Pengertian Optimis : Manfaat, Sifat, Aspek dan Dampak Negatif

Optimis adalah salah satu sifat yang bisa dikatakan baik oleh banyak orang. Dengan sifat optimis, maka seseorang bisa lebih bersemangat saat menjalani hidup. Namun, ternyata optimis tidak terlalu baik sebab ada akibat yang bisa terjadi ketika seseorang terlalu optimis. Berikut adalah penjelasan selengkapnya.

Pengertian Optimis

Sebetulnya, sifat optimis bagus dimiliki setiap orang supaya bisa menjalani kehidupan serta menghadapi banyak hal. Secara umum pengertian Optimis adalah sifat yang bisa memberikan dampak positif, sementara kebalikan dari optimis adalah pesimis.

Seseorang yang punya sifat pesimis biasanya punya pandangan negatif ketika menghadapi persoalan dan bisa dikatakan kalah sebelum perang.

Manfaat Sifat Optimis

Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sifat optimis. Bahkan, optimis membuat kehidupan berikutnya bisa menjadi lebih baik. Berikut adalah beberapa manfaat dari menjadi orang optimis tersebut:

1. Bisa Membantu Mengatasi Stress

Semua orang tentunya memiliki masalah dalam hidup. Jika masalah yang terjadi sudah terlalu besar, maka bisa membuat orang tersebut merasa stress. Salah satu manfaat dari sifat optimis tersebut diantaranya adalah membantu mengatasi stres.

2. Membantu Seseorang Lebih Maju

Dengan sifat optimis, maka seseorang tidak akan sulit mengatasi masalah yang dihadapi. Seseorang bisa merasa lebih percaya diri ketika menghadapi masalah.

Dengan sifat optimis, maka masalah yang terjadi dijadikan sebagai pelajaran sehingga bisa lebih berhati-hati di kemudian hari ketika ingin melangkah untuk membuat orang tersebut lebih maju.

3. Membuat Seseorang Lebih Sehat

Sampai sekarang ini, masih belum banyak yang menyadari jika pikiran bisa sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh. Istilah Hati yang Sehat adalah Obat memang benar-benar nyata sehingga memiliki sifat yang optimis bisa membuat tubuh semakin sehat.

4. Membantu Melewati Masa Sulit

Manfaat berikutnya dari sifat optimis adalah untuk membantu melewati masa sulit dalam hidup. Ini disebabkan karena seseorang dengan sifat optimis selalu menganggap jika masalah hanya untuk sementara waktu.

5. Membantu Pengambilan Keputusan

Seseorang yang memiliki sifat optimis biasanya mempunyai pemikiran lebih bijak sehingga jauh lebih mudah untuk mengambil keputusan terbaik. Walau dalam situasi mendesak, namun orang yang optimis tetap bisa tenang serta tidak mengalami stres.

Cara Menjadi Pribadi yang Optimis

Sifat optimis memang tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Banyak orang yang ingin memiliki sifat optimis namun tidak mengerti caranya. Beberapa cara berikut bisa coba dilakukan supaya anda bisa menjadi orang yang optimis:

1. Ubah Sudut Pandang

Hal pertama yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan sifat optimis adalah dengan mengubah sudut pandang. Tanpa disadari, sudut pandang akan berpengaruh pada tingkah laku harian.

Cara untuk mengubah sudut pandang yang bisa dilakukan bisa dimulai dengan cara yang sederhana. Anda bisa coba tidak mengeluh dengan berbagai pekerjaan yang ada dan bersyukur karena masih diberi pekerjaan.

2. Lakukan Aktivitas Sehat dan Menyenangkan

Lakukan aktivitas menyenangkan serta sehat karena baik untuk mental serta tubuh. Ini harus dilakukan supaya pikiran jernih serta fisik yang bisa melakukan berbagai kegiatan positif.

3. Selalu Berpikir Positif

Latih juga keyakinan di dalam pikiran jika anda bisa melakukan banyak macam hal baik yang bisa membantu kesuksesan. Contohnya yakin jika mampu belajar dengan baik untuk memperoleh nilai memuaskan.

4. Ambil Hal Baik dari Semua Kejadian

Sesudah melakukan aktivitas harian, sebaiknya luangkan waktu sekitar 10 menit untuk memikirkan hal positif yang sudah berhasil didapat hari itu. Bahkan dari kejadian tidak menyenangkan juga bisa diambil hal baiknya.

Aspek-aspek Optimis

Untuk mengetahui optimis tidaknya seseorang, bisa diketahui dari cara ia berpikir pada sebuah peristiwa yang terjadi. Seligman menamakan gaya atau cara yang menjadi kebiasaan individu untuk menjelaskan pada diri sendiri kenapa sebuah peristiwa terjadi sebagai explanatory style atau gaya penjelasan.

Gaya penjelasan yang digunakan menjadi indikator optimis atau pesimis seseorang. Gaya penjelasan ini lebih dari sekedar apa yang dikatakan orang ketika berhadapan dengan kegagalan namun menjadi kebiasaan berpikir yang dipelajari sejak kecil dan masa remaja menurut Darmaji.

Gaya dari penjelasan ini bisa terbentuk lewat cara pandang pandang pada diri serta lingkungan apakah dirinya berharga atau tidak menurut Seligman. Gaya penjelasan seseorang juga terdiri dari 3 aspek, yakni:

  • Permanensi

Gaya penjelasan masalah yang berhubungan dengan waktu yakni permanen dan temporer. Seseorang yang pesimis akan menjelaskan kejadian atau kegagalan yang menekan dengan cara yang tidak menyenangkan.

Sedangkan untuk orang yang optimis akan melihat segala sesuatu secara sementara atau temporer. Kata-kata seperti kadang-kadang serta melihat sesuatu dengan caa yang menyenangkan dijadikan sesuatu yang tetap atau permanen.

  • Pervasivitas

Merupakan gaya penjelasan yang berhubungan dimensi ruang lingkup. Ini dibedakan menjadi universal dan spesifik. Untuk Orang pesimis akan mengungkap pola pikir ketika berhadapan peristiwa tidak menyenangkan dengan cara universal.

  • Personalisasi

Personalisasi merupakan gaya penjelasan yang berhubungan dengan sumber penyebab, eksternal dan juga interal.

Dampak Negatif Terlalu Optimis

Optimis merupakan sikap mental yang meyakini jika segala sesuau yang baik pasti akan datang. Biasanya, sikap seperti ini akan membawa kebaikan. Namun tidak selalu optimis bisa memberikan dampak positif karena ada akibat buruk yang bisa ditimbulkan dari optimis sepeti berikut ini:

1. Sering Mengambil Keputusan yang Buruk

Seseorang yang terlalu optimis tidak selamanya memiliki kehidupan yang berjalan mulus. Sikap ini bisa membuat seseorang mengambil keputusan yang salah.

Keputusan buruk tersebut bisa terjadi ketika seseorang yang terlalu optimis dan menganggap tidak perlu mengkhawatirkan masa depan sehingga lebih mudah lengah.

Bisa saja orang yang terlalu optimis sangat percaya dengan kemampuan diri sendiri. Bahkan, rasa percaya diri tersebut juga sering membuat mereka menutup diri untuk pendapat orang lain.

Contohnya seorang anak tidak belajar untuk ujian besok hari karena sudah selalu mendapatkan nilai yang bagus. Dengan begitu, anak tersebut mengabaikan saran dari teman yang ingin memberi materi baru.

2. Tidak Menerima Kenyataan Sepenuhnya

Berbeda dengan pikiran positif namun realistis, terlalu optimis bisa membuat seseorang menutup mata terhadap kenyataan. Contohnya seperti mengira jika seluruh orang menyetujui pidato yang akan disampaikan. Namun kenyataannya, ada beberapa orang yang mungkin tidak setuju.

Rasa optimis yang terlalu berlebihan membuat seseorang jadi merasa sempurna serta tidak berusaha untuk memperbaiki kesalahan. Hal ini juga dapa terjadi dalam urusan asmara. Jika terlalu optimis hubungan akan berjalan dengan baik dan menjadi pasangan ideal, maka kemungkinan seseorang menutup mata terhadap konflik yang sebenarnya.

Sikap yang terlalu optimis bisa berdampak buruk sebab akan membuat seseorang terperangkap dalam kondisi hanya mau menerima kondisi yang baik saja.

3. Mengabaikan Risiko yang akan Dihadapi

Salah satu dampak buruk selanjutnya ketika terlalu optimis adalah lebih mengabaikan risiko yang mungkin saja dihadapi dari berbagai tindakan yang dilalui.

Contohnya jika terlalu yakin investasi atau bisnis yang sedang dijalani akan memberikan keuntungan besar. Sebetulnya, sifat ini baik sebab membuat diri sendiri lebih termotivasi.

Namun jika optimis terlalu berlebihan, maka kemungkinan anda tidak akan bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi risiko kegagalan.

Sumber Referensi

https://jagad.id/pengertian-optimis/
https://id.wikipedia.org/wiki/Optimisme

Leave a Comment