Tips Reksadana Untuk Pemula Biar Untung

Bagi sebagian orang yang awam, investasi acap kali dianggap menjadi suatu hal yang rumit untuk dilakukan dan memerlukan modal besar. Padahal belum tentu demikian.

Reksadana merupakan satu di antara jenis investasi. Sekarang ini, investasi reksadana justru terbilang mudah untuk dipraktikan dan memerlukan modal yang terjangkau.

Imbal hasil yang ditawarkan dari investasi reksadana juga cukup menguntungkan. Apalagi jenis investasi ini relatif rendah risiko dibanding investasi trading saham.

Pengertian Reksadana

Apabila kamu belum terlalu akrab mengenai jenis investasi ini, maka berangkatlah dahulu dari definisi sebelum nanti mengetahui seluk beluknya secara lengkap.

Jadi secara sederhana, reksadana bisa diartikan sebagai aktivitas penghimpunan dana dari masyarakat pemodal (investor) yang kemudian dikelola oleh manajer investasi (bank atau agen reksadana) ke dalam bentuk portofolio efek berupa investasi saham, obligasi ataupun deposito.

Reksadana akan sangat ideal bagi investor pemula yang rata-rata memiliki banyak keterbatasan waktu, dana atau modal, informasi, dan pengetahuan mengenai investasi (literasi). Karena dana atau modal yang dinvestasikan akan dikelola oleh manajer investasi.

Dengan begitu, kamu sebagai investor tidak perlu lagi repot melakukan analisa dan mengelola portfolio. Semuanya bisa kamu serahkan kepada manajer investasi. Seakan-akan, kamu adalah pilot yang menerbangan pesawat dalam mode outo-pilot.

Jenis Investasi Reksadana

Selain memahami definisinya, kamu juga perlu mengetahui apa saja instrumen reksadana ini. Langkah ini akan sangat membantu saat hendak memilih investasi reksadana yang sesuai dengan profilmu.

2 Pengertian Definisi Macam Jenis Reksadana Adalah

Jadi, investasi reksadana itu terdiri dari 4 jenis atau instrumen. Di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Reksadana Saham

Reksadana saham menawarkan imbal hasil atau keuntungan paling tinggi di antara instrumen lainnya. Tapi, jenis reksadana ini juga memiliki risiko paling besar.

Ya, risiko reksadana saham lebih tinggi karena harga saham juga sangat fluktuatif. Dalam reksadana saham, manajer investasi akan menempatkan dana atau modal yang kamu investasikan ke instrumen saham.

Dari investasimu tersebut, manajer investasi akan mengkapitalisasi pasar modal. Tujuannya menghasilkan imbal hasil yang tentunya paling menguntungkan. Tapi upaya tersebut paling mungkin dapat diraih dalam jangka panjang.

Jelas ini bukanlah investasi yang aman jika kamu ingin meraih keuntungan dalam jangka pendek.

2. Reksadana Pasar Uang

Reksadana pasar uang ditujukan untuk meraih keuntungan melalui investasi pada pasar uang. Ini adalah jenis investasi reksadana yang paling aman dan risikonya paling rendah.

Biasanya, manajer investasi akan secara selektif memilih instrumen pasar uang sebagai penempatan investasi (diversifikasi) guna menurunkan tingkat risiko. Cara ini dapat memberikan tingkat likuiditas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dana tunai dalam waktu yang singkat.

Karena pasar uang bisa dibilang sebagai jenis investasi reksadana yang dapat memberi keuntungan dalam jangka pendek.

3. Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana pendapatan tetap ditujukan untuk meraih tingkat pengembalian yang menekankan pada stabilitas modal. Instrumen investasi yang menjadi tujuan penempatan dana atau modal dari reksadana jenis ini adalah obligasi. Obligasi tersebut nantinya bisa kamu jual belikan. Prinsip keuntungannya berdasarkan seberapa tinggi nilai dari obligasi.

Berbeda halnya dengan reksadana saham, kinerja obligasi didorong oleh perubahan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate. Penurunan suku bunga acuan akan mendorong kenaikkan harga obligasi.

Dengan demikian, kenaikan harga obligasi akan meningkatkan imbal hasil reksadana pendapatan tetap. Risiko instrumen reksadana pendapatan tetap tergolong lebih rendah daripada instrumen reksadana pendapatan campuran, seperti yang akan dibahas di poin selanjutnya ini.

4. Reksadana Pendapatan Campuran

Reksadana pendapatan campuran cenderung mengkombinasikan berbagai instrumen investasi yakni saham, obligasi dan pasar uang dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam jangka panjang.

Tapi, keuntungan reksadana campuran tidak setinggi reksadana saham. Hal ini juga yang menyebabkan risikonya lebih rendah dibandingkan reksadana saham.

Keunggulan dari reksadana campuran adalah fleksibel dalam mengkomposisi portofolio investasimu. Manajer Investasi bisa meracik investasimu ke berbagai instrumen reksadana. Inilah yang dimaksud dengan langkah diversifikasi itu.

Bandingkan saja dengan reksadana saham yang hanya fokus pada satu instrumen. Sedangkan reksadana campuran bisa menggabungkan investasi pada instrumen saham, surat utang atau obligasi serta lainnya.

Tips Memulai Investasi Reksadana

Pengetahuanmu tentang investasi reksadana saat ini tentu mulai tercerahkan setelah memahami pengertian dan berbagai instrumennya seperti yang diulas pada bagian sebelumnya. Tapi sampai di titik ini, mungkin kamu masih sedikit bingung mengenai bagaimana memulai investasi reksadana itu sendiri.

3 Tips Memulai Investasi Reksadana

Baiklah, pada bagian ini kamu akan mendapatkan tipsnya. Setidaknya ada tiga hal yang perlu kamu pahami sebelum memulai investasi reksadana. Yang pertama adalah profil risiko, kemudian tujuanmu berinvestasi serta kemampuan keuangan. Pembahasan selengkapnya akan dijelaskan dalam poin-poin berikut :

1. Mengenali Profil Risiko

Sebelum menginvestasikan modal pada instrumen reksadana, sebaiknya kamu lebih dahulu dapat mengenali profil risiko sebagai investor. Terdapat tiga kategori profil risiko investor yakni, konservatif, moderat dan tinggi.

Pada uraian sebelumnya, telah menjelaskan apa-apa saja risiko instrumen-instrumen reksadana mulai yang tertinggi sampai terendah. Profil risiko akan berguna membantu kamu dalam memilih instrumen reksadana yang sesuai.

Profil risiko investor konservatif cenderung menginginkan nilai investasinya tetap terjaga. Reksadana pasar uang atau surat berharga negara, yang mendapat jaminan pemerintah menjadi instrumen yang ideal untuk profil risiko ini. Karena, reksadana pasar uang dan surat berharga negara imbal hasilnya stabil dan risikonya kecil.

Kemudian, profil risiko investor yang moderat atau sedang, ideal dengan reksadana campuran. Atau melakukan diversifikasi ke berbagai instrumen, misal reksadana pasar uang, pendapatan tetap dan campuran.

Sedangkan profil risiko tinggi cocok berinvestasi reksadana saham. Instrumen saham memiliki risiko tinggi karena fluktuasi harganya, namun masih bisa menawarkan imbal hasil yang bagus dalam jangka panjang. Kecenderungan ini sering berlaku pada investor dengan profil risiko tinggi.

2. Menentukan Tujuan Investasi

Setelah memahami profil risiko, kamu juga perlu menentukan tujuan dari berinvestasi. Tujuan tersebut di antaranya berkaitan dengan jangka waktu.

Pertanyaan-pertanyaan yang bisa kamu pergunakan untuk menentukan tujuan antara lain, “apakah investasi ditujukan sebagai jaminan hari tua dalam 10 tahun mendatang?”, atau “apakah investasi ditujukan untuk membiayai pembangunan rumah dalam waktu 6 bulan ke depan?” dan lain-lain sejenisnya.

Selanjutnya, kamu tinggal memperkirakan seberapa besar peluang tujuan tersebut dapat tercapai dari instrumen-instrumen reksadana yang diilih. Berdasarkan imbal hasil yang ditawarkan dan tingkat riskonya.

3. Menyesuaikan Kemampuan Keuangan

Langkah berikutnya yakni menyesuaikan jumlah investasi dengan kemampuan keuanganmu. Perhitungkan betul-betul dana yang akan diinvestasikan dari sumber penghasilan setelah dikurangi pengeluaran rutin.

Usahakan untuk tidak memaksakan diri. Karena akan menggangu alur keuangan (cashflow).

Dan yang paling penting untuk kamu pahami, jangan sampai menggunakan dana dari utang sebagai modal investasi. Sebab investasi bersifat tidak pasti, sedangkan pengembalian utang merupakan hal yang pasti.

Cara Memiliki Reksadana

Di jaman sekarang, investasi reksadana semakin mudah untuk dilakukan. Peningkatan layanan dan fasilitas telah banyak dilakukan oleh penyedia produk investasi demi memudahkan investor dalam mengakses instrumen yang ditawarkannya.

Apalagi, usaha ini juga didorong oleh kondisi sekamin tingginya minat terhadap investasi. Maka dari itu sekarang kamu bisa memiliki reksadana secara online ataupun offline.

4 Cara Memiliki Reksadana

Pembelian reksadana secara langsung (offline) bisa dilakukan dengan cara mendatangi perusahaan sekuritas, manajer investasi atau lembaga perbankan. Di lain sisi, banyak pula platform atau aplikasi investasi yang bisa kamu coba untuk membeli reksadana secara online.

Sebelum membuat akun atau membeli produk investasi, pastikan perusahaan sekuritas yang tempat kamu mendaftarkan diri telah diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Karena investasi reksadana pada prinsipnya akan dijalankan oleh pihak lain, maka perlu juga mengetahui rekam jejak perusahaan sekuritas yang kamu pilih. Paling tidak kamu bisa mencermatinya mulai dari usia produk investasi yang ditawarkan. Serta jumlah dana yang dikelolanya.

1. Membeli Reksadana Secara Offline

Untuk membeli produk reksadana secara langsung atau offline, kamu bisa mulai dengan mencari informasi mengenai agen penjual produk reksadana.

Pahami informasi-informasi mengenai produk yang ditawarkan, manajer investasi yang menjadi mitra, bank kustodian, serta cara pembelian dan penjualan kembali produk reksadana.

Setelah memilih instrumen reksdana yang sesuai dengan profil risiko, kamu bisa mengisi formulir pembukaan rekening efek. Dokumen yang wajib kamu lengkapi antara lain, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan materai.

Setelah mengisi formulir dan mendaftar, kamu akan mendapat nomor identitas nasabah. Nomor inilah yang nantinya menjadi identitas setiap melakukan transaksi pembelian atau penjualan reksadana.

2. Membeli Reksadana Secara Online

Cara ke dua ini pada prinsipnya sama dengan offline. Yang membedakan di sini, kamu hanya perlu perangkat telepon pintar (smartphone) dan sambungan internet agar dapat membuat akun, menyimpan portofolio hingga bertransaksi.

Langkah pertama tentunya cari dahulu informasi (browsing) mengenai aplikasi atau platform dan website terpercaya yang menawarkan produk reksadana. Setelah mendapatkannya, langsung download dan install di smartphone kamu.

Lakukan registrasi dengan terlebih dahulu mengisi data diri, mengunggah dokumen yang disyaratkan melalui aplikasi. Setelah proses pendaftaran berhasil disetujui, kamu akan mendapat akun berisi nomor identitas.

Aktivasi akun tersebut agar kamu bisa memilih produk reksadana yang ditawarkan oleh manajer investasi. Setelah portofolio investasimu disetujui, lakukan pembayaran melalui layanan uang elektronik atau transfer.

Istilah Dalam Investasi Reksadana

Setelah berhasil berinvestasi reksadana, kamu akan menemui beberapa istilah yang bisa dikatakan cukup asing terdengar. Istilah-istilah tersebut biasanya berkaitan dengan transaksi, jual-beli reksadana dan lain sebagainya.

5 Istilah Dalam Investasi Reksadana

Beberapa istilah yang umum ditemui dalam investasi reksadana adalah :

1. NAB (Nilai Aktiva Bersih)

NAB merupakan jumlah dana atau aset reksadana yang dikelola oleh manajemen investasi. Biasanya mencakup kas, deposito, saham, dan obligasi. Semakin tinggi NAB menjukan semakin tingginya kepercayaan investor terhadap reksadana tertentu.

2. UP (Unit Penyertaan)

UP sering juga disebut sebagai harga suatu reksadana. Fluktuasi UP dipengaruhi oleh harga pasar serta perubahan dana kelolaan.

3. Portofolio Efek

Merupakan kumpulan dari berbagai surat berharga, obligasi, saham, unit penyertaan reksadana, surat pengakuan utang, surat berharga komersial, dan tanda bukti utang.

4. Subscription Fee

Biaya yang ditanggung atas pembelian suatu reksadana. Beberapa perusahaan sekuritas memberlakukan subscription fee.

5. Redemption Fee

Biaya yang dikenakan atas penjualan atau pencairan UP. Biaya redemption biasanya lebih besar sekitar 0 hingga 5 persen dibanding Subscription Fee.

6. Transaksi Switching

Istilah Ini merujuk pada transaksi yang disebabkan adanya pengalihan dari satu reksadana ke reksadana lain.

7. Bank Kustodian

Lembaga keuangan yang terdaftar di OJK yang bertugas mengawasi dan menyimpan aset reksadana. Aset tersebut bisa saja terdiri dari saham, obligasi, dan aset lainnya.

8. KIK (Kontrak Investasi Kolektif)

Merupakan kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Dalam Kontrak Investasi Kolektif atau KIK, wajib mencantumkan hak dan tanggung jawab pihakpihak yang terlibat dalam kontrak.

Demikian panduan lengkap mengenai investasi reksadana untuk pemula. Semoga artikel ini dapat membantumu dalam meraih kesuksesan finansial. Selamat berinvestasi.

Leave a Comment