Pengertian Stres – Macam Jenis, Gejala, Penyebab, Faktor dan Pengobatan

Stres merupakan reaksi tubuh yang terjadi ketika seseorang sedang menghadapi tekanan, ancaman atau perubahan. Stres juga bisa terjadi akibat pikiran atau situasi yang membuat seseorang merasa gugup, putus asa, bersemangat atau marah.

Beberapa situasi tersebut akan memicu terjadinya respon tubuh baik itu secara mental atau fisik. Respon tubuh pada stres bisa berbentuk napas serta detak jantung yang bertambah cepat, tekanan darah meningkat serta otot yang kaku.

Pengertian Stres

Stres merupakan tekanan psikologis serta fisik yang bereaksi pada saat sedang berhadapan dengan situasi yang dianggap berbahaya. Stres menjadi cara tubuh untuk menanggapi jenis ancaman, tuntutan atau tekanan.

Pada saat sedang merasa terancam, maka sistem saraf akan merespons dengan cara melepaskan aliran hormon kortisol serta adrenalin. Kedua hormon tersebut akan menyebabkan reaksi pada tubuh seperti yang sudah dijelaskan di awal.

Dalam kondisi yang parah, tekanan fisik serta psikologis bisa sampai membuat tubuh menerima kekuatan tambahan untuk membela diri. Contohnya seperti menginjak rem untuk menghindari kecelakaan, mendorong seseorang yang coba mengganggu dengan kuat dan sebagainya.

Secara tidak langsung, tekanan fisik serta psikologis tersebut bisa membuat seseorang berusaha untuk menyelamatkan diri dari sesuatu yang berbahaya serta mendesak.

Akan tetapi, ketika kondisi psikologis tersebut terjadi cukup lama dan terus menerus, maka bisa menyebabkan penyakit mental dan mengganggu kesehatan fisik.

Jenis-jenis Stres

Dari salah satu sumber dikatakan jika ada dua jenis stres yang paling umum diketahui, yakni:

1. Stres Akut

Stres akut merupakan stres jangka pendek yang bisa menghilang dengan cepat. Seseorang yang merasakan kondisi tersebut biasanya terjadi pada saat sedang menghadapi situasi yang berbahaya.

2. Stres Kronis

Stres kronis merupakan stres yang terjadi dalam waktu yang lama dari mulai beberapa minggu hingga beberapa bulan. Contohnya ketika menghadapi masalah keuangan atau stres menjalani kehidupan berumah tangga yang tidak bahagia.

Seseorang mungkin saja jadi terbiasa dengan stres kronis sehingga tidak menyadarinya sebagai masalah. Apabila tidak menemukan cara untuk mengatasi stres tersebut, maka bisa mengganggu masalah pada kesehatan.

Gejala Stres

Gejala yang muncul dari seseorang ketika sedang mengalami stres bisa berbeda-berbeda tergantung dari penyebab serta cara menyikapinya. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala dari stres yang bisa dibedakan menjadi beberapa:

  • Gejala emosi: Frustasi, mudah gusar, suasana hati yang mudah berubah, susah menenangkan pikiran, merasa kesepian, rendah diri, bingung, merasa tidak berguna, hilang kendali, menghindari orang lain, tampak bingung dan depresi.
  • Gejala fisik: Pusing, lemas, migrain, tegang, sakit kepala, mengalami gangguan pencernaan, jantung berdebar, nyeri otot, gangguan tidur, batuk pilek, tubuh gemetar, hasrat seksual menurun, mulut kering atau susah menelan, telinga berdengung, kaki dan tangan terasa dingin serta berkeringat.
  • Gejala kognitif: Mudah lupa, pesimis, susah memusatkan perhatian, punya pandangan yang negatif serta membuat keputusan tidak baik.
  • Gejala perilaku: Tidak mau makan atau makan terlalu berlebihan, sering menghindari tanggung jawab, memperlihatkan sikap gugup seperti berjalan mondar-mandir atau menggigit kuku, mengonsumsi alkohol dan rokok terlalu berlebihan.

Penyebab Stres

Ketika seseorang berada dalam situasi yang menyebabkan stres, maka tubuh akan bereaksi secara alami yakni dengan melepaskan hormon adrenalin serta kortisol.

Reaksi tersebut sebetulnya bagus karena bisa membantu seseorang menghadapi situasi mengancam atau berbahaya. Berikut adalah beberapa penyebab dari stres yang biasa terjadi:

  • Beban di lokasi kerja.
  • Tidak punya pekerjaan.
  • Akan melakukan wawancara pekerjaan.
  • Tidak kunjung hamil meski sudah lama menikah.
  • Khawatir tidak bisa merawat anak.
  • Menjadi korban pelecehan.
  • Bertengkar dengan pasangan.
  • Hubungan yang tidak bagus dengan atasan.
  • Akan menikah atau bercerai.
  • Diusir keluar dari rumah.
  • Menderita suatu penyakit berat atau susah disembuhkan.
  • Menjalani proses peradilan.

Faktor Risiko Stres

Semua orang bisa saja mengalami stres. Namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan peluang seseorang mengalami stres dibandingkan yang lainnya. Berikut adalah beberapa faktor risiko dari stres tersebut:

  • Pernah mengalami stres sebelumnya atau punya penyakit mental.
  • Pernah mengalami peristiwa traumatis di masa lalu.

Komplikasi Stres

Stres yang terjadi dalam waktu lama tentunya bisa berdampak buruk dan berikut adalah beberapa komplikasi yang bisa ditimbulkan karena stres:

  • Hipertensi akibat tekanan psikologis yang terjadi.
  • Stres berat yang dipicu karena penyakit jantung.
  • Diabetes.
  • Obesitas atau berat badan menurun drastis sebab bisa mengakibatkan gangguan makan.
  • Depresi atau gangguan kecemasan.
  • Masalah pada kesuburan.
  • Masalah kulit seperti eksim dan jerawat.

Pengobatan Untuk Mengatasi Stres

1. Terapi Meditasi

Terapi meditasi sudah terbukti efektif untuk mengelola kecemasan serta depresi. Terapi meditasi ini bisa dilakukan dengan cara membuat pasien lebih rileks serta fokus untuk mengontrol pernapasan serta kesadaran tubuh.

Selain berguna untuk meredakan stres, terapi meditasi juga bisa membantu meningkatkan daya ingat, melatih diri, konsentrasi serta supaya bisa menjalani hubungan dengan lebih baik.

2. Terapi Perilaku Kognitif atau CBT

Terapi perilaku kognitif ini adalah salah satu jenis psikoterapi yang umumnya dijalani orang yang memiliki masalah kejiwaan.

Dengan terapi ini, maka terapis akan menanyakan tentang pikiran negatif atau rasa cemas yang biasa dihadapi. Tujuannya adalah untuk membantu pasien supaya bisa mengatasi masalah tersebut.

3. Mengonsumsi Obat

Mengonsumsi obat memang sebenarnya bisa menyebabkan efek samping. Untuk itulah, pengobatan stres umumnya hanya akan dijadikan pilihan terakhir jika berbagai cara sebelumnya tidak berhasil.

Obat yang diresepkan umumnya akan disesuaikan dengan penyakit mental yang mungkin juga dimiliki pasien. Beberapa obat yang diresepkan umumnya adalah antidepresan serta antikecemasan.

Pengobatan Stres di Rumah

Selain mengikuti pengobatan yang sudah diberikan dokter di rumah sakit atau klinik, seseorang yang mengalami stres juga akan diminta melakukan perawatan lebih lanjut di rumah seperti berikut:

1. Mengonsumsi Makanan Sehat

Umumnya, orang akan melampiaskan stres dengan cara makan sebanyak mungkin sampai tidak memperhatikan makanan apa yang dikonsumsi.

Meski sedang mengalami stres, namun anda tetap harus mengonsumsi makanan yang sehat. Beberapa makanan sehat yang baik dikonsumsi ketika sedang stres diantaranya adalah buah berry, jeruk, alpukat dan yogurt.

Makanan sehat mengandung nutrisi yang baik dan terbukti efektif untuk memberikan energi, meningkatkan kadar hormon serotonin dan menurunkan kadar hormon kortisol.

2. Belajar Untuk Lebih Bersantai

Relaksasi diyakini menjadi salah satu cara efektif untuk menghilangkan stres. Teknik relaksasi bisa membantu memicu respon relaksasi yakni kondisi fisiologis yang ditandai dengan perasaan hangat serta pikiran tenang.

Teknik relaksasi juga bisa membantu mengurangi rasa cemas dan khawatir. Cara ini bahkan juga bisa membantu meningkatkan kemampuan mengatasi kondisi tertekan secara fisik atau psikologis seseorang.

Dengan melakukan teknik relaksasi, maka aliran darah menuju otak bisa meningkat. Selain itu, gelombang otak juga akan bergeser dari waspada yang menampilkan ritme beta menjadi ritme alfa yang memiliki sifat relaks.

Teknik relaksasi yang umum bisa dilakukan adalah meditasi, pernapasan dalam perut, mendengarkan musik menenangkan serta melakukan aktivitas seperti tai chi serta yoga.

Sumber Referensi

https://www.alodokter.com/stres
https://hellosehat.com/mental/stres/pengertian-stress/
https://www.halodoc.com/kesehatan/stres
https://id.wikipedia.org/wiki/Stres

Leave a Comment