Kemiskinan terburuk biasanya dialami negara berkembang. Ini terbukti dari adanya kemiskinan di setiap regional. Negara yang sedang mengalami krisis kemiskinan secara terpaksa harus berhutang ke World Bank atau negara lainnya. Ini sangat riskan sebab apabila tidak bisa membayar hutang negara, maka akan dinyatakan sebagai negara yang pailit.

Akan tetapi, bukan berarti negara maju tidak mengalami kemiskinan. Tunawisma yang masih berkeliaran di negara maju menjadi bukti jika ada beberapa individu yang mengalami kemiskinan meski jumlahnya sedikit.

Penyebab Kemiskinan

Kemiskinan di suatu negara tentunya bisa terjadi karena beberapa penyebab. Ada proses panjang serta berkelanjutan yang membuat kemiskinan bisa terjadi dan berikut beberapa penyebab dari kemiskinan tersebut:

1. Lapangan Pekerjaan Kurang Tersedia

Seseorang yang tidak punya pekerjaan tetap, baik serta berkelanjutan tentunya akan sulit untuk memenuhi kebutuhan harian. Tidak hanya kebutuhan sekunder dan tersier yang tidak terpenuhi, bahkan untuk kebutuhan primer masih sulit terpenuhi.

Jika kondisi tersebut terjadi pada beberapa individu yang lain dalam jumlah besar, maka tentu suatu negara bisa mengalami masalah kemiskinan yang serius. Untuk itu, pemerintah sudah seharusnya bisa mengelola ketersediaan lapangan pekerjaan yang baik.

Selain itu, entrepenuer handal dan punya rasa nasionalisme tinggi juga harus ditingkatkan untuk mencukupi jumlah lapangan pekerjaan.

2. Kurang Ilmu, Pendidikan dan Pengetahuan

Pendidikan di Indonesia memiliki beberapa tujuan, seperti:

  • Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
  • Membentuk peradaban dan watak bangsa yang bermartabat.
  • Mengembangkan potensi peserta didik supaya menjadi insan beriman, mulia serta takwa pada Tuhan Yang Maha Esa.
  • Menjadikan warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Dengan beberapa tujuan tersebut, maka pendidikan sangat penting untuk memajukan seseorang. Jika pendidikan yang diterima seseorang kurang, maka juga akan mengurangi perkembangan potensi orang tersebut.

Individu dengan pendidikan tinggi, setidaknya bisa punya peluang lebih tinggi untuk menumbuhkan cara negosiasi, jiwa inovasi, cara berpikir ilmiah serta logis dan lain sebagainya.

Jika pendidikan kurang, maka berbagai kesempatan tersebut akan berkurang saat masuk ke dunia pekerjaan dan akan kalah saing dengan lawannya.

3. Terjadi Kerusuhan atau Konflik

Kerusuhan dan konflik yang terjadi bisa mengganggu stabilitas negara dari segi keamanan dan pertahanan, budaya, sosial, ekonomi dan politik. Kerusuhan bisa menurunkan produktivitas masyarakat yang menyebabkan kelesuan di perdagangan domestik serta ekspor.

Ini nantinya bisa menyebabkan harga beberapa barang serta jasa jadi melambung. Keamanan akan terganggu karena penjarahan terjadi. Akibatnya, pelaku ekonomi khususnya pengusaha akan sulit menjalankan kegiatan sekaligus menghambat kegiatan perekonomian negara.

4. Bencana Alam atau Perubahan Iklim

Bencana alam karena perubahan iklim atau lainnya juga berpengaruh pada kondisi kemiskinan. Contohnya seperti gempa bumi Lombok serta tsunami di Palu pada tahun 2018 yang lalu membuat rakyat Indonesia menglami kesulitan.

Bencana alam ini menyebabkan segala sesuatu menjadi lumpuh dan menghancurkan banyak bangunan yang sudah dibangun. Hal-hal seperti ini yang nantinya bisa menyebabkan kemiskinan pada suatu daerah.

Sumber Referensi

https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
https://www.gramedia.com/literasi/kemiskinan/
https://pendidikan.co.id/pengertian-kemiskinan-dampak-faktor-jenis-dan-contohnya/
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-kemiskinan-menurut-para-ahli/

Leave a Comment