Pengertian Sosiologi : Menurut Para Ahli, Hakikat, Ciri, Komponen dan Manfaatnya

Pengertian Sosiologi

Ilmu sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang fokus untuk membahas mengenai sifat serta perkembangan yang ada pada masyarakat, proses sosial, struktur sosial hingga perubahan yang terjadi di dalamnya. Sosiologi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu dari kata ‘socius’ yang memiliki arti teman atau kawan, dan kata ‘logos’ dari bahasa Yunani yang memiliki arti ilmu pengetahuan. Menurut Encyclopedia Britannica (2015) menyatakan bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan sosial yang fokus untuk mempelajari masyarakat, proses serta interaksi yang melestarikan dan mengubah mereka. Ilmu sosiologi memeriksa mengenai dinamika bagian-bagian dari masyarakat penyusun, termasuk di antaranya seperti komunitas, intitusi, gender, kelompok umum bahkan ras. Ilmu sosiologi juga mempelajari tentang sebuah status sosial atau stratifikasi, perubahan sosial, gerakan sosial hingga gangguan sosial yang terjadi dalam bentuk penyimpangan, revolusi, juga  bahkan kejahatan.

Source: dave4math.com

Hal itu dikarenakan manusia pada umumnya sering bergantung pada organisasi serta institusi untuk memberikan informasi keputusan serta tindakan yang akan mereka lakukan. Selain itu juga mengingat bahwa peran penting yang dimainkan oleh tokoh organisasi untuk mempengaruhi tindakan manusia merupakan sebuah tugas yang bersifat sosiologi untuk menemukan bagaimana cara sebuah organisasi untuk mempengaruhi perilaku seseorang, bagaimana cara organisais berinteraksi satu sama lain, bagaimana organisasi bisa dibentuk. Paling mendasar dari semuanya adalahnstruktur organisasi dalam lembaga ekonomi, pendidikan, agama dan politik. Selain itu ada juga lembaga yang memang khusus seperti komunitas, keluarga, kelompok teman sebaya, militer, asosiasi sukarelawan mau pun dalam bentuk kelompok klub.

Perkembangan ilmu sosiologi memiliki sejarah yang sudah lama didirikan oleh orang-orang bangsa Yunani kuno. Pada awalnya ilmu sosiologi merupakan bagian dari filsafat sosial. Pembahasan perkembangannya dimulai dari masyarakat yang semakin lama semakin meningkat, seperti dalam susunan taraf kehidupan yang diinginkan serta berbagai macam norma yang harus ditaati oleh seluruh masyarakat. Seorang filsuf Perancis yang bernama Auguste Comte akhirnya mengemukakan kekhawatirannya setelah melihat keadaan masyarakat Perancis ketika terjadi Revolusi Perancis dalam buku sosiologi yang berjudul ‘Menyelami Sosial di Masyarakat’ pada abad ke-19.

Source: masalamommas.com

Dampak dari revolusi tersebut sendiri adalah menimbulkan perubahan yang positif disertai dengan kemunculan iklim dari demokrasi yang juga mendatangkan perubahan yang negatif. Terdapat perubahan negatif yang berupa konflik antar kelas yang semakin lama semakin mengarah pada sifat yang anarkisme di dalam anggota masyarakat. Ada pun konflik tersebut dilatarbelakangi oleh banyaknya ketidaktahuan yang ada di dalam masyarakat untuk mengatasi perubahan maupun hukum yang mengatur tentang stabilitas anggota masyarakat.

Oleh karena itu Auguste Comte kemudian menyarankan agar berbagai macam penelitian yang berkaitan mengenai masyarakat untuk segera ditingkatkan untuk menjadi satu ilmu yang berdiri sendiri.  Sehingga dari sanalah lahir mengenai ilmu sosiologi yang menjadi ilmu paling muda yang muncul dibandingkan dengan ilmu sosial yang lainnya.

Source: edc.eng.cam.ac.uk

Isitilah sosiologi sendiri sudah sejak lama dikenalkan oleh Auguste Comte di dalam bukunya yang memiliki judul Cours de Philosophie Positive pada tahun 1830. Buku tersebut menjelaskan mengenai objek dari sosiologi yang merupakan masyarakat secara kesuluruhan atau yang kita kenal juga sebagai manusia.  Ilmu sosiologi akhirnya menjadi berkembang di Eropa, khususnya di negara Perancis dan Jerman. Kemunculan ilmu sosiologi juga berkat empat orang penemu besar yang lainnya yaitu Karl Max, Herbet Spencer, Max Weber, serta Emile Durkheim. Selain empat tokoh besar tersebut terdapat juga tokoh lainnya seperti Pitirim Sorokin, Roucek dan Warren, William F. Ogburn, Mayer F. Nimkopf, J.A.A Von Dorn, CJ. Lammers, Selo Sumardjan, Soelaeman Soemardi yang merupakan ahli di dalam bidang sosiologi.

Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli

Auguste Comte

Menurut Auguste Comte, ilmu sosiologi merupakan ilmu yang positif. Hal itu berati bahwa sosiologi fokus untuk mempelajari tentang berbagai gejala sosial yang muncul di kalangan masyarakat dengan berlandaskan ilmiah serta logika yang rasional.

Anggapannya mengenai sosiologi terbagi menjadi dua pokok utama, yaitu social statistics serta social dynamics. Sosiologi sebagai sosial statistik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bentuk hubungan timbal baik di antara berbagai lembaga kemasyarakatan. Sementara sosiologi sebagai sosial dinamis merupakan ibarat teropong yang melihat bagaimana cara berbagai lembaga tersebut akan berkembang serta mengalami kemajuan sepanjang masanya. Menurut Auguste Comte, terdapat tiga tahap untuk suatu perkembangan intelektual yaitu sebagai berikut:

  1. Tahap fiktif atau bisa juga disebut teologis, tahap ini merupakan sebuah tahap di mana umatr manusia bisa menafsirkan berbagai gejala sosial yang ada di sekelilingnya secara teologis. Hal itu dilakukan dengan proses pengendalian kekuatan roh Dewa atau Tuhan Yang Maha Kuasa
  2. Tahap metafisik, merupakan sebuah tahap di mana manusia bisa beranggapan bahwa di dalam setiap gejala yang muncul akan terdapat berbagai macam kekuatan atau suatu inti tertentu yang pada akhirnya bisa tetap diungkap.
  3. Tahap positif, di mana pada tahap ini manusia memiliki keterikatan pada cita-cita yang tidak memiliki verifikasi sebab adanya bentuk kepercayaan yang mengatakan bahwa setiap cita-cita yang terkait pada sebuat realita tertentu di mana tidak memiliki banyak usaha untuk menemukan berbagai hukum alam yang seragam.
Karl Max

Menurut Karl Max, melalui The Communist Manifesto tokoh ini sendiri meyakini bahwa masyarakatperlu untuk dibebaskan dari sistem yang kapitalis. Sosiologi dipercayainya dapat melawan berbagai bentuk penindasan yang akan melahirkan kalangan masyarakat tanpa kelas.

Source: exploringyourmind.com
Herbert Spencer

Menurut Herbert Spencer, ilmu sosiologi merupakan suatu ilmu yang lebih fokus untuk mengamati proses serta susunan sosial yang menjadi sebuah sistem.

Max Weber

Menurut Max Weber, ilmu sosiologi adalah sebuah ilmu yang berlaku sebagai studi yang bisa meninjau tindakan sosial untuk menjelaskan hubungan antara sebab dan akibat dari suatu fenomena sosial yang tertentu.

Emile Durkheim

Menurut Emile Durkheim, ilmu sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang fakta serta intitusi sosial yang ada di tatanan masyarakat. Emile Durkheim sendiri meyakini bahwa terdapat sebuah kekuatan untuk mengendalikan individu berdasarkan fakta yang berkaitan dengan cara berpikir dan cara bertindak seseorang.

J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers

Menurut J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers, ilmu sosial merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang berbagai struktur serta proses yang ada di dalam masyarakat dan bersifat stabil.

Roucek dan Warren

Menurut Roucek dan Warren, ilmu sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan di antara manusia di dalam kelompok mereka.

Pitirim Sorokin

Menurut Pitirim Sorokin, ilmu sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan serta pengaruh timbal balik di antara gejala sosial serta nonsosial, hubungan dan pengaruh timbal balik di antara berbagai macam gejala sosial, dan ciri umum semua jenis gejala sosial yang ada.

William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf

Menurut William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf, ilmu sosiologi merupakan sebuah penelitian yang secara ilmiah untuk melihat interaksi sosial serta hasilnya yang berupa organisasi sosial.

Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi

Menurut Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi, ilmu sosial merupakan ilmu tentang kemasyarakatan untuk mempelajari berbagai struktur dan proses sosial termasuk di dalamnya adalah perubahan sosial.  Struktur sosial sendiri merupakan bentuk keseluruhan dari berbagai unsur serta jalinan sosial yang bersifat pokok, di mana terdapat lembaga sosial, kelompok dan lapisan sosial, serta kaidah berupa norma. Sementara proses sosial merupakan sebuah pengaruh dari timbal balik yang ada di antara berbagai jenis segi kehidupan kebersamaan. Misalnya seperti pengaruh timbal balik yang ada pada segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan sistem politik, antara segi kehidupan agama dan segi kehidupan hukum, atau bahkan antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan agama, dan masih banyak lagi contoh timbal balik yang lainnya.

Source: kennethlange.com

Ilmu sosiologi memiliki teori yang berbeda dari teori ilmu sosial yang lainnya. Hal itu karena teori sosial akan lebih memilih fokus pada komentar yang ada di kalangan masyarakat serta untuk memiliki tujuan yang lebih bersifat intensif ke arah sistem politik. Teori sosial mulai terbentuk dari seperangkat hipotesis, paradigma, gagasan maupun argumen yang mengarah pada berbagai macam fenomena sosial. Sangat berbanding terbalik dengan teori dari ilmu sosiologi yang memiliki konsep untuk memahami masyarakat tanpa harus mengacu pada konsep yang baik atau pun benar. Semuanya tersusun dari proposisi abstrak serta bisa diuji kepada masyarakat. Jika keduanya saling dibandingkan, maka teori sosial akan dikatakan sangat kurang dalam memperhatikan sisi objektivitas yang dimilikinya.

Hakikat Sosiologi

  1. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat murni (pure science) serta bukanlah ilmu pengetahuan terpakai atau pun terpakai (applied Science).
  2. Sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan sosial yang bukan merupakan ilmu pengetahuan alam mau pun ilmu pengetahuan kerohanian
  3. Ilmu sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang bersifat umum serta bukan merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki sifat yang khusus.
  4. Sosiologi adalah ilmu pengetehauan yang bersifat abstrak serta bukan merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat konkrit.
  5. Ilmu sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang rasional serta empiris.
  6. Ilmu sosiologi memiliki tujuan untuk menghasilkan berbagai pengertian serta polanya.
  7. Sosiologi bukanlah suatu disiplin ilmu yang normatif, melainkan sebuah disiplin ilmu yang bersifat kategoris. Hal tersebut berarti ilmu sosiologi membatasi untuk diri tentang apa yang telah terjadi dewasa ini, bukan mengenai sesuatu yang terjadi mau pun yang seharusnya terjadi.

Ciri Sosiologi

Ilmu sosiologi merupakan ilmu sosial yang memiliki objek berupa masyarakat, ilmu ini sendiri memiliki beberapa ciri utama sebagai berikut:

  • Ilmu sosiologi bersifat empiris, hal ini berarti bahwa ilmu sosiologi bisa dikembangkan berdasarkan dari hasil penelitian empiris mengenai fenomena sosial yang telah terjadi di dalam kehidupan kalangan masyarakat. Ciri empiris tersebut harus bisa dibuktikan kebenarannya berdasarkan dari kenyataan yang ada secara rasional mau pun logis. Hal tersebut bukan berdasarkan wahyu atau pun spekulasi, misalnya masyarakat yang ada di Indonesia di kenal sangat ramah, kekeluargaan dan gotong royong, serta sederhana.
  • Ilmu sosiologi memiliki sifat yang teoritis, hal tersebut berarti bahwa berbagai macam gejala dan fenomena sosial budaya yang menjadi objek kajian ilmu sosiologi harus diteliti secara konseptual serta teoritis berdasarkan dari hubungan sebab akibat atau kausal serta bisa dirumuskan menggunakan prosedur serta metode ilmiah. Misalnya seperti seorang mahasiswa atau pelajar yang rajin belajar dengan tekun karena telah di dorong oleh keinginan yang kuat untuk menjadi orang yangpandai serta berguna untuk keluarga dan masyarakat.
Source: wearethe94percent.com
  • Ilmu sosiologi memiliki sifat kumulatif, hal ini berarti bahwa berbagai teori dari ilmu sosiologi harus dibangun berdasarkan teori yang telah ada sebelumnya (seperti ilmu filsafat). Teori baru yang diciptakan haruslah sangat mendekati kebenaran serta lebih luas. Pada dasarnya teori baru diciptakan untuk menyempurnakan teori-teori terdahulu yang telah ada. Misalnya seperti pada teori Darwin, seluruh manusia yang ada di muka bumi ini berevolusi dari kera. Namun, pada kenyataannya teori itu sudah tidak berlaku lagi serta mengalami banyak perubahan.
  • Ilmu sosiologi bersifat bukan tentang etika atau non etis, hal ini berarti bahwa berbagai jenis ajaran mengenai tatat tentang asusila serta tidak membicarakan berbagai tingkah laku baik mau pun buruk yang telah terjadi di kalangan masyarakat. Tugas seorang ahli sosiolog adalah untuk mengungkapkan berbagai tindakan sosial yang berdasarkan dengan fakta serta hanya untuk mendeskripsikan berbagai macam fenomena tentang sosila budaya yang tengah terjadi di dalam kalangan masyarakat berdasarkan dengan hukum kausalitas.

Komponen Dasar Masyarakat

  • Populasi, merupakan masyarakat berupa warga yang bisa dilihat dari setiap sudut pandang yang kolektif. Dalam ilmu sosiologi, beberapa aspek sosiologis yang perlu dipertimbangkan salah satunya adalah aspek genetik yang konstan dengan berbagai variabel geneti dan variabel demografis.
  • Kebudayaan, merupakan suatu hasil karya, rasa serta cipta dari berbagai kehidupan dengan bersama yang nantinya bisa mencakup sistem lambang-lambang informasi yang diberikan.
  • Hasil kebudayaan materiil
  • Organisasi sosial, merupakan sebuah jaringan yang berhubungan dengan kalangan masyarakat yang telah bersangkutan. Semua itu antara lain bisa mencakup kalangan masyarakat dengan cara individual mau pun berbagai peranan kelompok sosial.
  • Lembaga beserta sistem sosialnya.

Manfaat Metode di Dalam Sosiologi

Di dalam ilmu sosiologi terdapat dua buah metode yang paling sering digunakan, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Selain itu juga terdapat metode lain seperti Induktif dan Deduktif dengan penjelasan sebagai berikut:

  • Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif akan mengutamakan bentuk data yang bersifat angka, sehingga gejala yang akan diteliti bisa diukur dengan skala, tabel, formula, mau pun indeks menggunakan ilmu yang pasti.

Source: uber.com
  • Metode Kualitatif

Metode kualitatif lebih mengutamakan bentuk yang tidak bisa diukur dengan angka mau pun ukuran yang memiliki sifat eksak. Metode kualitatif sendiri masuk ke dalam metode historis serta metode yang komparatif. Metode historis akan menggunakan bentuk metode analisa yang menjelaskan mengenai berbagai peristiwa yang telah terjadi di masa silam untuk bisa menentukan prinsip-prinsip yang bersifat umum. Metode komparatif lebih mementingkan bentuk perbandingan di antara berbagai macam kalangan masyarakat yang disertai dengan berbagai bidangnya untuk bisa memperoleh bentuk perbedaan serta persamaan untuk mengetahui sebab-akibatnya.

  • Metode Induktif merupakan metode yang didasarkan kepada hal-hal yang berbau khusus nantinya bisa untuk diambil bentuk generalisasinya.
  • Metode Deduktif merupakan suatu metode yang didasarkan kepada hal-hal yang memiliki sifat secara umum yang nantinya juga bisa ditarik kepada penjelasan objek yang lebih khusus.
Source Reference Artikel:

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-sosiologi/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/30/130000469/sosiologi–pengertian-sejarah-dan-ciri-cirinya?page=all
https://tirto.id/pengertian-sosiologi-dan-teori-teori-dasarnya-dari-para-ahli-f8Ty
https://www.studiobelajar.com/sosiologi/

Leave a Comment