{"id":7673,"date":"2022-02-20T07:50:00","date_gmt":"2022-02-20T00:50:00","guid":{"rendered":"https:\/\/adammuiz.com\/?p=7673"},"modified":"2022-02-19T21:25:02","modified_gmt":"2022-02-19T14:25:02","slug":"delusi","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/adammuiz.com\/delusi\/","title":{"rendered":"Pengertian Delusi – Penyebab, Kondisi, Jenis dan Pengobatan"},"content":{"rendered":"\n\n\n

Delusi<\/a><\/em> umumnya sering dihubungkan dengan penyakit skizofrenia<\/em> meski sebenarnya tidak hanya berkutat dalam masalah itu saja. Jika dilihat secara sederhana, delusi adalah<\/a><\/strong> suatu keyakinan yang kuat atau sesuatu yang bertentangan dengan kenyataan.<\/p>\n\n\n\n

Pengertian Delusi<\/h2>\n\n\n\n
\"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n

Delusi<\/strong> atau biasa disebut dengan waham<\/a> <\/em><\/strong>merupakan keyakinan yang dipegang kuat akan tetapi tidak akurat. Ini akan terus ada meski bukti sudah memperlihatkan jika hal tersebut tidak punya dasar di dalam realitas<\/strong>.<\/p>\n\n\n\n

Di dalam ilmu psikiatri<\/em>, delusi diartikan sebagai kepercayaan bersifat patologis<\/strong> atau hasil dari penyakit atau proses sakit serta akan tetap terjadi meski ada bukti yang berlawanan.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai jenis penyakit, delusi<\/a> berbeda dengan kepercayaan yang berdasar di informasi yang tidak lengkap atau salah<\/strong>, kebodohan, dogma, ilusi, memori buruk atau efek lainnya dari persepsi<\/em><\/strong><\/a>. Delusi menyudutkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan yang bisa mengacaukan situasi.<\/p>\n\n\n\n

Seseorang yang bertindak atas dasar persepsi salah membuat orang tersebut membayangkan respons<\/strong> negatif dari orang lain. Karena itulah, ketika orang tersebut mendapat reaksi seperti yang dibayangkan, maka semakin menguatkan rasa takutnya.<\/p>\n\n\n\n

Meski ada bukti yang bertentangan<\/strong>, namun seseorang dengan delusi<\/a><\/em><\/strong> tidak dapat melepaskan keyakinan yang dimiliki. Delusi sering diperkuat dengan kesalahan interpretasi atau peristiwa.<\/p>\n\n\n\n

Penyebab Delusi<\/h2>\n\n\n\n
\"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n

Para peneliti belum bisa memastikan dengan tepat tentang penyebab seseorang mengalami delusi<\/a><\/em><\/strong>. Akan tetapi, sejauh ini ada beberapa kemungkinan yang dianggap sebagai penyebab terjadinya delusi.<\/p>\n\n\n\n

Dari mulai faktor biologis, faktor genetik, psikologi<\/a><\/em> serta kondisi lingkungan memiliki peran terhadap terjadinya delusi <\/strong>pada seseorang.<\/p>\n\n\n\n

Sebuah penelitian mengatakan jika mereka yang punya keluarga dengan riwayat skizofrenia kemungkinan akan mengalami delusi<\/a> yang lebih besar. Selain itu, struktur otak<\/strong> juga menjadi salah satu penyebab dari terjadinya kemungkinan delusi yang dialami seseorang.<\/p>\n\n\n\n

Ketidak seimbangan neurotransmitter <\/em>yakni pembawa pesan kimiawi di otak nantinya bisa meningkatkan kemungkinan <\/strong>seseorang mengalami delusi. Ditambah lagi, stres<\/a> serta trauma juga bisa memicu terjadinya delusi. Orang yang cenderung terisolasi akan lebih rentan terhadap gangguan delusi ini.<\/p>\n\n\n\n

Kondisi Terkait Delusi<\/h2>\n\n\n\n
\"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n

Meski delusi selalu dihubungkan dengan skizofrenia, namun ada beberapa kondisi yang juga punya keterikatan dengan delusi<\/a><\/strong> seperti berikut ini:<\/p>\n\n\n\n