Pengertian Realistis : Teori, Tips dan Contoh Manfaat

Realistis merupakan cara berpikir yang penuh dengan perhitungan serta sesuai dengan kemampuan.

Dengan begitu, gagasan atau ide yang akan diajukan tidak hanya sekedar impian namun merupakan kenyataan.

Pengertian Realistis

Realistis merupakan cara berpikir seseorang dengan melihat situasi dan terkadang cermat untuk melihat peluang.

Seseorang yang berpikir realistis akan lebih fleksibel dan dapat berubah menjadi apa saja ketika butuh sesuatu.

Etos kerja serta tidak memilah pekerjaan menjadi salah satu kelebihan dari orang dengan sifat realistis.

Terkadang, sifat ini berpikir jika idealisme tidak sesuai dengan kondisi masyarakat yang memang tidak bisa disamakan dengan teori ilmu pengetahuan.

Terkadang, seseorang yang realistis juga melakukan banyak kesalahan yang tidak sesuai dengan norma hidup.

Realistis merupakan kondisi individu yang memang sudah tidak berpegang pada prinsip dasar.

Ini berbeda dengan idealis yang membuat prinsip atau ideologi sangat berpengaruh di segala sisi kehidupan.

Sedangkan dari sisi idealis, seseorang yang sangat idealis sulit untuk dipatahkan pendapatnya dan kaku dalam pemikiran.

Namun sisi positif dari idealis adalah merupakan sosok yang tidak pernah goyah untuk melakukan hal yang dianggapnya benar walaupun mungkin dalam sudut pandang orang lain melenceng atau bisa dikatakan negatif.

Teori Realistis

1. Teori Konflik Realistis

Teori konflik realistis merupakan pandangan persaingan langsung dari sumber daya terbatas yang menghasilkan permusuhan di antara kelompok.

Contohnya seperti dalam dunia ekonomi, suatu kelompok membayar lebih untuk bisa memperoleh pekerjaan, tempat tinggal atau kekuasaan dibanding kelompok lain.

Sementara kelompok lain menjadi kesal dan frustasi, kelompok yang lebih mampu jadi merasa terancam dan menyebabkan konflik memuncak sebelum masalah semakin jauh terjadi.

2. Teori Identitas Sosial

Beberapa pertanyaan ini untuk pertama kalinya berkembang pada studi anak sekolah menengah di Bristol, Inggris oleh Henry Tajfel dan rekan-rekannya.

Penelitian tersebut dirancang untuk menciptakan kelompok minimal atau kumpulan orang yang dikategorikan berdasarkan beberapa hal kecil dan kesamaan penting yang minimal.

Over estimate berlebihan Tajfel atau under estimate tidak lagi menjadi istilah yang berbeda, tidak punya sejarah antagonisme dan tidak bersaing untuk sumber daya terbatas bahkan tidak saling berhubungan.

Akan tetapi, ini tetap menjadi subjek yang konsistem mengalokasikan nilai lebih pada anggota dari kelompok mereka dibandingkan mereka yang ada di kelompok lain.

Pola diskriminasi tersebut dinamakan sebagai sifat favoritisme ingroup dan sudah ditemukan dalam studi yang dilakukan di banyak negara.

Mereka juga membuat etnosentris yakni atribusi untuk keberhasilan serta kegagalan anggota ingroup sesama dibandingkan untuk orang lain.

Tips Berpikir Realistis

Semua orang bisa terhenti karena pikiran negatif dari waktu ke waktu. Akan ada saja orang lain yang tidak menyukai kita dan menyebabkan diri sendiri berpikir akan ada sesuatu yang buruk akan terjadi.

Ini disebabkan karena semua orang tidak selamanya bisa berpikir positif khususnya dalam kondisi cemas. Pada saat sedang cemas, maka seseorang akan cenderung melihat dunia sebagai tempat yang berbahaya dan mengancam.

Reaksi tersebut berguna karena dengan membayangkan sesuatu hal yang buruk bisa membantu diri sendiri untuk bersiap pada bahaya yang nyata untuk melindungi diri sendiri.

Contohnya seperti ketika seorang diri di rumah dan mendengar goresan aneh di jendela, maka kemungkinan akan berpikir jika itu adlah pencuri. Jika percaya itu adalah pencuri, maka pasti akan merasa cemas dan bersiap pergi meninggalkan rumah, melakukan perlawanan atau memanggil bantuan.

Respon tersebut bisa berguna jika memang benar ada maling di jendela. Namun bisa jadi tidak berguna jika yang dipikirkan tersebut ternyata salah. Agar bisa berpikir realistis, maka beberapa tips berikut ini bisa coba dilakukan:

1. Memberikan Perhatian dan Bicara Pada Diri Sendiri

Pemikiran merupakan sesuatu yang bisa dikatakan pada diri sendiri tanpa harus diungkapkan yakni dengan bicara pada diri sendiri. Kita bisa punya banyak pemikiran seriap hari.

Semua orang juga punya cara berpikir akan sesuatu hal yang berbeda-beda dan cara berpikir akan berpengaruh besar pada perasaan. Pada saat berpikir jika ada sesuatu yang buruk akan terjadi, maka akan menimbulkan perasaan cemas.

Contohnya seperti ketika berjalan dan melihat seekor anjing. Maka kemungkinan akan berpikir jika anjing tersebut berbahaya dan akan menggigit sehingga menimbulkan rasa takut.

Namun jika berpikir anjing tersebut baik dan manis, maka akan menimbulkan perasaan tenang. Seringkali kita tidak menyadari apa yang dipikirkan. Namun karena pikiran bisa memiliki pengaruh pada perasaan, maka sangat penting untuk mulai belajar memperhatikan apa yang akan dikatakan pada diri sendiri.

2. Kenali Pikiran Penyebab Cemas

Mungkin dibutuhkan waktu yang lebih lama serta latihan untuk bisa mengenali pikiran penyebab cemas secara spesifik. Namun, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membantu mengenali pikiran yang menyebabkan perasaan cemas tersebut seperti menemukan tujuan yang realistis.

Semua orang mau mencapai tujuan tertentu di dalam hidup. Selain untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, seseorang juga akan merasa senang, punya harga diri dan hidup sejahtera ketika suatu tujuan sudah berhasil dicapai.

Ini semua bisa diwujudkan ketika anda bisa menentukan tujuan yang lebih realistis. Tujuan realistis nantinya bis membantu meningkatkan motivasi dibandingkan dengan tujuan yang melebihi kemampuan.

Manfaat Berpikir Realistis

1. Untuk Terhindar dari Pemikiran Utopis

Harapan serta mimpi yang diinginkan bersama dengan pasangan memang merupakan hal yang indah. Namun semua keindahan tersebut jangan sampai membuat diri sendiri terjebak dalam pemikiran utopis. Utopis merupakan pemikiran seseorang yang bersifat khayal tanpa berusaha untuk diwujudkan.

Apabila memiliki harapan bersama, maka sebaiknya pikirkan juga cara untuk mewujudkannya. Membuat rencana yang baik, bekerja keras dan punya pikiran sadar akan masa depan menjadi hal penting yang harus dilakukan.

2. Membantu Berdamai Dengan Diri Sendiri

Cemas berkepanjangan atau tidak bisa menerima keputusan orang lain karena alasan realistis menjadi hal yang sering terjadi. Ini bisa berakibat timbulnya rasa benci dan bahkan dendam.

Jika mengalami situasi seperti ini, maka cobalah untuk lebih mengedepankan pemikiran yang realistis. Pertimbangkan kenyataan yang ada dengan cara mengutamakan pikiran yang sadar. Berpikir realistis bisa dijadikan bahan pertimbangan supaya bisa mengambil langkah dan keputusan yang tepat.

Kekurangan Realistis

Terlalu berlebihan pada segala sesuatu itu buruk, sama halnya dengan sifat realistis dan tren menuju realisme yang sering menciptakan kesalahpahaman.

Potensi kerugian dari Realistis sangat beragam dan dapat dilihat melalui point serta penjelasan dibawah ini :

1) Kurangnya fokus pada pilihan dan perilaku. Jika terobsesi dengan sifat realistis, seseorang mungkin mengalami kesulitan membuat perubahan yang diinginkan, terutama jika berhadapan dengan kondisi dan situasi yang dirasa tidak memungkinkan.

2) Emosi, perasaan, dan keadaan internal seringkali tidak begitu dihiraukan. karena umumnya orang realistis hanya mengandalkan apa yang di lihat nyata serta pada perhitungan intelektual yang dimiliki, Hal ini dapat membuat kenyataan menjadi pilihan yang buruk bagi mereka yang ingin fokus untuk memahami apa yang lebih dari kenyataan.

Imajinasi sangatlah perlu didunia ini untuk melihat apa yang tidak terlihat walaupun bukan hal nyata.

3) Karena poin-poin di atas berdampak pada pilihan, proses berpikir, dan perilaku seseorang dalam kehidupan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendalinya, menempatkan tanggung jawab pada orang yang realistis berpotensi.

Orang realistis dapat menyalahkan diri mereka sendiri untuk hal-hal dirasa dapat dikendalikan olehnya namun gagal.

Seorang realis mungkin merasa frustrasi, kesal, dan putus asa karena tidak mendapatkan ide dari dimensi yang berbeda.

4) Realitas mengaitkan masalah dengan konsekuensi dari pilihan, sementara tepat dalam beberapa situasi, tidak sesuai untuk digunakan pada seluruh kehidupan. Hidup secara umum tidak pasti, tidak konstan maka realitas harus subjektif terhadap perubahan.

Sumber Referensi

https://duniapendidikan.co.id/realistis-adalah/
https://cekpajak.co.id/blog/arti-kata-realistis-adalah/
https://suarabanyumas.com/apa-bedanya-realistis-dan-materialistis/

Leave a Comment