Pengertian Puisi – Ciri, Unsur, Jenis dan Struktur

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan suatu perasaan atau pikiran penyair secara tersusun dan imajinatif. Ini disusun dengan mengonsentrasikan suatu kekuatan bahasa dengan struktur fisik serta struktur batin.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

  • Menurut Shelly Percy Bysshe: Puisi merupakan catatan terbaik dan di saat paling bahagia.
  • Menurut Umberto Eco: Pusi bukan masalah perasaan namun masalah bahasa. Bisa dikatakan jika puisi adalah bahasa yang menciptakan perasaan.
  • Menurut Mark Doty: Puisi merupakan penyelidikan dan bukan ekspresi dari yang sudah diketahui.
  • Menurut Rahmat Joko Pradopo: Puisi adalah ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan yang bisa membangkitkan imajinasi panca indera pada suasana yang berirama.
  • Menurut Samuel Johnson: Puisi merupakan seni penyatuan kesenangan dan kebenaran lewat sentuhan imajinasi yang bernalar.
  • Menurut Djososuroto: Pusi adalah kegiatan mencari serta melukiskan sesuatu. Tujuannya bukan untuk melukiskan kebenaran namun memuja kebenaran.

Ciri-ciri Puisi

  • Dalam menyusun puisi, unsur bahasa harus diperindah, dirapikan dan ditata dengan baik dengan memperhatikan irama dan bunyi.
  • Bahasa yang digunakan berbentuk konotatif.
  • Ada pemadatan dari semua unsur kemampuan bahasa.
  • Mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair atas dasar pengalaman dan berbentuk imajinatif.

Unsur Fiksi Puisi

  • Diksi: Satu penentuan kata yang tepat di dalam puisi. Pilihan kata yang tepat nantinya akan menghidupkan perasaan, suasana dan keindahan puisi.
  • Majas: Gaya bahasa berbentuk kiasan yang digunakan pengarang agar terlihat menarik dan indah. Bahasa kiasan berguna untuk mengemukakan tentang arti yang diceritakan pengarang.
  • Rima: Rima atau sajak merupakan pengulangan bunyi berselang baik pada larik sajak atau di akhir larik sajak. Pengulangan bunyi berguna untuk menambah nilai merdu pada puisi.
  • Imajinasi atau citraan: Digunakan untuk memancing imajinasi para pembaca. Pengarang akan memakai kata yang bisa mengungkapkan pengalaman imajinasinya.

Jenis-jenis Puisi

Puisi Lama

Puisi lama atau puisi terikat merupakan puisi yang diciptakan sebelum pujangga baru terikat dengan beberapa ketentuan.

Ketentuan tersebut adalah jumlah baris dalam baik, jumlah kata dalam baris dan jumlah suku kata atau rima. Berikut adalah beberapa jenis puisi lama:

1. Pantun

Pantun merupakan salah satu puisi lama yang memiliki ciri sebagai berikut:

  • Dalam satu bait terbagi menjadi 4 baris.
  • Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
  • Satu baris terbagi menjadi 8 hingga 12 suku kata, bersajak a-b-a-b.
  • Baris ketiga dan keempat adalah isi.

2. Syair

Syair merupakan jenis puisi lama yang berasal dari Arab. Berikut adalah beberapa ciri dari syair:

  • Satu baris berisi 8 hingga 12 suku kata.
  • Satu bait terbagi menjadi 4 baris yang bersajak a-a-a-a.
  • Baris pertama sampai keempat adalah isi.

3. Karima

Karima merupakan pantun kilat dengan ciri sebagai berikut:

  • Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi.
  • Ada 2 baris di dalam satu bait bersajak a-a.

4. Gurindam

Gurindam merupakan jenis puisi lama yang berasal dari daerah Tamil atau India. Berikut adalah beberapa ciri dari gurindam:

  • Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi.
  • Berisi tentang nasehat dengan sajak a-a.
  • Terdapat jalinan kausal di baris satu dan baris kedua. Satu bait terbagi kembali menjadi 2 baris.

Puisi Baru

Puisi baru disebut juga sebagai puisi modern yang mulai dibuat para punjangga baru. Puisi baru mulai dipopulerkan di tahun 1945.

Pada saat itu, Chairil Anwar adalah pelopor dari puisi baru. Lahirnya puisi baru atau modern ini dilatarbelakangi dengan estetika yang kaku atau patokan yang membelenggu penyair ketika berbicara.

Jenis Puisi Baru Berdasarkan Isinya

  • Balada: Sajak sederhana yang bercerita tentang cerita rakyat mengharukan yang terkadang dinyanyikan atau disajikan dalam bentuk dialog.
  • Ode: Puisi lirik yang berisi tentang sanjungan pada orang yang sudah berjasa dengan nada agung serta tema serius.
  • Himne atau gita puja: Sejenis nyayian pujaan yang umumnya ditujukan untuk Tuhan atau Dewa.
  • Romansa: Jenis puisi cerita yang berisi ungkapan perasaan cinta kasih.
  • Epigram: Puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup.
  • Satire: Puisi yang memakai gaya bahasa berisi sindiran atau kritik dan disampaikan dalam bentuk parodi, ironi atau sarkasme.
  • Elegi: Nyanyian atau syair yang mengandung ratapan serta ungkapan dukacita terutama untuk peristiwa kematian.

Jenis Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya

  • Distikon: Puisi yang setiap baitnya terdiri dari 2 baris atau puisi dua seuntai.
  • Terzina: Puisi yang setiap baitnya terdiri dari 3 baris atau puisi tiga seuntai.
  • Kuatren: Puisi yang setiap baitnya terdiri dari 4 baris atau puisi empat seuntai.
  • Kuint: Puisi yang setiap baitnya terdiri dari 5 baris atau puisi lima seuntai.
  • Sekset: Puisi yang setiap baitnya terdiri dari 6 baris atau puisi enam seuntai.
  • Septima: Puisi yang setiap baitnya terdiri dari 7 baris atau puisi tujuh seuntai.
  • Oktaf atau stanza: Puisi yang setiap baitnya terdiri dari 8 baris atau puisi delapan seuntai.
  • Soneta: Puisi yang terdiri dari 14 baris dan dibagi menjadi 2. 2 bait pertama berisi 4 baris dan 2 bait kedua berisi 3 baris.

Struktur Batin Puisi

1. Tema atau Sense

Tema atau sense merupakan unsur utama pada puisi sebab berhubungan dengan makna yang dihasilkan dari sebuah puisi. Tanpa adanya tema, maka puisi akan terlihat tidak memiliki makna.

2. Rasa atau Feeling

Rasa adalah sikap penyair pada suatu masalah yang diungkapkan dalam puisi. Biasanya ungkapan rasa tersebut sangat berhubungan dengan latar belakang penyair. Contohnya pendidikan, agama, kelas sosial, jenis kelamin, pengalaman sosial dan sebagainya.

3. Nada atau Tone

Nada atau tone sangat berhubungan dengan rasa dan makna. Lewat nada, maka penyair bisa menyajikan puisi dengan nada menggurui, mendikte, memandang rendah dan sikap lainnya.

4. Tujuan atau Intention

Tujuan atau amanat merupakan pesan yang mau disampaikan penyait pada pendengar atau pembaca.

Struktur Fisik Puisi

1. Perwajahan Puisi atau Tipografi

Tipografi adalah bentuk format puisi seperti pengaturan baris, tepi kanan dan kiri sampai halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Ini akan sangat berpengaruh dengan pemaknaan isi suatu puisi.

2. Diksi

Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan penyair pada puisinya. Puisi akan berisi sedikit kata namun kaya makna sehingga kata harus dipilih dengan baik.

3. Imaji

Imaji merupakan susunan kata pada puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman indrawi penyair. Imaji bisa dibagi menjadi 3 yakni imaji suara atau auditif, imaji penglihatan atau visual serta imaji raba atau sentuh.

Imaji bisa mempengaruhi audiens sehingga seakan ikut merasakan seperti yang dialami oleh penyair.

4. Kata Konkret

Kata konkret merupakan kata yang bisa ditangkap indera sehingga bisa menghasilkan imaji. Beberapa kata tersebut berkaitan dengan lambang atau kiasan. Contohnya memakai kata salju untuk menjelaskan kebekuan jiwa.

5. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan pemakaian bahasa yang bisa menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi memakai bahasa figuratif. Biasanya, gaya bahasa yang dipakai pada puisi berbentuk majas seperti majas metafora, anafora, simile, paradoks dan lainnya.

6. Rima atau Irama

Rima merupakan persamaan bunyi pada bagian awal, tengah serta akhir dari puisi. Rima sangat menonjol pada pembacaan puisi. Berikut adalah beberapa bentuk dari rima:

  • Onomatope: Tiruan pada bunyi contohnya seperti ng yang mengandung efek magis.
  • Bentuk intern pola bunyi: Aliterasi, persamaan akhir, asonansi, persamaan awal, sajak berparuh, sajak berselang, repetisi dan lainnya.
  • Pengulangan kata: Penentuan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemah sebuah bunyi.
Sumber Referensi

https://www.gurupendidikan.co.id/puisi/
https://www.yuksinau.id/puisi/
https://www.studiobelajar.com/puisi/
https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-puisi-dan-unsur-pembentuk-puisi
https://id.wikipedia.org/wiki/Puisi
https://salamadian.com/pengertian-puisi/

Leave a Comment