Pengertian Longsor – Penyebab, Proses, Jenis, Gejala Terjadinya

Longsor merupakan salah satu bencana alam yang biasa terjadi di Indonesia selain banjir, gempa bumi dan angin topan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB menjelaskan jika longsor merupakan jenis gerakan massa tanah atau batuan atau campuran keduanya yang keluar lereng karena kestabilan tanah terganggu.

Sedangkan menurut sumber lain, longsor merupakan perpindahan material pembentuk lereng berupa bahan rombakan, bebatuan, tanah atau campuran material tersebut yang bergerak keluar atau ke bawah lereng.

Pengertian Longsor

Menurut Crude, longsor merupakan kejadian geologi yang terjadi karena pergerakan massa tanah, batuan atau puing yang turun dari sebuah lereng. Sedangkan menurut Vernes, longsor merupakan pergerakan material ke arah bawah serta keluar leteng akibat pengaruh gravitasi.

Longsor yang lebih dikenal adalah tanah longsor atau landslide yang juga bisa diartikan sebagai perpindahan massa banyak jenis tanah atau batuan yang tidak butuh media berpindah seperti udara atau air.

Proses Terjadinya Longsor

Longsor bisa terjadi ketika air yang meresap ke tanah megakibatkan bobot tanah bertambah. Sesudah itu aka menembus hingga ke bidang gelincir sehingga bergerak keluar lereng.

Jika gaya pendorong di lereng lebih besar dari gaya penahan, maka akan terjadi longsor. Gaya penahan biasanya dipengaruhi kekuatan batuan serta kepadatan tanah.

Sementara gaya pendorong dipengaruhi besarnya sudut kemiringan lereng, beban, air dan berat jenis tanah batuan. Bencana longsor biasanya terjadi ketika musim hujan karena ketika musim kering, permukaan tanah berpori dan tanah menjadi retak.

Ketika tanah retak, maka air hujan semakin mudah meresap ke tanah bagian dalam dan kandungan air dalam tanah menjadi jenuh. Air yang terakumulasi pada dasar lereng tersebut nantinya akan menyebabkan gerakan lateral.

Dengan begitu, tanah akan mudah bergerak menuruni lereng. Akan tetapi, jika terdapat banyak pohon maka tanah tidak akan mudah bergerak longsor. Untuk itulah, penghijauan pada daerah pegunungan, perbukitan dan sekitar lereng sangat penting untuk dilakukan.

Penyebab Longsor

Biasanya, longsor terjadi di pegunungan atau dataran tinggi. Namun, longsor juga bida terjadi di dataran rendah. Longsor yang terjadi di dataran rendah bisa terjadi karena galian tambang runtuh, penggalian jalan atau tebing sungai yang runtuh. Berikut adalah beberapa penyebab dari longsor selengkapnya:

1. Curah Hujan Tinggi

Penyebab pertama dari longsor adalah karena curah hujan yang tinggi. Tanah yang kering ketika kemarau akan banyak berongga atau berpori. Pori atau rongga tersebut akan membentuk retakan di tanah.

Pada saat masuk musim penghujan, maka air hujan akan penuh di dalam rongga tanah sehingga pergeseran tanah terjadi. Apabila pergeseran tersebut terjadi terus menerus, maka bisa menyebabkan longsor.

2. Penumpukkan Sampah

Penyebab kedua dari longsor adalah sampai yang menumpuk di sungai sehingga mengakibatkan banjir. Sampah yang menumpuk di atas permukaan tanah akan terkena air hujan sehingga menyebabkan longsor.

3. Aktivitas Seismik

Gempa bumi yang terjadi di area berlereng terjal juga bisa menyebabkan dilatasi tanah. Jika getaran gempa terjadi terus menerus, maka bisa menyebabkan longsor.

4. Aktivitas Vulkanik

Penyebab berikutnya dari longsor adalah arena aktivitas gunung berapi. Larva yang mencair akan menyebabkan banjir lahar yang kemudian mengalir dengan cepat ke permukaan lereng. Arus banjir lahar yang deras nantinya bisa memicu banjir bandang serta longsor.

5. Hutan Gundul

Hutan punya peranan penting untuk menjaga kestabilan tanah. Jika banyak pohon besar di hutan yang ditebang, maka struktur lapisan tanah akan labil sebab tidak ada akar yang bisa menguatkan tanah.

Pada saat curah hujan sedang tinggi, maka tanah menjadi jenuh sebab tidak ada pohon yang bisa membantu penyerapan air.

6. Stuktur Bebatuan yang Hancur

Batuan endapan dan batuan sedimen mudah sekali hancur dan lapuk menjadi tanah. Khususnya jika kedua jenis batu tersebut ada di lereng gunung yang bisa menyebabkan rawan longsor.

7. Penyusutan Bendungan

Ketika air yang ada di waduk, danau atau bendungan menyusut, maka penurunan permukaan tanah bisa terjadi. Permukaan tanah yang turun terus menerus tersebut akan menyebabkan retakan dan longsor terjadi.

8. Material Menimbun Lembah

Lahan pemukiman yang betambah sempit di dataran rendah membuat massyarakat membangun perumahan di dataran tinggi. Perumahan tersebut dibuat dengan cara memotong tebing serta menimbun lembah.

Apabila material yang dipakai untuk menimbun lembah tidak terlalu padat, maka bisa mengakibatkan retakan dan longsor terjadi.

9. Beban Tanah Terlalu Berlebihan

Bangunan serta perumahan yang didirikan di atas lereng bisa membebani tanah terlalu berlebihan. Bahkan, kendaraan berat yang melintasi pada jalan lereng gunung juga bisa menambah beban tanah semakin berat. Ketika struktur tanah tidak diperkuat, maka akan menyebabkan longsor.

10. Erosi Tanah

Erosi adalah proses lapisan tanah yang terkikis karena banyak media seperti angin, air serta es. Erosi tanah yang terjadi di tebing curam serta tidak ada pohon sebagai penguat tanah bisa mengakibatkan longsor.

Jenis Longsor

Ada beberapa jenis atau tipe longsor. Jika dilihat dari jenis materialnya, maka longsor bisa dibagi menjadi 5 jenis, yakni:

1. Slide

Tipe longsor slide ini bisa dibagi kembali menjadi 3 jenis, yakni:

  • Rotational slide: Pergerakkan massa tanah atau batuan yang berotasi di satu sumbu yang sejajar dengan permukaan tanah berbentuk cekung ke atas.
  • Translational slide: Pergerakan massa tanah atau batuan dengan sedikit rotasi di permukaan tanah datar.
  • Block slide: Pergerakan yang hampir serupa dengan translational slide. Namun massa tanah atau batuan yang bergerak terdiri dari beberapa blok koheren.

2. Fall

Tipe longsor kedua adalah fall yakni pergerakan bongkahan batu yang jatuh dari tebing atau lereng curam secara tiba-tiba. Bongkahan batu yang menggelinding, terpental serta terjun bebas dari atas lereng disebabkan karena pelapukan mekanik atau gravitasi bumi.

3. Topples

Topples merupakan pergerakan batuan berputar ke depan di sebuah titik sumbu yang kemudian roboh ke area lebih rendah. Ini terjadi karena pengaruh gravitasi bumi serta kandungan air di rekahan batuan.

4. Flows

Flows merupakan tipe longsor selanjutnya yang bisa dibagi kembali menjadi beberapa kategori, seperti:

  • Debris flow: Pergerakan massa berisi campuran tanah gembur, bahan organik, air, batu serta udara yang mengalir di permukaan lereng dengan cepat.
  • Debris avalance: Es yang longsor di lereng terjal dan terjadi dengan cepat.
  • Earthflow: Pergerakan dari material mengandung tanah liat atau lempung di lereng yang penuh dengan air sehingga menimbulkan cekungan atas.
  • Mudflow: Pergerakan yang hampir serupa dengan earthflow namun proses longsor terjadi dengan cepat.
  • Creep: Pergerakan massa tanah atau batuan di lereng secara lambat dan bertahap.

Gejala Terjadinya Longsor

  • Muncul retakan pada lereng yang sejajar dengan arah tebing.
  • Umumnya terjadi sesudah hujan.
  • Muncul mata air baru secara tiba-tiba.
  • Tebing terlihat rapuh dan kerikil terlihat berjatuhan.
Sumber Referensi

https://tirto.id/apa-itu-tanah-longsor-pengertian-jenis-jenis-proses-terjadinya-gaF3
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/pengertian-longsor
https://www.gurupendidikan.co.id/tanah-longsor/
https://dosengeografi.com/pengertian-tanah-longsor/
https://jagad.id/tanah-longsor/

Leave a Comment