Pengertian Kompulsif – Karakteristik, Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Contoh

Impulsif adalah perilaku seseorang yang hanya bertindak berdasarkan insting yang dimiliki. Impulsif berarti bersifat cepat dalam bertindak secara tiba-tiba menurut keinginan atau kehendak hati.

Pengertian Kompulsif

Dari “Neuropsychology Review: Defining Compulsive Behavior” dijelaskan jika perilaku kompulsif merupakan tindakan yang dilakukan berulang serta konsisten meski sebenarnya dianggap mengganggu atau tidak menyenangkan.

Para pengidap perilaku kompulsif sering menyadari jika sifat yang dilakukan tersebut tidaklah masuk akal contohnya seperti mencuci tangan sebanyak 10 kali.

Gangguan kepribadian ini juga disebut dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif atau obssesive compulsive personality disorder [OCPD]. Ini merupakan gangguan kepribadian yang ditandai dengan keteraturan, kesempurnaan serta kerapian yang terlalu berlebihan. Biasanya, orang yang memiliki perilaku kompulsif juga akan memaksakan standar dirinya sendiri di lingkungan.

Karakteristik Perilaku Kompulsif

  • Susah mengungkapkan perasaan.
  • Susah membentuk serta menjaga hubungan dekat dengan orang lain.
  • Pekerja keras namun karena memiliki obsesi dengan kesempurnaan bisa membuat sifat pekerja keras tersebut jadi tidak efisien.
  • Sering marah.
  • Sering meghadapi isolasi sosial.
  • Mengalami kecemasan yang terjadi dengan depresi.

Gejala Perilaku Kompulsif

Dokter mengklasifikasikan perilaku kompulsif sebagai salah satu gangguan kepribadian. Gangguan ini adalah gangguan perilaku yang bisa berpengaruh pada kehidupan sosial serta aktivitas seseorang.

Biasanya, gangguan kepribadian akan berkembang pada akhir masa remaja serta menetap dalam bentuk stabil di masa dewasa. Berikut adalah beberapa gejala dari perilaku kompulsif:

  • Perfeksionis hingga bisa merusak kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
  • Memiliki kebutuhan yang sangat besar untuk selalu tepat waktu.
  • Tingkah laku terlihat formal dan kaku.
  • Sangat hemat terhadap uang.
  • Selalu memperhatikan sesuatu dengan sangat ekstrim.
  • Pengabdian berlebihan pada pekerjaan sampai mengorbankan hubungan sosial atau keluarga.
  • Menyimpan barang yang sudah tidak berguna atau usang.
  • Tidak bisa berbagi atau mendelegasikan pekerjaan sebab takut tidak akan dilakukan dengan baik.
  • Ketat pada daftar rencana.
  • Memiliki kepatuhan yang kaku pada regulasi serta aturan.

Penyebab Perilaku Kompulsif

Sebetulnya, penyebab dari perilaku kompulsif yang dialami seseorang masih belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya perilaku kompulsif seperti berikut ini:

1. Faktor Genetik

Dari beberapa penelitian mengatakan jika ada hubungannya antara perilaku kompulsif dengan faktor genetik atau keturunan. Ini artinya, jika ada anggota keluarga yang punya perilaku kompulsif, maka kemungkinan besar akan diturunkan pada anak.

2. Abnormal di Pertumbuhan Otak

Faktor penyebab terjadinya perilaku kompulsif yang selanjutnya adalah karena abnormal pada pertumbuhan otak. Pada seseorang yang memiliki perilaku kompulsif, ada ketidaknormalan yang melibatkan kadar serotonin yang diproduksi secara tidak seimbang.

Serotonin sendiri adalah zat penghantar yang dipakai sel otak untuk saling berinteraksi dalam menjalankan fungsinya. Kadar serotonin yang tidak seimbang tersebut kemudian memicu perilaku abnormal atau perkembangan kognitif abnormal.

3. Kepribadian Abnormal

Faktor risiko selanjutnya dari perilaku kompulsif adalah karena kepribadian abnormal. Seseorang dengan kepribadian perfeksionis yang suka dengan kerapian dan disiplin tinggi punya risiko besar mengalami perilaku kompulsiif.

Seseorang dengan tipe perfeksionis akan semakin meningkatkan keinginannya untuk kesempurnaan hal yang ada di sekitarnya sehingga perilaku kompulsif bisa terjadi. Contohnya seperti menata rambut berulang kali, mencuci baju berulang kali dan sebagainya.

4. Trauma

Trauma karena bullying atau lainnya juga bisa menyebabkan perilaku kecemasan terlalu berlebihan akan sesuatu. Trauma yang terjadi di masa lalu atau pengalaman yang tidak menyenangkan akan terus teringat serta tersimpan pada memori penderitanya.

Pada saat ada faktor pemicu, maka trauma tersebut akan kembali dengan ketakutan atau kecemasan yang berlebihan. Kecemasan tersebut kemudian akan berefek pada timbulnya perilaku kompulsif dengan tujuan untuk menghilangkan gambaran trauma itu.

Pengobatan Perilaku Kompulsif

Seseorang yang memiliki perilaku kompulsif tidak melihat dirinya mempunyai masalah sehingga sulit untuk meminta mereka untuk mencari pengobatan. Akan tetapi, jika kondisinya sudah sampai mengganggu kehidupan pribadi dan pekerjaan, maka harus bersedia untuk mencari pengobatan, seperti:

1. Terapi

Seseorang yang berperilaku kompulsif bisa mencari perawatan dari terapis yang dilakukan dengan berbagai pendekatan berbeda. Ini termasuk terapi perilaku kognitif atau CBT yang bisa membantu mengenali perilakunya sendiri sebagai sosok yang tidak normal dan kaku.

Terapis nantinya bisa membantu orang dengan perilaku kompulsif untuk mengidentifikasi perilaku yang bisa membantu meningkatkan kemampuan orang tersebut supaya bisa bergaul dengan orang lain.

2. Obat-obatan

Terkadang, seseorang dengan perilaku kompulsif bisa disembuhkan dengan cara mengonsumsi beberapa jenis obat. Dokter umumnya akan memberikan resep reuptake serotonin selektif atau SSRI yang berguna untuk membantu penderita mengurangi fiksasi pada ketertiban serta aturan.

SSRI nantinya akan membantu untuk meningkatkan kadar serotonin di otak serta bisa memberikan pengaruh positif untuk emosi, suasana hati serta kualitas tidur.

3. Latihan Relaksasi

Praktik mindfulness seperti pernapasan dalam, meditasi serta teknik relaksasi bisa membantu seseorang untuk mengurangi tingkat stres yang mengakibatkan perilaku kompulsif.

Dengan waktu serta pengobatan, banyak orang berperilaku kompulsif yang bisa menemukan motivasi untuk berubah.

Contoh Perilaku Kompulsif

1. Obsessive Compulsive Disorder [OCD]

OCD merupakan gangguan yang terjadi pada seseorang yang punya ide, pikiran atau sensasi berulang serta tidak diinginkan yang membuat orang tersebut merasa terdorong untuk melakukan sesuatu secara berulang atau kompulsi.

Beberapa contoh OCD diantaranya adalah melakukan pemeriksaan kompulsif seperti pemeriksaan berlebihan pada sakelar, kunci pintu serta peralatan lain yang dianggap berbahaya dan menyebabkan paranoia.

2. Compulsive Buying Disorder [CBD]

Seseorang yang menderita CBD akan melakukan segalanya untuk menyalurkan keinginan berbelanja berlebihan sehingga akan mengganggu keuangan.

Kellet serta Bolton pada Compulsive Buying mengatakan jika keinginan belanja seseorang yang berlebihan ini tidak bisa dikendalikan meski sudah menguras kantong atau biaya yang mahal.

3. Compulsive Hoarding

Penderita compulsive hoarding atau penimbun kompulsif akan selalu menimbun barang secara berlebihan tanpa lagi melihat kondisi ruangan yang ada.

Orang seperti ini tidak bisa membedakan antara barang baru atau yang tidak berguna. Ciri paling utama dari penderita compulsive hoarding ini adalah ruangan yang terlihat berantakan karena penuh barang.

4. Trikotilomania

Trikotilomania merupakan gangguan atau perilaku kompulsif yang dilakukan dengan cara menarik bulu halus pada tubuh atau rambut. Ini menyebabkan para penderitanya punya bintik-bintik merah bekas luka di area rambut atau bulu yang tercabut yang sangat berbahaya untuk penderita.

5. Eating Disorder

Eating disorder atau gangguan makan juga terjadi akibat perilaku kompulsif. Beberapa diantaranya terjadi akibat keinginan makan berlebihan sampai menyebabkan obesitas.

6. Hipersex, Nymphomania atau Kecanduan Alkohol

Jenis perilaku kompulsif ini ditandai dengan pikiran, perasaan yang selalu berkaitan dengan seks. Perilaku ini bisa berkaitan dengan gangguan seksual yang biasa hingga yang menyimpang sampai bisa dianggap melanggar hukum.

7. Compulsive Talking

Compulsive talking atau talkoholism merupakan perkataan atau pembicaraan seseorang yang melebihi batas yang dapat diterima secara sosial.

Dari mulai berbicara cabul, kasar atau memakai banyak macam bahasa yang dianggap melanggar norma masyarakat. Pembicara kompulsif akan terus berbicara tanpa henti dan hanya akan berhenti pada saat orang lain mulai berbicara atau orang lain menganggap pembicaraan mereka berbahaya.

8. Dermatophagia

Dermatophagia merupakan perilaku kompulsif yang fokus pada bagian tubuh seperti menggigit kuku atau sesekali mengunyah jari. Perilaku ini sangat berbahaya karena bisa melukai diri sendiri.

Sumber Referensi

https://primayahospital.com/kejiwaan/perilaku-kompulsif-dan-impulsif/
https://www.orami.co.id/magazine/perilaku-kompulsif/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kompulsi
https://ilmusaku.com/belajar-tentang-kompulsif-dan-impulsif/
https://apabedanya.com/apa-bedanya-impulsif-dan-kompulsif/

Leave a Comment