Pengertian Obesitas – Faktor Risiko, Komplikasi dan Cara Mengatasi

Obesitas merupakan penumpukkan lemak tidak normal atau berlebihan di dalam tubuh yang jika dibiarkan akan menimbulkan penyakit. Beberapa jenis penyakit yang bisa ditimbulkan dari obesitas diantaranya adalah tekanan darah tinggi, diabetes, jantung dan masih banyak lagi.

Pengertian Obesitas

Obesitas termasuk dalam salah satu masalah kesehatan terbesar di seluruh dunia. Tidak hanya mengakibatkan masalah kesehatan, namun obesitas juga bisa memicu terjadinya gangguan psikologis seperti depresi dan stres.

Obesitas sendiri berbeda dengan overweight atau kelebihan berat badan. Overweight merupakan kondisi kenaikan berat badan berlebih. Kondisi tersebut tidak hanya disebabkan karena lemak berlebih namun juga massa otot serta cairan yang ada di dalam tubuh.

Obesitas sendiri merupakan masalah kesehatan yang bisa terjadi pada semua orang dari mulai anak-anak, remaja sampai orang dewasa. Dari WHO dikatakan jika ada lebih dari 1.9 miliar orang dewasa di atas 18 tahun yang mengalami masalah kelebihan berat badan. Dari jumlah tersebut, sekitar 650 juta orang dewasa mengalami obesitas.

Ini artinya ada sekitar 13% dari populasi orang dewasa di dunia yang mengalami obesitas di tahun 2016 secara keseluruhan. Tingginya presentase tersebut dipengaruhi karena banyak faktor risiko sehingga sebaiknya memang didiskusikan dengan dokter untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.

Cara Mengukur Obesitas

Obesitas sebenarnya tidak punya gejala yang pasti. Akan tetapi dokter akan mendiagnosis seseorang mengalami obesitas pada saat indeks massa tubuh atau IMT sebesar 30 atau lebih.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menentukan apakah seseorang mengalami obesitas atau tidak, yakni dengan mengukur:

  • Body mass index [BMI]
  • Lingkar pinggang.
  • Rasio lingkar pinggang dan panggul [RLPP].
  • Tebal lipatan kulit memakai alat ukur bernama skinfold.
  • Kadar lemak tubuh memakai alat bioelectrical impedance analysis [BIA].

Bagi kebanyakan orang, mengukur BMI menjadi cara termudah untuk memperkirakan jumlah lemak di dalam tubuh. Meski begitu, cara ini tidak secara langsung akan mengukur lemak.

Ini membuat sebagian orang yang berotot mungkin saja punya BMI yang termasuk jenis obesitas, namun tidak punya lemak tubuh berlebih.

Faktor Risiko Obesitas

Biasanya, obesitas adalah hasil dari kombinasi penyebab serta faktor risiko. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan seseorang mengalami obesitas:

1. Genetik

Faktor keturunan atau genetik bisa memicu seseorang mengalami obesitas. Anak dari orangtua yang mengalami obesitas akan lebih berisiko dibandingkan dengan anak yang punya orang tua dengan berat badan ideal.

Ini disebabkan karena gen yang diwarisi dari orangtua bisa mempengaruhi jumlah lemak tubuh yang dapat tersimpan serta tempat lemak didistribusikan. Faktor ini juga berperan pada cara kerja tubuh pada saat:

  • Mengolah makanan menjadi energi.
  • Mengatur nafsu makan.
  • Membakar kalori saat sedang berolahraga.

Selain gen, anggota keluarga juga cenderung memiliki kebiasaan makan serta aktivitas yang serupa. Inilah sebabnya, biasanya penderita obesitas juga punya keluarga yang juga mengalami hal yang sama.

2. Gaya Hidup Tidak Sehat

Selain karena keluarga atau keturunan, ada faktor lain yang bisa memicu terjadinya obesitas dan berasal dari diri sendiri yakni gaya hidup tidak sehat. Beberapa diantaranya adalah:

  • Diet tinggi kalori.
  • Kurang mengonsumsi sayur dan buah.
  • Terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji.
  • Tidak tidur cukup.
  • Mengonsumsi minuman berkalori tinggi seperti alkohol.
  • Jarang berolahraga atau tidak banyak bergerak.

3. Penggunaan Beberapa Jenis Obat Tertentu

Ada banyak obat baik dengan atau tanpa resep dokter yang bisa menyebabkan efek samping obesitas atau kenaikan berat badan. Beberapa jenis obat yang bisa menimbulkan efek samping ini diantaranya adalah:

  • Obat diabetes.
  • Antidepresan.
  • Antipsikotik.
  • Steroid.
  • Obat anti kejang.
  • Penghambat beta.

Beberapa jenis obat ini bisa mengubah fungsi otak serta tubuh yang membuat nafsu makan jadi bertambah. Peningkatan nafsu makan tersebut juga disertai dengan menurunnya tingkat metabolisme yang akhirnya memicu kenaikan berat badan.

4. Usia

Semua orang bisa mengalami obesitas berapapun usianya. Namun seiring bertambahnya usia, maka perubahan hormon dan gaya hidup yang kurang aktif akan meningkatkan risiko seseorang mengalami obesitas.

Selain itu, jumlah otot yang ada di dalam tubuh juga ikut menurun sehingga menyebabnya metabolisme juga ikut menurun. Perubahan tersebut juga mengurangi kebutuhan kalori serta membuat seseorang jadi lebih sulit untuk menurunkan berat badan.

Untuk itu bagi orang dewasa termasuk lansia harus mulai mengontrol pola makan dan menjadi lebih aktif bergerak. Ini harus dilakukan supaya berat badan bisa tetap terjaga meski sudah berumur lebih dari 50 tahun.

5. Stres

Bagi orang yang mengalami stres sebaiknya lebih berhati-hati karena akan cenderung lebih banyak makan pada saat stres untuk memperbaiki suasana hati khususnya makanan manis.

Tanpa disadari, mengonsumsi makanan yang manis bisa membuat seseorang makan lebih banyak lagi. Akibatnya, akan terjadi penumpukkan gula, kalori serta lemak di dalam tubuh yang tidak bisa dihindari dan akhirnya berat badan ikut meningkat.

6. Berhenti Merokok

Ada banyak orang yang berhenti merokok mengeluhkan masalah kenaikan berat badan dan memungkinkan risiko obesitas. Ini kemungkinan terjadi karena pada saat berhenti merokok, maka makanan menjadi cara mengalihkan dari keinginan merokok.

Meski begitu, berhenti merokok tentu tetap akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar. Berkonsultasi dengan dokter bisa dilakukan untuk mencegah kenaikan berat badan sesudah berhenti merokok sehingga risiko obesitas tidak terjadi.

Komplikasi Obesitas

Jika obesitas tidak segera ditangani dengan baik, maka akan ada beberapa penyakit serius yang mungkin bisa terjadi. Berikut adalah beberapa bahaya dari obesitas yang harus diketahui:

1. Diabetes Tipe 2

Seseorang yang mengalami diabetes lebih berisiko yerkena diabetes tipe 2. Ini disebabkan karena penumpukkan lemak bisa berpengaruh pada fungsi insulin untuk mengontrol kadar gula darah.

2. Osteoarthritis

Selain diabetes, kegemukan juga bisa menyebabkan osteoarthritis. Ini disebabkan karena tekanan yang terjadi pada tulang serta sendi yang menahan beban menjadi meningkat. Faktor inilah yang nantinya bisa memicu komplikasi seperti osteoarthritis.

3. Stroke dan Penyakit Jantung

Selain beberapa penyakit seperti yang sudah disebutkan diatas, masih ada beberapa komplikasi lain yang bisa ditimbulkan karena obesitas, seperti:

  • Kanker: Seperti kanker serviks, kanker rahim dan jenis kanker lain.
  • Gangguan sistem pencernaan: Seperti gangguan fungsi hati dan heartburn.
  • Infertilitas.
  • Sleep apnea.

Cara Mengatasi Obesitas

Untuk mengatasi obesitas, ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti berikut ini:

  • Perubahan pola makan: Mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi, makan dengan porsi besar namun sedikit kalori, memperbanyak sumber protein nabati, membatasi makanan seperti lemak dan karbohidrat.
  • Banyak berolahaga setidaknya 150 menit yang disarankan untuk penderita obesitas. Contohnya seperti jogging atau berjalan, sepeda statis atau aktivitas sederhana seperti membersihkan rumah dan berkebun.
  • Mengonsumsi obat penurun berat badan dengan konsultasi kepada dokter ahli. Beberapa contoh obat yang direkomendasikan adalah Liraglutide, bupropion and naltrexone, orlistat atau phentermine and topiramate.

Sumber Referensi

  • https://hellosehat.com/nutrisi/obesitas/apa-itu-obesitas/
  • https://www.klikdokter.com/penyakit/obesitas
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/obesitas
  • https://www.alodokter.com/obesitas

Leave a Comment