Pengertian Empati : Istilah, Tipe, Faktor, Manfaat dan Ciri-Ciri

Empati merupakan kondisi mental yang membuat seseorang bisa merasakan perasaan, pikiran atau kejadian yang sama seperti orang lain. Empati seringkali disamakan dengan simpati, namun sebenarnya punya karakteristik yang berbeda.

Pengertian Empati

Rasa empati bisa timbul karena kemampuan untuk menyadarkan diri pada saat berhadapan dengan perasaan sesama dan bertindak untuk menolongnya.

Diri sendiri akan paham orang lain dari sudut pandangnya sendiri. Perasaan tersebut sebetulnya sangat penting untuk menjalin atau membangun relasi dengan orang lain.

Sedangkan menurut pendapat Chaplin, empati adalah kemampuan untuk memproyeksikan perasaan sendiri dalam sebuah kejadian, satu objek alamiah atau karya estetis serta realisasi dan pengertian dari kebutuhan serta penderitaan pribadi yang lainnya.

Pengertian Empati Menurut Para Ahli

1. Menurut M. Umar dan Ahmadi Ali

Empati diartikan sebagai kecenderungan yang dirasakan seseorang untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain dan berandai-andai jika ia ada di posisi orang tersebut.

2. Menurut Patton

Empati diartikan sebagai menjalin relasi akrab sehingga dapat paham dengan perasaan orang lain namun butuh waktu serta proses. Meski bukan hal yang mudah, namun seseorang harus melakukannya untuk bisa mempunyai rasa kasih serta perhatian untuk orang yang dituju.

3. Menurut Chaplin

Chaplin mengartikan jika empati adalah kemampuan untuk memproyeksikan perasaan ke sebuah objek atau kejadian, karya estetis serta realisasi ke kebutuhan sampai penderitaan orang lain.

4. Menurut Al Barry dan Partanto

Mereka berpendapat jika empati merupakan sikap keaktifan otot atau perasaan yang dialami manusia pada saat sedang berhadapan dengan manusia atau benda dan bersatu dengan mereka di waktu tertentu serta mengadakan respon.

5. Menurut E.B. Titchener

Ia berpendapat jika empati merupakan perasaan yang timbul karena peniruan secara fisik yang kemudian bisa menciptakan perasaan yang sama.

Sejarah Empati

Pada awalnya, istilah empati dipakai kritikus estetika untuk memahami perspektif oeang lain. E. B. “mimikri motor” adalah istilah lain yang dipakai Titchener seorang psikolog asal Amerika. Ia mengatakan jika peniruan secara fisik atas beban orang lain dan ikut merasakannya.

Tipe Empati dan Contoh

Banyak orang yang salah mendefinisikan empati memiliki pengertian sama dengan simpati, padahal perbedaannya sangat jauh. Ketika seseorang berempati, dia melakukan lebih dari sekadar merasa kasihan pada orang lain; dan sebenarnya lebih membayangkan situasi dari sudut pandang orang itu.

Ada tiga jenis empati yang berbeda, dan mungkin saja memiliki lebih dari satu jenis sekaligus:

  • Empati emosional – Ketika merasakan sesuatu karena orang lain merasakannya. Contohnya seperti saat seseorang menangis menonton adegan yang sangat menyedihkan dalam sebuah film.
  • Empati kognitif – Melibatkan pemikiran lebih dari perasaan, empati kognitif berarti menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika kita curhat dengan seorang teman tentang sesuatu dan mereka paham dan ikut merasakan apa yang kita alami, sering kali karena teman menggunakan empati kognitif.
  • Empati Belas kasihan – segala jenis empati yang mengarah pada tindakan. Contohnya ketika melihat seseorang yang membutuhkan kemudian kita menawarkan orang itu makanan atau uang.

Perkembangan Empati

1. Empati Emosi

Dari bayi berusia 0 bulan sampai 1 tahun umumnya akan ikut menangis pada saat melihat bayi lainnya menangis. Hoffman mengatakan jika ini merupakan empati global sebab seseorang tidak dapat membedakan antara dirinya sendiri dengan dunia.

2. Empati Egosentrik

Du masa balita atau di bawah usia 5 tahun, anak mulai dapat membedakan jika kesedihan tersebut bukan miliknya. Selain itu, anak juga sudah mulai merasakan jika kesusahan yang sedang dirasakan orang lain bukanlah kesusahannya sendiri.

Perkembangan kognitif anak di usia ini memang belum matang, namun secara naluri sudah mencoba membantu meski belum tahu dengan pasti apakah tindakannya tersebut sudah benar atau belum.

3. Empati Kognitif

Masuk ke usia 6 tahun, anak sudah mulai bisa memandang dari perspektif orang lain. Jenis empati ini tidak butuh komunikasi emosi seperti menangis. Baik diperlihatkan atau tidak, namun anak sudah mulai mengerti empati.

4. Empati Abstrak

Ketika masuk ke usia 10 hingga 12 tahun, empati tidak hanya diperuntukkan bagi orang yang sering ditemui atau dikenal. Kelompok orang yang belum pernah ditemui juga bisa menjadi tujuan dari empatinya.

Faktor Empati

1. Pola Asuh Orang Tua

Sebetulnya, manusia sudah terlahir dengan potensi berempati sebanyak 98%. Sedangkan sisanya merupakan orang dengan kecenderungan psikopatik.

Pola asuh orang tua harus bisa menanamkan nilai empati untuk anak semenjak masih kecil. Untuk itulah, dalam masa tumbuh kembang anak, orang tua harus bisa menjadi pembimbing serta guru utama untuk membentuk karakter anak.

Orang tua merupakan contoh yang akan sangat berpengaruh pada anak. Cara yang bisa dilakukan adalah tidak terlalu mementingkan diri sendiri dan lebih mendorong anak untuk mengalami serta mengekspresikan emosi.

Selain itu,usahakan untuk tidak mengekang anak saat akan berinteraksi dengan temannya asal masih dalam lingkup yang positif.

2. Kepribadian

Kepribadian juga menjadi faktor yang mempengaruhi empati. Seseorang bisa dipastikan mempunyai kepekaan yang tinggi pada saat mau berbagi dengan orang lain.

Orang seperti ini umumnya bisa mengontrol emosi dengan baik untuk diri sendiri. Selain itu, kepribadian yang introvert juga dikatakan punya rasa empati yang lebih tinggi dibandingkan ekstrovert.

3. Usia Serta Derajat Kematangan

Dengan semakin bertambahnya usia, maka tingkat empati seseorang juga semakin tinggi. Derajat kematangan seseorang semakin tinggi sehingga bisa bersosialisasi dengan baik antar sesama.

4. Sosialisasi

Contohnya seperti anak sedang bermain dengan temannya. Dalam permainan tersebut, tentunya akan ada relasi atau kerja sama yang dekat. Nantinya, mereka bisa lebih terbuka dengan orang lain serta merasakan toleransi.

Manfaat Empati

1. Lebih Disukai Orang Sekitar

Dengan berempati, maka seseorang bisa menghasilkan aura atau emosi yang positif. Hidup nantinya juga akan terasa lebih bahagia dengan orang sekitar yang merasakan belas kasih dan rasa kasih sayang.

2. Menjauhkan Diri Sendiri dari Sikap Egois

Belas kasih akan menjauhkan diri sendiri dari rasa egois, iri serta tinggi hati. Beberapa keburukan ini tidak bagus untuk diri sendiri karena bisa menyebabkan stres, ambisi yang tinggi sampai kebohongan. Bermusuhan dengan orang lain nantinya bisa memperburuk hari dan membuat hidup jadi tidak sehat.

3. Mendapatkan Kebaikan

Dengan memiliki sikap peduli serta aksi membantu orang lain, maka akan membuat seseorang memiliki pribadi yang lebih baik. Dengan begitu, Tuhan dan juga sesama akan membalas semua kebaikan tersebut dan kehidupan akan dipermudah serta tidak penuh dengan masalah.

Ciri-ciri Empati

1. Memiliki Kemampuan Untuk Memahami Orang Lain

Perilaku multifaktor yang dipengaruhi banyak hal. Pada saat melihat seseorang merasakan emosi tertentu, maka dirinya sendiri akan secara natural merasakan hal yang serupa.

Ini sangat penting untuk berinteraksi sehingga bisa terhubung dengan orang lain. Perbincangan juga jadi searah dan lawan bicara bisa merasa senang. Akan tetapi, ada masanya ketika seseoang tidak bisa memahami perasaan orang lain, namun bukan berarti tidak peduli namun tidak mengerti.

2. Bisa Memahami Bahasa Isyarat

Emosi seseorang bisa terlihat dari gelagat sehingga gerakannya juga bisa berbicara. Contohnya pada saat sedang merasa bahagia, maka seseorang bisa merasa lebih ceria serta bersemangat.

Sedangkan ketika sedih, maka seseorang akan murung dan terlihat lesu pada saat beraktivitas. Intonasi atau cara nonverbal lainnya juga bisa digunakan untuk mengetahui emosi seseorang.

3. Peran yang Dilakukan

Empati akan mewujudkan sebuah kenyataan serta aksi pada perasaan yang dirasakan. Akan tetapi, tidak semua orang bisa merespon perasaan dari orang lain.

Pada saat sedang sedih, ada sebagian yang mendengarkan dan merasa iba. Sedangkan sebagian orang lagi akan pergi dan abai.

Ketika ada orang yang menjadi pendengar kembali, maka hanya kata maaf yang diucapkan serta berasalan jika tidak kuat mendengar cerita sedih tersebut. Bahkan, tidak sama sekali dan tidak peduli serta mengungkit kejadian yang lama.

Sumber Referensi

https://www.gramedia.com/literasi/empati/
https://dosenpsikologi.com/pengertian-empati-menurut-para-ahli
https://dosensosiologi.com/pengertian-empati/
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-jenis-dan-contoh-empati-yang-harus-dimiliki-setiap-orang-1wHIu3CgdEV

Leave a Comment