Pengertian PTSD – Gejala, Penyebab, Diagnosis dan Pengobatan

PTSD atau post traumatic stress disorder merupakan gangguan mental yang terjadi sesudah seseorang menyaksikan atau mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan.

PTSD adalah gangguan kecemasan yang membuat penderita teringat dengan kejadian yang traumatis.

Beberapa peristiwa traumatis yang bisa memicu terjadinya PTSD adalah bencana alam, kecelakaan, perang serta pelecehan seksual.

Pengertian PTSD

PTSD [Post Traumatic Stress Disorder] atau gangguan stres pascatrauma merupakan kondisi mental dimana seseorang mengalami serangan panik yang disebabkan karena trauma pengalaman masa lalu.

Mengalami kejadian traumatis memang merupakan hal yang berat untuk semua orang. Namun untuk beberapa orang yang sudah lanjut usia mengidap PTSD sesudah mengalami peristiwa yang mengejutkan atau menyakitkan seperti insiden yang mengancam nyawa, kecelakaan atau perang.

Orang tersebut mungkin memikirkan kejadian traumatis sepanjang waktu yang kemudian berpengaruh di dalam kehidupannya. PTSD sebenarnya merupakan kondisi yang umum terjadi.

Gangguan stres pascatrauma biasanya lebih sering mempengaruhi wanita dibandingkan pria. Ini disebabkan karena umumnya wanita lebih sensitif pada perubahan dibandingkan dengan pria.

PTSD merupakan kondisi yang bisa mempengaruhi seseorang dari semua golongan usia dan bahkan bisa terjadi juga pada anak-anak. PTSD bisa diatasi dengan cara mengurangi faktor risiko serta mendiskusikannya dengan dokter.

Gejala PTSD

Gejala PTSD bisa terjadi ketika seseorang mengalami peristiwa yang menyebabkan trauma. Waktu kemunculannya bisa dalam beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah kejadian traumatis tersebut terjadi.

Sedangkan untuk tingkat keparahan serta durasi gejalanya juga berbeda-beda untuk setiap penderita. Berikut adalah beberapa gejala yang menunjukkan jika seseorang mengalami PTSD:

1. Ingatan Pada Peristiwa Traumatis

Penderita PTSD sering teringat dengan peristiwa yang menyebabkan trauma. Bahkan, penderita juga seakan seperti mengulang kembali kejadian traumatis tersebut.

Ingatan pada peristiwa traumatis itu juga sering hadir dalam bentuk mimpi buruk sehingga penderita PTSD semakin tertekan secara emosional.

2. Kecenderungan Mengelak

Penderita PTSD tidak mau membicarakan atau memikirkan peristiwa yang menyebabkan trauma. Ini diperlihatkan dengan menghindari aktivitas, tempat serta seseorang yang berhubungan dengan kejadian traumatis.

3. Perasaan Serta Pemikiran Negatif

Penderita PTSD juga cenderung menyalahkan orang lain atau diri sendiri. Selain itu, penderita juga akan kehilangan minat untuk aktivitas yang dulu disukai serta merasa putus asa. Penderita akan lebih memilih untuk menyendiri serta sulit menjalin hubungan dengan orang lain.

4. Perubahan Emosi dan Perilaku

Penderita PTSD biasanya lebih mudah marah atau takut meski tidak dipicu ingatan suatu peristiwa traumatis. Perubahan perilaku tersebut juga sering membahayakan diri sendiri atau orang lain.

PTSD bisa terjadi pada anak-anak dan juga orang dewasa. Akan tetapi pada anak-anak, ada gejala khusus yakni sering melakukan reka ulang suatu peristiwa traumatis lewat permainan. Anak dengan PTSD juga sering mengalami mimpi buruk yang bisa berhubungan lansung atau tidak dengan kejadian traumatis yang pernah dialami.

  • Selain itu, ada juga perubahan fisik atau emosi di berbagai hal yang bisa terjadi, seperti:
  • Lebih mudah terkejut atau merasa takut.
  • Sulit untuk merasakan berbagai emosi yang ada di dalam diri sendiri.
  • Tidak bisa menunjukkan energi positif yang ada di dalam dirinya.

Penyebab PTSD

PTSD bisa terjadi ketika seseorang menyaksikan atau mengalami peristiwa yang mengancam nyawa atau menakutkan. Masih belum diketahui dengan pasti kenapa peristiwa tersebut bisa menyebabkan PTSD untuk sebagian orang. Akan tetapi ada dugaan kuat jika penyebab PTSD adalah kombinasi dari beberapa kondisi berikut ini:

  • Pengalaman tidak menyenangkan.
  • Kepribadian bawaan yang tempramen.
  • Riwayat gangguan mental di keluarga.

Sedangkan beberapa peristiwa yang diketahui paling sering menyebabkan PTSD adalah sebagai berikut:

  • Bullying atau perundungan.
  • Perang.
  • Kekerasan fisik.
  • Kecelakaan.
  • Prosedur medis tertentu seperti operasi.
  • Pelecehan seksual termasuk pemerkosaan atau sodomi.
  • Penyakit yang mengancam jiwa seperti serangan jantung.

Faktor Risiko PTSD

Semua orang sebenarnya bisa terkena PTSD sesudah mengalami atau menyaksikan kejadian yang tragis. Namun, PTSD lebih berisiko terjadi pada orang yang punya beberapa faktor seperti berikut:

  • Kurang mendapat dukungan dari teman atau keluarga.
  • Menderita kecanduan alkohol atau penyalahgunaan NAPZA.
  • Menderita gangguan mental yang lainnya seperti gangguan kecemasan.
  • Punya pengalaman traumatis sebelumnya seperti dirundung ketika masih kecil.
  • Punya pekerjaan tertentu seperti relawan atau tentara medis di daerah perang.

Diagnosis PTSD

Untuk mendiagnosis PTSD, dokter akan bertanya gejala apa saja yang dialami pasien sekaligus melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat apakah gejala yang ditimbulkan disebabkan karena penyakit fisik.

Apabila penyakit fisik memang tidak ditemukan, maka pasien akan dirujuk ke dokter spesialis kejiwaan atau psikiater. Nantinya, seseorang akan baru dikatakan mengalami PTSD jika punya riwayat mengalami peristiwa atau kondisi seperti berikut ini:

  • Melihat peristiwa traumatis yang terjadi pada orang lain.
  • Mengalami peristiwa traumatis secara langsung.
  • Mendengar jika orang terdekat mengalami peristiwa traumatis.
  • Berulang kali membayangkan kejadian traumatis secara tidak sengaja.

Pengobatan PTSD

Pengobatan PTSD berfungsi untuk meredakan emosi pasien sekaligus mengajarkan pasien untuk mengendalikan diri dengan baik pada saat teringat dengan kejadian traumatis. Beberapa metode yang umumnya dilakukan diantaranya seperti berikut:

1. Psikoterapi

Psikoterapi menjadi pilihan pertama yang dilakukan untuk mengatasi PTSD. Apabila gejala yang dialami pasien termasuk parah, maka dokter akan menggabungkan psikoterapi dengan obat-obatan.

Psikoterapi sendiri bisa dilakukan secara individual atau berkelompok dengan pasien PTSD yang lainnya. Ada beberapa jenis psikoterapi yang umumnya dilakukan untuk mengatasi PTSD, seperti:

Terapi kognitif: Untuk mengenali serta mengubah pola pikir pasien yang negatif menjadi positif.

Terapi eksposur: Untuk membantu pasien dalam menghadapi ingatan serta kondisi yang bisa menyebabkan trauma dengan efektif.

Eye movement desensitization and reprocessing atau EMDR: Kombinasi terapi eksposur dengan teknik gerakan mata yang berguna untuk mengubah respons pasien ketika ingat dengan kejadian traumatis.

2. Obat-obatan

Dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk mengatasi gejala PTSD. Obat yang diberikan akan tergantung dari gejala yang dialami pasien. Beberapa obat-obatan yang biasa diberikan diantaranya adalah:

  • Antidepresan: Berguna untuk mengatasi depresi seperti paroxetine serta sertraline.
  • Anticemas: Berguna untuk mengatasi kecemasan.
  • Prazosin: Untuk mencegah terjadinya mimpi buruk.

Nantinya, kemungkinan dokter akan meningkatkan dosis obat jika memang tidak efektif untuk mengatasi gejala. Akan tetapi jika efektif, maka obat akan terus diberikan setidaknya hingga 1 tahun. Sesudah itu, pengobatan akan dihentikan secara bertahap.

Komplikasi PTSD

PTSD bisa mengganggu kehidupan penderita baik itu di lingkungan keluarga atau pekerjaan. PTSD juga berisiko mengalami beberapa komplikasi yang lain, seperti:

  • Gangguan kecemasan.
  • Depresi.
  • Gangguan makan.
  • Ketergantungan alkohol.
  • Penyalahgunaan NAPZA.
  • Kemungkinan memiliki pikiran melukai diri sendiri atau bunuh diri.

Penanganan PTSD

Sebetulnya, PTSD tidak bisa dicegah, namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan ketika mengalami kejadian traumatis, seperti:

  • Berbicara pada keluarga, teman atau terapis tentang kejadian traumatis yang dialami.
  • Mencoba untuk fokus pada hal positif termasuk pada saat mengalami peristiwa traumatis. Contohnya seperti mencoba merasa bersyukur karena sudah bisa selama dari kecelakaan yang dialami.

Sumber Referensi

  • https://www.alodokter.com/ptsd
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/ptsd
  • https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/ptsd/
  • https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/fakta-seputar-ptsd/
  • https://www.sehatq.com/penyakit/post-traumatic-stress-disorder-ptsd

Leave a Comment