Manfaat Reksadana Archives - Adam Muiz https://adammuiz.com/tag/manfaat-reksadana/ Berbagi Artikel Ilmu Pengetahuan Sat, 23 Jul 2022 13:07:55 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.5.2 https://i0.wp.com/adammuiz.com/wp-content/uploads/2021/05/ICON-152.png?fit=32%2C32&ssl=1 Manfaat Reksadana Archives - Adam Muiz https://adammuiz.com/tag/manfaat-reksadana/ 32 32 198626614 Mending Deposito atau Reksadana, Pilih Mana ? https://adammuiz.com/pilih-mana-mending-deposito-atau-reksadana/ https://adammuiz.com/pilih-mana-mending-deposito-atau-reksadana/#respond Tue, 29 Jun 2021 15:56:23 +0000 https://adammuiz.com/?p=1518 Tingginya minat masyarakat terhadap investasi dalam kurun beberapa tahun terakhir, secara tidak langsung menempatkan investasi sebagai komoditas yang sangat penting. Terbukanya akses terhadap informasi, sekaligus tersedianya fasilitas dan sarana, plus prospek mengenai imbal hasil besar dari investasi menjadi nilai tawar yang mendorong lahirnya banyak investor. Dalam kondisi tersebut, mestinya investor tidak terlalu sulit lagi mengambil ... Read more

The post Mending Deposito atau Reksadana, Pilih Mana ? appeared first on Adam Muiz.

]]>
Tingginya minat masyarakat terhadap investasi dalam kurun beberapa tahun terakhir, secara tidak langsung menempatkan investasi sebagai komoditas yang sangat penting. Terbukanya akses terhadap informasi, sekaligus tersedianya fasilitas dan sarana, plus prospek mengenai imbal hasil besar dari investasi menjadi nilai tawar yang mendorong lahirnya banyak investor.

Dalam kondisi tersebut, mestinya investor tidak terlalu sulit lagi mengambil keputusan untuk berinvestasi. Tetapi, yang menjadi persoalan kemudian yakni, peminat atau masyarakat pemodal (investor) justru dihadapkan pada banyak pilihan jenis investasi.

Sekarang ini, bahkan sebenarnya juga bukan sesuatu yang baru, instrumen investasi yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari saham, surat berharga, reksadana, tabungan berjangka (deposito), emas hingga properti.

Baca Juga : Pentingnya Investasi di Usia Muda dan Tips Invest Bagi Pemula

Jika secara general kemudian muncul pertanyaan “manakah dari sekian banyak jenis investasi yang paling ideal untuk dilakukan?”. Termasuk pilihan antara tabungan berjangka (deposito) dan reksadana sebagaimana kalimat yang menjadi judul artikel ini, maka klu atau petunjuk yang bisa membantu untuk menjawabnya yakni, kembali pada prinsip investasi. Dari situ kemudian disesuaikan dengan tujuan dan profil risiko si investor saat hendak memulai investasi.

Artikel-artikel terdahulu sempat membahas tentang apa yang menjadi petunjuk tersebut. Namun agar penjelasan dapat lebih fokus, maka kita akan mencari tahu dengan cara membandingkan deposito dan reksadana. Dengan demikian, selamat menyimak bagian selanjutnya.

Pengertian Deposito dan Reksadana

Ada sebuah pendapat mengatakan “ketika hendak membandingkan sesuatu, patutlah melakukannya pada objek yang memang setara atau sama”.  Konon pendapat ini ditujukan agar dari sebuah perbandingan yang dilakukan dapat menghasilkan kesimpulan yang bisa memenuhi atau minimal mendekati objektivitas. Atau apabila perbandingan ditujukan untuk memilih antara objek-objek yang diperbandingkan, setidaknya dapat memutuskan mana yang ter-baik, ter-unggul, ter-bagus maupun “ter-ter” lainnya.

Apakah kamu sudah melakukan seperti apa yang dimaksud oleh pendapat tersebut?. Atau sebenarnya kamu memiliki pandangan yang sama, hanya saja bingung bagaimana cara membandingkannya?. Kalau begitu, berangkatlah dari definisi. Karena hal apapun dapat dengan mudah dipahami setelah kamu mengerti apa definisinya.

Perlu kamu ketahui, pengertian reksadana beserta cara meraih keuntungan dari investasi tersebut telah dibahas dalam artikel terdahulu. Pembahasannya bisa kamu baca di Tips Reksadana Untuk Pemula.

Dengan begitu kamu bisa lebih dulu memfokuskan diri untuk memahami pengertian deposito pada bagian berikut ini, dan pada bagian akhir tinggal menentukan pilihan antara investasi deposito atau reksadana.

Apa Itu Deposito?

Secara harfiah, deposito terbilang sama dengan produk tabungan yang biasanya di tawarkan oleh bank. Bahkan cara membuka rekening deposito relatif sama dengan membuka rekening tabungan biasa. Namun, deposito bersifat spesifik lagi.

Apa-Itu-Deposito

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, deposito adalah uang yang disimpan dalam rekening. Sebagai produk bank, deposito memiliki jangka waktu penyimpanan tertentu, bisa mingguan, satu, tiga, atau enam bulan, setahun bahkan lima tahun.

Dari pengertian tersebut, maka dana yang tersimpan dalam deposito hanya dapat dicairkan (ditarik) pada saat jangka waktu berakhir atau memasuki jatuh tempo. Jika sebagai nasabah kamu melakukan penarikan sebelum jangka waktu yang ditentukan, bank akan mengenakan penalti atau potongan sesuai dengan kebijakannya.

Baca Juga : Cara Menabung yang Benar Untuk Pelajar

Beberapa bank sebenarnya menyediakan layanan Automatic Roll Over (ARO), yakni sistem yang memperpanjang jangka waktu deposito secara otomatis apabila nasabah belum melakukan penarikan dana setelah jatuh tempo.

Deposito menawarkan imbal hasil (keuntungan) kepada nasabah yang dihitung berdasar tingkat suku bunga. Nilainya lebih besar daripada bunga produk tabungan biasa. Suku bunga deposito berjangka sendiri ditentukan oleh Bank Indonesia.

Semakin besar dana yang didepositkan maka semakin besar pula bunga (imbal hasil) yang bisa diperoleh nasabah. Dan umumnya, semakin panjang jangka waktu deposito maka semakin besar juga imbal hasil yang akan diperoleh nasabah. Itulah alasan mengapa deposito sangat ideal dijadikan sebagai investasi jangka panjang.

Untuk memahami lebih jelas bagaimana seluk-beluk berinvestasi melalui deposito, maka kamu perlu mengetahui jenis-jenisnya. Poin ini akan lebih membuka pandanganmu mengenai jenis deposito mana yang lebih menawarkan kemudahan termasuk pula tetap dapat memberi imbal hasil lebih menguntungkan.

Macam Jenis Deposito

Ada tiga jenis deposito yang perlu kamu perlu kamu ketahui sebelum memutuskan berinvestasi melalui cara ini. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Deposito Berjangka

Ini merupakan jenis dengan pengertian deposito pada umumnya. Menariknya, deposito berjangka bisa diterbitkan atas nama perorangan ataupun lembaga.

2. Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito adalah simpanan dana dalam jangka waktu tertentu disertai dengan sertifikat. Hanya saja sertifikat yang dimaksud tidak mengacu pada nama seseorang atau lembaga tertentu, melainkan ditujukan agar dapat dipindahtangankan sehingga dapat diperjualbelikan. Dengan jenis deposito ini kamu bisa melakukan pencairan bunga di muka atau pada saat jatuh tempo.

3. Deposito On Call

Jika deposito jenis lainnya ditetapkan dalam jangka waktu bulanan, deposito on call justru relatif singkat. Paling cepat jangka waktunya tujuh hari atau paling lama kurang dari 1 bulan.

Untuk perhitungan besaran bunga atau imbal hasil yang bisa diperoleh dari deposito on call bergantung dari negosiasi antara nasabah dengan bank. Sementara pencairan atau penarikannya bisa dilakukan saat jatuh tempo. Dengan catatan, kamu selaku nasabah terlebih dahulu memberitahukannya kepada bank. Namun demikian, deposito on call menuntut penyimpan dana dalam jumlah yang besar.

Risiko Deposito

Bicara soal investasi tentu tak luput mempertimbangkan risiko yang berpotensi muncul. Investasi deposito relatif minim risiko karena hampir semua mekanismenya terukur bahkan hasilnya relatif pasti.

3 Risiko Deposito

Beberapa hal mengenai risiko investasi deposito sempat disinggung pada uraian sebelumnya. Poin paling menonjol tentunya mengenai penalti atau potongan atas pencairan (penarikan) dana maupun bunga sebelum jatuh tempo. Risiko lain dari investasi deposito dijelaskan lebih lengkap pada poin-poin berikut ini.

1. Bunga Tetap

Seperti diketahui, imbal hasil atau keuntungan yang bisa diperoleh dari deposito hanyalah dari tingkat suku bunga yang berlaku dan telah ditentukan ketika kamu hendak menginvestasikan dana. Jadi, kamu tidak dapat mengupayakan keuntungan lebih besar daripada angka yang telah ditentukan.

2. Dana Mengendap Dalam Jangka Panjang

Sebagian besar investor tentu menginginkan imbal hasil yang besar dan bersedia melakukan banyak cara untuk itu. Namun mekanisme perhitungan imbal hasil deposito tidak memberi banyak opsi kepada investor untuk mendapatkan keuntungan lebih. Sehingga langkah yang paling realistis untuk ditempuh investor adalah memperbesar jumlah dana yang didepositokan.

Secara kasat mata, tidak ada permasalahan berarti dengan opsi tersebut. Hanya saja, yang sedikit mengecewakan adalah terlampau besarnya dana mengendap di rekening dalam jangka waktu lama. Padahal, mungkin saja sebagian dana tersebut bisa dimanfaatkan untuk meraih keuntungan dari investasi lainnya, sembari menunggu waktu jatuh tempo.

3. Pajak

Deposito termasuk dalam objek pajak. Dengan demikian bunga (imbal hasil) dari deposito yang kamu peroleh akan lebih dahulu dipotong pajak. Pengenaan pajak ini tentunya akan mengurangi imbal hasil atau keuntungan yang bisa dapatkan.

Meski demikian, masih terdapat kelebihan yang memperkuat persepsi deposito sebagai investasi yang minim risiko. Kelebihan tersebut yakni dana yang tersimpan terjamin aman, sekalipun bank penyedia produk deposito dikemudian hari mengalami kebangkrutan.

Tahukah kamu bahwa lembaga keuangan atau bank telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)?. Ya, lembaga tersebut akan mencairkan dana, termasuk deposito nasabah dalam bank yang menghadapi masalah dalam bisnis sehingga kemudian dinyatakan bangkrut.  Melalui LPS, dana simpanan nasabah berjumlah hingga Rp2 Miliar dengan suku bunga maksimum 7,5 persen, masih dapat dicairkan.

Pilih Deposito atau Reksadana?

Sampai dengan tahap ini, kamu telah mengetahui definisi, jenis, keuntungan dan risiko dari deposito. Di samping itu, mungkin kamu juga telah membaca pembahasan detil mengenai investasi reksadana pada artikel sebelumnya.

4 Pilih Deposito atau Reksadana

Sebuah perbandingan antara kedua jenis investasi tersebut akan membantu kamu dalam menentukan mana pilihan investasi yang paling ideal. Agar lebih jelas mengenai perbandingan antara deposito dengan reksadana, simak beberapa poin berikut.

1. Reksadana Bisa Dimulai Dengan Modal Minim

Tiap bank menerapkan kebijakan berbeda mengenai setoran awal deposito. Rata-rata nilai minimal setoran awal yakni Rp 5 juta. Dari situ, bunga yang ditawarkan berkisar antara 4 sampai 5 persen per tahun, meski ini juga berlaku berbeda di tiap bank.

Sementara reksadana memiliki jenis dan pilihan yang lebih variatif. Untuk diketahui bahwa terdapat empat jenis (instrumen) investasi reksadana, yakni reksa dana saham, pasar uang, pendapatan tetap, dan dana campuran.

Masing-masing instrumen tentunya menawarkan nilai investasi yang berbeda. Namun, secara umum investasi reksadana dapat dimulai dengan nominal Rp100 ribu perbulan. Bunga atau imbal hasil reksadana di pasar saham contohnya, rata-rata bisa mencapai 12 persen per tahun.

2. Reksadana Bersifat Likuid

Reksadana merupakan investasi yang bersifat likuid. Artinya, pencairan dana atau imbal hasil investasi tidak terikat jangka waktu. Sedangkan penarikan dana maupun imbal hasil deposito terikat oleh jangka waktu.

3. Reksadana Memungkinkan Diversifikasi

Diversifikasi investasi adalah penanaman modal ke berbagai instrumen investasi dengan tujuan mengurangi risiko. Investasi reksadana memungkinkan investor untuk melakukan strategi tersebut.

Manajer investasi umumnya menempatkan dana ke beberapa instrumen seperti reksadana saham, obligasi atau surat berharga lainnya, sehingga cukup aman dari risiko penurunan nilai. Langkah ini juga memperbesar peluang investor untuk mendapat imbal hasil lebih menguntungkan.

Sedangkan investasi melalui deposito, dana atau modal hanya dapat disimpan dalam satu instrumen investasi. Meski nyaris tidak berisiko mengalami penurunan nilai, imbal hasil yang didapatkan juga bersifat tetap.

Reksadana Dikelola Manajer Investasi

Investasi reksadana juga dikelola oleh Manajer Investasi, sehingga tidak terlalu merepotkan investor dalam mengelola investasinya. Sedangkan pada deposito, nasabah sendiri yang menentukan dan mengatur dana investasinya.

5 Reksadana Dikelola Manajer Investasi

Dari beberapa perbandingan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ;

  1. Deposito lebih ideal bagi nasabah yang memiliki keuangan stabil dan benar-benar akan menyimpan uangnya dalam waktu lama. Sedangkan reksadana, merupakan investasi untuk semua kalangan masyarakat terutama yang baru ingin memulai investasi dengan modal yang tidak terlalu besar.
  2. Deposito lebih ideal bagi investor dengan profil risiko rendah. Sedangkan reksadana  merupakan investasi bagi investor dengan profil risiko menengah.
  3. Meski demikian, jika kamu lebih memilih berinvestasi melalui reksadana karena lebih praktis dalam pengelolaan dana investasinya, maka patut memperhatikan betul kinerja manajer investasi yang akan dipilih. Pastikan kamu memilih manajer investasi dengan reputasi baik dan diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Demikian pembahasan mengenai deposito dan reksadana. Semoga artikel ini dapat membantu kamu dalam menentukan cara investasi yang terbaik di antara kedua pilihan tersebut.

The post Mending Deposito atau Reksadana, Pilih Mana ? appeared first on Adam Muiz.

]]>
https://adammuiz.com/pilih-mana-mending-deposito-atau-reksadana/feed/ 0 1518
Tips Reksadana Untuk Pemula Biar Untung https://adammuiz.com/tips-reksadana-untuk-pemula/ https://adammuiz.com/tips-reksadana-untuk-pemula/#respond Mon, 03 May 2021 16:42:31 +0000 https://adammuiz.com/?p=1293 Bagi sebagian orang yang awam, investasi acap kali dianggap menjadi suatu hal yang rumit untuk dilakukan dan memerlukan modal besar. Padahal belum tentu demikian. Reksadana merupakan satu di antara jenis investasi. Sekarang ini, investasi reksadana justru terbilang mudah untuk dipraktikan dan memerlukan modal yang terjangkau. Imbal hasil yang ditawarkan dari investasi reksadana juga cukup menguntungkan. ... Read more

The post Tips Reksadana Untuk Pemula Biar Untung appeared first on Adam Muiz.

]]>
Bagi sebagian orang yang awam, investasi acap kali dianggap menjadi suatu hal yang rumit untuk dilakukan dan memerlukan modal besar. Padahal belum tentu demikian.

Reksadana merupakan satu di antara jenis investasi. Sekarang ini, investasi reksadana justru terbilang mudah untuk dipraktikan dan memerlukan modal yang terjangkau.

Imbal hasil yang ditawarkan dari investasi reksadana juga cukup menguntungkan. Apalagi jenis investasi ini relatif rendah risiko dibanding investasi trading saham.

Pengertian Reksadana

Apabila kamu belum terlalu akrab mengenai jenis investasi ini, maka berangkatlah dahulu dari definisi sebelum nanti mengetahui seluk beluknya secara lengkap.

Jadi secara sederhana, reksadana bisa diartikan sebagai aktivitas penghimpunan dana dari masyarakat pemodal (investor) yang kemudian dikelola oleh manajer investasi (bank atau agen reksadana) ke dalam bentuk portofolio efek berupa investasi saham, obligasi ataupun deposito.

Reksadana akan sangat ideal bagi investor pemula yang rata-rata memiliki banyak keterbatasan waktu, dana atau modal, informasi, dan pengetahuan mengenai investasi (literasi). Karena dana atau modal yang dinvestasikan akan dikelola oleh manajer investasi.

Dengan begitu, kamu sebagai investor tidak perlu lagi repot melakukan analisa dan mengelola portfolio. Semuanya bisa kamu serahkan kepada manajer investasi. Seakan-akan, kamu adalah pilot yang menerbangan pesawat dalam mode outo-pilot.

Jenis Investasi Reksadana

Selain memahami definisinya, kamu juga perlu mengetahui apa saja instrumen reksadana ini. Langkah ini akan sangat membantu saat hendak memilih investasi reksadana yang sesuai dengan profilmu.

2 Pengertian Definisi Macam Jenis Reksadana Adalah

Jadi, investasi reksadana itu terdiri dari 4 jenis atau instrumen. Di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Reksadana Saham

Reksadana saham menawarkan imbal hasil atau keuntungan paling tinggi di antara instrumen lainnya. Tapi, jenis reksadana ini juga memiliki risiko paling besar.

Ya, risiko reksadana saham lebih tinggi karena harga saham juga sangat fluktuatif. Dalam reksadana saham, manajer investasi akan menempatkan dana atau modal yang kamu investasikan ke instrumen saham.

Dari investasimu tersebut, manajer investasi akan mengkapitalisasi pasar modal. Tujuannya menghasilkan imbal hasil yang tentunya paling menguntungkan. Tapi upaya tersebut paling mungkin dapat diraih dalam jangka panjang.

Jelas ini bukanlah investasi yang aman jika kamu ingin meraih keuntungan dalam jangka pendek.

2. Reksadana Pasar Uang

Reksadana pasar uang ditujukan untuk meraih keuntungan melalui investasi pada pasar uang. Ini adalah jenis investasi reksadana yang paling aman dan risikonya paling rendah.

Biasanya, manajer investasi akan secara selektif memilih instrumen pasar uang sebagai penempatan investasi (diversifikasi) guna menurunkan tingkat risiko. Cara ini dapat memberikan tingkat likuiditas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dana tunai dalam waktu yang singkat.

Karena pasar uang bisa dibilang sebagai jenis investasi reksadana yang dapat memberi keuntungan dalam jangka pendek.

3. Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana pendapatan tetap ditujukan untuk meraih tingkat pengembalian yang menekankan pada stabilitas modal. Instrumen investasi yang menjadi tujuan penempatan dana atau modal dari reksadana jenis ini adalah obligasi. Obligasi tersebut nantinya bisa kamu jual belikan. Prinsip keuntungannya berdasarkan seberapa tinggi nilai dari obligasi.

Berbeda halnya dengan reksadana saham, kinerja obligasi didorong oleh perubahan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate. Penurunan suku bunga acuan akan mendorong kenaikkan harga obligasi.

Dengan demikian, kenaikan harga obligasi akan meningkatkan imbal hasil reksadana pendapatan tetap. Risiko instrumen reksadana pendapatan tetap tergolong lebih rendah daripada instrumen reksadana pendapatan campuran, seperti yang akan dibahas di poin selanjutnya ini.

4. Reksadana Pendapatan Campuran

Reksadana pendapatan campuran cenderung mengkombinasikan berbagai instrumen investasi yakni saham, obligasi dan pasar uang dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam jangka panjang.

Tapi, keuntungan reksadana campuran tidak setinggi reksadana saham. Hal ini juga yang menyebabkan risikonya lebih rendah dibandingkan reksadana saham.

Keunggulan dari reksadana campuran adalah fleksibel dalam mengkomposisi portofolio investasimu. Manajer Investasi bisa meracik investasimu ke berbagai instrumen reksadana. Inilah yang dimaksud dengan langkah diversifikasi itu.

Bandingkan saja dengan reksadana saham yang hanya fokus pada satu instrumen. Sedangkan reksadana campuran bisa menggabungkan investasi pada instrumen saham, surat utang atau obligasi serta lainnya.

Tips Memulai Investasi Reksadana

Pengetahuanmu tentang investasi reksadana saat ini tentu mulai tercerahkan setelah memahami pengertian dan berbagai instrumennya seperti yang diulas pada bagian sebelumnya. Tapi sampai di titik ini, mungkin kamu masih sedikit bingung mengenai bagaimana memulai investasi reksadana itu sendiri.

3 Tips Memulai Investasi Reksadana

Baiklah, pada bagian ini kamu akan mendapatkan tipsnya. Setidaknya ada tiga hal yang perlu kamu pahami sebelum memulai investasi reksadana. Yang pertama adalah profil risiko, kemudian tujuanmu berinvestasi serta kemampuan keuangan. Pembahasan selengkapnya akan dijelaskan dalam poin-poin berikut :

1. Mengenali Profil Risiko

Sebelum menginvestasikan modal pada instrumen reksadana, sebaiknya kamu lebih dahulu dapat mengenali profil risiko sebagai investor. Terdapat tiga kategori profil risiko investor yakni, konservatif, moderat dan tinggi.

Pada uraian sebelumnya, telah menjelaskan apa-apa saja risiko instrumen-instrumen reksadana mulai yang tertinggi sampai terendah. Profil risiko akan berguna membantu kamu dalam memilih instrumen reksadana yang sesuai.

Profil risiko investor konservatif cenderung menginginkan nilai investasinya tetap terjaga. Reksadana pasar uang atau surat berharga negara, yang mendapat jaminan pemerintah menjadi instrumen yang ideal untuk profil risiko ini. Karena, reksadana pasar uang dan surat berharga negara imbal hasilnya stabil dan risikonya kecil.

Kemudian, profil risiko investor yang moderat atau sedang, ideal dengan reksadana campuran. Atau melakukan diversifikasi ke berbagai instrumen, misal reksadana pasar uang, pendapatan tetap dan campuran.

Sedangkan profil risiko tinggi cocok berinvestasi reksadana saham. Instrumen saham memiliki risiko tinggi karena fluktuasi harganya, namun masih bisa menawarkan imbal hasil yang bagus dalam jangka panjang. Kecenderungan ini sering berlaku pada investor dengan profil risiko tinggi.

2. Menentukan Tujuan Investasi

Setelah memahami profil risiko, kamu juga perlu menentukan tujuan dari berinvestasi. Tujuan tersebut di antaranya berkaitan dengan jangka waktu.

Pertanyaan-pertanyaan yang bisa kamu pergunakan untuk menentukan tujuan antara lain, “apakah investasi ditujukan sebagai jaminan hari tua dalam 10 tahun mendatang?”, atau “apakah investasi ditujukan untuk membiayai pembangunan rumah dalam waktu 6 bulan ke depan?” dan lain-lain sejenisnya.

Selanjutnya, kamu tinggal memperkirakan seberapa besar peluang tujuan tersebut dapat tercapai dari instrumen-instrumen reksadana yang diilih. Berdasarkan imbal hasil yang ditawarkan dan tingkat riskonya.

3. Menyesuaikan Kemampuan Keuangan

Langkah berikutnya yakni menyesuaikan jumlah investasi dengan kemampuan keuanganmu. Perhitungkan betul-betul dana yang akan diinvestasikan dari sumber penghasilan setelah dikurangi pengeluaran rutin.

Usahakan untuk tidak memaksakan diri. Karena akan menggangu alur keuangan (cashflow).

Dan yang paling penting untuk kamu pahami, jangan sampai menggunakan dana dari utang sebagai modal investasi. Sebab investasi bersifat tidak pasti, sedangkan pengembalian utang merupakan hal yang pasti.

Cara Memiliki Reksadana

Di jaman sekarang, investasi reksadana semakin mudah untuk dilakukan. Peningkatan layanan dan fasilitas telah banyak dilakukan oleh penyedia produk investasi demi memudahkan investor dalam mengakses instrumen yang ditawarkannya.

Apalagi, usaha ini juga didorong oleh kondisi sekamin tingginya minat terhadap investasi. Maka dari itu sekarang kamu bisa memiliki reksadana secara online ataupun offline.

4 Cara Memiliki Reksadana

Pembelian reksadana secara langsung (offline) bisa dilakukan dengan cara mendatangi perusahaan sekuritas, manajer investasi atau lembaga perbankan. Di lain sisi, banyak pula platform atau aplikasi investasi yang bisa kamu coba untuk membeli reksadana secara online.

Sebelum membuat akun atau membeli produk investasi, pastikan perusahaan sekuritas yang tempat kamu mendaftarkan diri telah diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Karena investasi reksadana pada prinsipnya akan dijalankan oleh pihak lain, maka perlu juga mengetahui rekam jejak perusahaan sekuritas yang kamu pilih. Paling tidak kamu bisa mencermatinya mulai dari usia produk investasi yang ditawarkan. Serta jumlah dana yang dikelolanya.

1. Membeli Reksadana Secara Offline

Untuk membeli produk reksadana secara langsung atau offline, kamu bisa mulai dengan mencari informasi mengenai agen penjual produk reksadana.

Pahami informasi-informasi mengenai produk yang ditawarkan, manajer investasi yang menjadi mitra, bank kustodian, serta cara pembelian dan penjualan kembali produk reksadana.

Setelah memilih instrumen reksdana yang sesuai dengan profil risiko, kamu bisa mengisi formulir pembukaan rekening efek. Dokumen yang wajib kamu lengkapi antara lain, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan materai.

Setelah mengisi formulir dan mendaftar, kamu akan mendapat nomor identitas nasabah. Nomor inilah yang nantinya menjadi identitas setiap melakukan transaksi pembelian atau penjualan reksadana.

2. Membeli Reksadana Secara Online

Cara ke dua ini pada prinsipnya sama dengan offline. Yang membedakan di sini, kamu hanya perlu perangkat telepon pintar (smartphone) dan sambungan internet agar dapat membuat akun, menyimpan portofolio hingga bertransaksi.

Langkah pertama tentunya cari dahulu informasi (browsing) mengenai aplikasi atau platform dan website terpercaya yang menawarkan produk reksadana. Setelah mendapatkannya, langsung download dan install di smartphone kamu.

Lakukan registrasi dengan terlebih dahulu mengisi data diri, mengunggah dokumen yang disyaratkan melalui aplikasi. Setelah proses pendaftaran berhasil disetujui, kamu akan mendapat akun berisi nomor identitas.

Aktivasi akun tersebut agar kamu bisa memilih produk reksadana yang ditawarkan oleh manajer investasi. Setelah portofolio investasimu disetujui, lakukan pembayaran melalui layanan uang elektronik atau transfer.

Istilah Dalam Investasi Reksadana

Setelah berhasil berinvestasi reksadana, kamu akan menemui beberapa istilah yang bisa dikatakan cukup asing terdengar. Istilah-istilah tersebut biasanya berkaitan dengan transaksi, jual-beli reksadana dan lain sebagainya.

5 Istilah Dalam Investasi Reksadana

Beberapa istilah yang umum ditemui dalam investasi reksadana adalah :

1. NAB (Nilai Aktiva Bersih)

NAB merupakan jumlah dana atau aset reksadana yang dikelola oleh manajemen investasi. Biasanya mencakup kas, deposito, saham, dan obligasi. Semakin tinggi NAB menjukan semakin tingginya kepercayaan investor terhadap reksadana tertentu.

2. UP (Unit Penyertaan)

UP sering juga disebut sebagai harga suatu reksadana. Fluktuasi UP dipengaruhi oleh harga pasar serta perubahan dana kelolaan.

3. Portofolio Efek

Merupakan kumpulan dari berbagai surat berharga, obligasi, saham, unit penyertaan reksadana, surat pengakuan utang, surat berharga komersial, dan tanda bukti utang.

4. Subscription Fee

Biaya yang ditanggung atas pembelian suatu reksadana. Beberapa perusahaan sekuritas memberlakukan subscription fee.

5. Redemption Fee

Biaya yang dikenakan atas penjualan atau pencairan UP. Biaya redemption biasanya lebih besar sekitar 0 hingga 5 persen dibanding Subscription Fee.

6. Transaksi Switching

Istilah Ini merujuk pada transaksi yang disebabkan adanya pengalihan dari satu reksadana ke reksadana lain.

7. Bank Kustodian

Lembaga keuangan yang terdaftar di OJK yang bertugas mengawasi dan menyimpan aset reksadana. Aset tersebut bisa saja terdiri dari saham, obligasi, dan aset lainnya.

8. KIK (Kontrak Investasi Kolektif)

Merupakan kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Dalam Kontrak Investasi Kolektif atau KIK, wajib mencantumkan hak dan tanggung jawab pihakpihak yang terlibat dalam kontrak.

Demikian panduan lengkap mengenai investasi reksadana untuk pemula. Semoga artikel ini dapat membantumu dalam meraih kesuksesan finansial. Selamat berinvestasi.

The post Tips Reksadana Untuk Pemula Biar Untung appeared first on Adam Muiz.

]]>
https://adammuiz.com/tips-reksadana-untuk-pemula/feed/ 0 1293